Pasca Banjir

Distan Usulkan Bantuan Benih

Distan Usulkan Bantuan Benih

TELUK KUANTAN (riaumandiri.co)-Pasca banjir yang terjadi sebelum banjir besar Minggu lalu, Dinas tanaman pangan Kabupaten Kuansing sudah mengajukan bantuan benih kepada Pemerintah Pusat untuk lahan seluas 1.014 hektar yang mengalami fuso atau gagal panen.

"Sudah kita ajukan bantuan benih ke Kementrian pertanian melalui Dinas pertanian dan peternakan Provinsi Riau untuk lahan seluas 1.014 ha yang mengalami fuso akibat banjir,"kata Kepala Distangan Kuansing Maisir, Senin (15/2).

Pemkab Kuansing berharap, ratapan petani padi di Kabupaten Kuansing diharapkan didengarkan oleh Pemerintah pusat.

 Pasalnya, awal tahun ini saja, petani padi di Kuansing sudah dua kali mengalami musibah banjir. Dimana ribuan lahan tanaman padi yang sudah ditanam terendam menyebabkan terjadinya fuso atau gagal panen.

Usulan bantuan yang 1.014 ha tersebut memang belum termasuk data yang fuso banjir Minggu lalu yang saat ini masih terus didata berapa jumlahnya. Data 1.014 ha ini merupakan banjir pertama lalu sebelum terjadinya banjir besar yang terjadi MInggu lalu. Untuk satu hektare butuh 25 kilogram benih, jadi totalnya 25.350 kilogram.

"Sebelum banjir terakhir kan ada banjir lagi, luas lahan 10-14 hektare yang diajukan bantuan untuk lahan sawah tersebut, kalau digabungkan dengan sawah fuso akibat banjir terakhir jumlahnya akan semakin besar,"ujar Masir.

Untuk sawah yang terkena fuso akibat banjir terakhir menurutnya masih dalam tahap pendataan." Dalam waktu dekat tiga hari lah, datanya akan masuk, dan akan Kita usulkan juga bantuannya ke Kementrian Pertanian," ujarnya.

Untuk usulan bantuan benih tahap pertama ungkapnya, dari informasi Kementrian Pertanian akan diambil dari cadang benih nasional (CBN) dan akan disalurkan melalui PT .Pertani.

Hanya saja kata Maisir, cadangan benih yang tersedia tersebut ada sedikit masalah, karena benih yang tersedia jenis beras pulen atau beras pulut yang tidak cocok dengan beras yang dikonsumsi masyarakat Kuansing.

"Nah ini yang sekarang sedang dicarikan penggantinya, dan karena itu masyarakat harus bersabar," pungkas Maisir.(rob)