Academy Awards 2016

Akhir Penantian Leonardo DiCaprio

Akhir Penantian Leonardo DiCaprio

LOS ANGELES (riaumandiri.co)-Penantian panjang Leonardo DiCaprio akhirnya terjawab. Setelah beberapa kali tampil sebagai nominator, aktor berusia 41 tahun akhirnya ditahbiskan sebagai aktor terbaik. dalam malam penganugerahan Academy Awards ke-88 di Dolby Theater, Los Angeles, California, Minggu (28/2) waktu setempat atau Senin (29/2) WIB.

Sepanjang 25 tahun karirnya di Akhir
film, Leo demikian ia akrab disapa, ia telah meraih nominasi sebanyak empat kali. Ia masuk nominasi Oscar pertama pada tahun 1994 untuk kategori aktor pendukung di film What’s Eating Gilbert Grape. Di film itu, dia berperan sebagai anak yang punya masalah mental.

Selanjutnya, perannya di Romeo + Juliet dan Titanic tidak mendapatkan pengakuan dari Academy of Motion Picture Arts and Sciences. Baru sekitar 10 tahun kemudian dia kembali masuk nominasi lewat perannya sebagai Howard Hughes di The Aviator. Pada 2006, dia dinominasikan untuk Blood Diamond dan 2013 untuk The Wolf of Wall Street. Sayang, dia belum beruntung kala itu.

Dalam ajang Oscar kali ini, Leo memang difavoritkan. Aktingnya sebagai pemburu bulu yang ditinggalkan agar mati di kawasan membeku setelah diserang seekor beruang di The Revenant.

Dalam perjuangannya untuk bertahan hidup, karakternya, Hugh Glass, menelusuri hutan yang ditutupi salju, hanyut di air terjun, tidur di dalam bangkai kuda dan makan hati bison mentah sebelum kembali ke kamnya. Dia juga membawa misi balas dendam kepada teman-teman pemburunya yang juga telah membunuh anaknya.

Namun ketika memberi sambutan, Leo justru memanfaatkannya untuk berbicara tentang perubahan iklim. Dia juga mendapatkan standing ovation saat naik panggung untuk menerima piala itu.

“Mari, jangan sia-siakan planet ini. Saya tidak menyia-nyiakan malam ini. Produksi kita harus dipindah ke kutub selatan planet ini untuk mencari salju. Perubahan iklim itu nyata, itu terjadi sekarang. Ini adalah ancaman yang paling penting yang dihadapi seluruh spesies kita dan kita harus bekerja bersama. Dan, kita harus mendukung pemimpin di seluruh dunia yang tidak bicara untuk polutan besar dan perusahaan besar tapi yang bicara untuk seluruh kemanusiaan,” papar Leo, yang dikutip Reuters.

Academy Awards ke-88, juga menyimpan cerita lain. Spotlight akhirnya ditetapkan sebagai film terbaik. Film itu berhasil mengalahkan sejumlah nominee lain yang tak kalah kuat seperti The Revenant dan Mad Max: Fury Road. Kedua film ini mendominasi Oscar kali ini dengan masing-masing mengantungi 12 dan 10 nominasi.

The Revenant, yang memiliki 12 nominasi, tampaknya harus mengakui kehebatan Mad Max: Fury Road. Dari 12 nominasi itu, The Revenant hanya bisa membawa pulang tiga piala, termasuk untuk Sutradara Terbaik—Alejandro G Inarritu—dan Sinematografi Terbaik.

Nasib berbeda dialami Mad Max: Fury Road. Dari 10 nominasi, film ini memenangkan 6 kategori di antaranya. Sementara, film laris The Martian, yang mendapatkan 7 nominasi terpaksa pulang dengan tangan hampa. Nasib serupa juga dialami Star Wars: The Force Awakens.

elaran Academy Awards 2016 berakhir sudah setelah film 'Spotlight' diumumkan sebagai 'Best Picture'. Sepanjang 3,5 jam, insan perfilman dunia punya jagoan-jagoan baru dari 24 kategori.

Namun, Academy Awards tidak pernah hanya soal siapa terbaik. Ada banyak isu yang selalu melekat sepanjang 88 tahun berlangsung. Salah satu yang paling kuat dan seakan tak pernah lepas adalah isu rasis, antara kulit hitam dan kulit putih.

Setiap tahun isu warna kulit menjadi elemen tersendiri dalam Academy Awards. Tidak terkecuali tahun ini yang semakin keras diprotes. Penyebabnya masih sama, langkanya nominasi dari kalangan kulit hitam. Di Academy Awards 2016, seruan boikot juga lantang terdengar, salah satu yang paling nyaring berasal dari aktris Jada Pinkett Smith, istri aktor Will Smith. (bbs, viv, dtc, kom, ral, sis)