Mempertahankan Konsistensi

Mempertahankan Konsistensi

EINDHOVEN (riaumandiri.co)-Perhelatan Babak 16 Besar Liga Champions seringkali mempertemukan dua tim yang memiliki perjalanan berbeda di fase grup. Contoh nyata terjadi saat PSV Eindhoven bersua Atletico Madrid di leg I, Kamis (24/2).

Atletico Madrid melangkah ke fase knock-out dengan status mentereng yakni jawara grup. Wakil Spanyol ini sukses mengangkangi Benfica, Galatasaray dan Astana. Modal berbeda dibawa PSV Eindhoven.

Representasi Eredivisie Belanda ini hanya berstatus runner-up Grup B. Perjalanan mereka juga tergolong penuh keberuntungan. Puncaknya terjadi pada partai pamungkas. Armada PhillipCocu baru bisa memastikan lolos setelah menang atas CSKA Moskow dengan skor 2-1. Kondisi tersebut terbantu dengan tumbangnya Manchester United di tangan Wolfsburg.

Tak heran jika pertemuan keduanya di fase perdelapanfinal musim ini bisa disebut sebagai pertarungan dua tim yang membawa konsistensi (Atletico Madrid) dan pengaruh Dewi Fortuna (PSV Eindhoven). Meski terbilang 'jomplang', situasi terkini membuat pertarungan kedua tim raksasa ini bakal berlangsung ketat dan menarik.

Sepanjang fase penyisihan, PSV mencatat rekor 100% kemenangan saat melakukan pertandingan kandang. Tim yang bermarkas di Philips Stadion ini sukses menang 2-1 atas Manchester United dan CSKA, serta unggul 2-0 kala melawan juara grup, Wolfsburg.

Sedangkan, Atletico saat melakukan pertandingan tandang, belum pernah mengalami kekalahan. 2 kemenangan dan sekali seri dibukukan anak asuhan Diego Simeone untuk rekor laga tandang sepanjang babak penyisihan.

Dari statistik gol dan penyerangan, Atletico unggul dari PSV. Pada babak grup, Los Rojiblancos menciptakan 11 gol, sedangkan perwakilan Belanda sejauh ini baru mengoleksi 8 gol. Hal itu juga didukung dari jumlah tembakan yang diciptakan masing-masing tim, 108 berbanding 57 untuk keunggulan Atletico.

Banyaknya jumlah tembakan menunjukan agresivitas kubu Vicente Calderon, sehingga Atletico Madrid relatif tidak begitu sering mengalami tekanan serangan dari lawan. Situasi itu juga terlihat dari jumlah gol yang bersarang di gawang rival sekota Real Madrid, yakni kebobolan 3 gol, sedangkan PSV sudah kebobolan 7 gol.

Pertemuan antara Atletico dan PSV jika dikaji secara historis sebenarnya bukanlah pertemuan yang memiliki cerita menarik pada masa lalu. Kedua tim tercatat baru bertemu dua kali, yaitu di ajang Liga Champions 2008-2009.
Saat itu, kedua tim berada di Grup D bersama Liverpool dan Olympique Marseille. Dari dua pertemuan antara kedua tim, Atletico sukses memenangkan 2 pertandingan tersebut.

Pertandingan pertama terjadi pada 16 September 2008 di Phillips Stadion, saat itu Atletico yang berstatus sebagai tim tamu, sukses menghajar tuan rumah 3-0. Trigol tim berjuluk Los Colchoneros ini lahir dari aksi Sergio Aguero (2 gol) dan Maniche.

Pada pertemuan kedua di Stadion Vicente Calderon, Atletico yang saat itu dilatih Javier Aguierre menang 2-1 atas PSV yang saat itu dilatih oleh Hubb Stevens. Dua gol kemenangan datang dari aksi Simao Sabrossa dan Maxi Rodriguez, sedangkan PSV hanya mampu membalas lewat Danny Koevermans.(blc/ssc/pep)