Abrasi Terparah di Desa Tanah Merah dan Telesung

Abrasi Terparah di Desa Tanah Merah dan Telesung

SONDE (riaumandiri.co)- Camat Rangsang Pesisir, Idris Sudin menyebutkan abrasi yang terparah di Pulau Rangsang terdapat di dua desa. Yakni Desa Tanah Merah dan Desa Telesung, masing-masing berada di wilayah Kecamatan Rangsang Pesisir, Kabupaten Kepulauan Meranti.

Sementara desa lainnya juga mengalami abrasi parah, sebab seluruh desa yang terletak di bibir pantai menghadap Selat Malaka, menjadi sasaran ombak.

Untuk Kecamatan Rangsang Pesisir abrasi yang terjadi sedikitnya berada digaris pantai sepanjang 15 000 meter. Membujur dari Timur ke Barat  terletak di sebelah Utara Pulau Rangsang tersebut.

"Dan dari sepanjang 15 Km itu, 3 kilo meter diantaranya yakni di sepanjang pantai Desa Tanah Merah dan Desa Telesung adalah abrasi yang terparah,”ungkap Camat Rangsang Pesisir, Idris Sudin akrap disapa Sampul, kepada Haluan Riau Rabu kemarin.

Idris mengaku Desa Tanjung Kedabu memang juga mengalami abrasi yang cukup parah. Demikian juga Desa Kedaburapat. Dan pada tahun 2015 lalu Desa Kedaburapat telah mendapat bangunan batu beronjong sepanjang 150 meter. Bangunan itu telah berdiri kokoh menghempang derasnya ombak yng menerjang pulau.

"Dan tahun ini pula Desa Tanjung Kedabu kita dengar mendapat pembangunan penyelamatan pulau untuk sepanjang 7.000 meter. Dan kita sangat berharap untuk tahun berikutnya di dua desa yang mengalami musibah abrasi terparah itu bisa mendapat perlindungan melalui pembangunan batu beronjong yang sama,”sebut Sebut Camat ini.

Menurutnya, abrasi yang terjadi di Pulau Rangsang terutama di wilayah Kecamatan Rangsang Pesisir menjadi ancaman abrasi yang sangat serius. Saat ini ribuan hektar tanah masyarakat telah tercebur ke laut.

Sehingga jika air surut, maka keberadaan pantai tampak semakin luas. Demikian juga jika pasang terjadi maka lautan kian menyerang ke daratan.

Musibah alam ini sangat mengkhawatirkan masyarakat desa.  Dan kita tidak bisa menghitung lagi berapa besar angka kerugian yang dialami masyarakat di sepanjang garis pantai Utara Pulau Rangsang tersebut. Mulai dari hilangnya lahan pertanian, lahan perkebunan, perumahan bahkan juga tanah wakaf atau pekuburan, lenyap ditelah ombak Selat Malaka itu.

"Untuk itulah kita berharap perhatian pemerintah provinsi dan pemerintah pusat sehingga Pulau Rangsang atau Kepulauan Meranti nantinya tidak menjadi hanya tinggal kenangan saja,”kata dia lagi.(jos)