Serius Tangani DBD

Serius Tangani DBD

Memasuki pekan keenam tahun 2016, angka penderita penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Pekanbaru hingga kini terus mengalami peningkatan. Berdasarkan data terbaru dari Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, sebanyak 152 orang terjangkit DBD di 12 kecamatan di Pekanbaru, sementara lima orang meninggal dunia.

Terus bertambahnya angka penderita DBD tersebut, tentu sangat memprihatinkan. Sebab bisa jadi angka tersebut akan bertambah lagi, mengingat musim hujan pada 2016 ini belum berakhir. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Stasiun Pekanbaru bahkan memprediksi puncak hujan akan terjadi pada Maret hingga April mendatang.

Aksi nyata pemerintah melalui instansi terkait dalam menangani ancaman wabah DBD ini tentu sangat dinantikan masyarakat. Hal itu dikarenakan DBD sudah menjadi ancaman yang serius, mengingat dampaknya cukup mematikan. Kondisi cuaca yang semakin tidak menentu saat ini juga berpotensi menyebabkan perkembangan nyamuk aedes aegipty menjadi sangat cepat.

Mundurnya delapan kepala Puskesmas di Pekanbaru secara bersamaan diharapkan tidak berdampak pada pelayanan kesehatan bagi masyarakat Kota Bertuah saat ini. Hal itu mengingat petugas di Puskesmas merupakan salah satu pilar terdepan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Dengan status itu, mereka dituntut untuk bisa bergerak cepat setiap kali ditemukan ada kasus DBD. Jangan sampai, masalah ini terlambat diatasi sehingga jumlah korban yang meninggal dunia akibat bahaya DBD kembali bertambah.

Dengan jumlah penderitanya yang terus mengalami peningkatan, pemerintah terkesan selalu terlambat dalam menangani kasus DBD. Bukan pada pengobatannya, namun pada pencegahannya. Karena merujuk pada Standar Operasional Prosedur Dinas Kesehatan, fogging baru bisa dilakukan jika ada kasus DBD ditemukan. Namun, seharusnya pencegahan sudah dilakukan sejak musim kemarau, disaat populasi nyamuk masih rendah, sehingga pada musim hujan populasinya dapat semakin ditekan.

Untuk jangka pendek saat ini, kesiapsiagaan Puskesmas maupun rumah sakit sangat diperlukan dalam menangani pasien DBD. Bagi kader kesehatan di Puskesmas, pembagian abate sudah harus dilakukan, tanpa harus menunggu masyarakat datang terlebih dahulu ke pusat pelayanan kesehatan.***