SBY Merasa Disudutkan Penguasa

SBY Merasa Disudutkan Penguasa

JAKARTA (riaumandiri.co)-Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono, tiba-tiba angkat suara soal pemerintahan. Hal itu karena ia merasa sering dikambinghitamkan pemerintah yang berkuasa saat ini.

Kuat dugaan, pernyataan muncul karena dipicu pernyataan panas yang dilontarkan Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution, dalam rapat kerja di Kementerian Perindustrian di Jakarta, Rabu (17/2). Ketika itu Darmin menyebutkan, pemerintahan lalu lambat mendorong perkembangan industri pertambangan.

Pernyataan Darmin itu, direspon Ketua Umum Partai Demokrat (PD) tersebut. "Hingga saat ini, "SBY & Pemerintahan SBY" masih sering dikambinghitamkan & disalahkan oleh pihak yg tengah berkuasa," kicau SBY lewat akun twitter @SBYudhoyono, Kamis (18/2 pukul 09.50 WIB.

SBY mengatakan, pemerintah yang berkuasa sekarang kerap menyalahkan berbagai masalah yang muncul saat ini ke pemerintahannya. Pejabat yang melempar pernyataan menyalahkan adalah mereka yang pernah bertugas bersama SBY pada pemerintahan yang lalu.

"Berbagai masalah yg sekarang muncul dikatakan warisan pemerintahan SBY. Atau semuanya akibat kesalahan pemerintahan SBY. Sikap & pernyataan yg salahkan SBY juga datang dari mereka yg dulu pernah bertugas bersama saya di pemerintahan," ujar SBY.

Terkait hal itu, SBY pun meminta para bawahannya di Kabinet Indonesia Bersatu agar bersabar. Dia menegaskan, pemerintahannya telah bekerja serius dan melakukan yang terbaik untuk memajukan Indonesia.
"Bagi yg ingin terus salahkan pemerintahan yg lalu, alamatkan saja kpd saya (SBY). Saya pemimpin & saya bertanggung jawab," tutur SBY.

"Bagi teman-teman yg dilukai hatinya & para konstituen saya, tetaplah sabar. Mari beri kesempatan pemerintah utk bikin negara kita hebat," pungkasnya.
Tak Mengkritik.
 
Terkait hal itu, Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution, mengatakan dirinya sama sekali tak bermaksud untuk menyinggung atau mengkritik SBY.

"Saya hanya bisa mengatakan begini, saya tidak mengkritik. Saya hanya menjelaskan perkembangan industri kita dan ekonomi kita," ujarnya, usai rapat di Kantor Wakil Presiden, Kamis kemarin.

Darmin menyatakan ia tak bermaksud mengkritik atau mengkambinghitamkan SBY. Dia menjelaskan bahwa dalam raker tersebut, dia hanya memberi referensi perkembangan ekonomi dan industri, mulai dari orde baru hingga pemerintahan SBY.

"Ada referensi periode Orba, referensi periode Pak SBY dan sebagainya. Normal saja itu, fakta-fakta saja. Saya itu menjelaskan (perkembangan industri), saya tidak merasa perlu menjelaskan karena saya tidak merasa mengkritik," sambung pria yang menjabat sebagai Dirjen Pajak di pemerintahan SBY jilid I.
Dinilai Lambat.
 
Sebelumnya, Darmin Nasution melempar pernyataan panas soal kinerja Pemerintahan SBY. Darmin menyebut pemerintahan lalu lambat mendorong perkembangan industri pertambangan.

"Pemerintah SBY agak terlambat meng-enforce dan baru dimulai saat pemerintahan terakhir, sehingga momentumnya pada saat ekonomi dunia melambat dan buat komplikasi. Yang namanya hasil smelter, itu memerlukan ekonomi dunia yang sedang naik," katanya saat membuka Rapat Kerja Kementerian Perindustrian, di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (16/2).

Selama belasan tahun, kata Darmin, Indonesia terlalu mengandalkan ekspor komoditas yang harga dan permintaannya sangat bergantung pada ekonomi Cina.

"Kita kembangkan banyak pertambangan maupun perkebunan. Itu bersamaan dengan negara raksasa seperti China. Kita nikmati dengan cepat hasil dari sumber daya alam, kita lupa kembangkan sektor industri yang sebenarnya merupakan tulang punggung," ujar Darmin. (bbs, dtc, kom, sis)