Aliran Syiah Belum Ditemukan

Masyarakat Diimbau Waspadai Gafatar

Masyarakat Diimbau Waspadai Gafatar

Bangkinang (riaumandiri.co)- Ketua Mejelis Ulama Indonesia Kampar DR Mawardi LC, MA mengimbau masyarakat Kampar untuk mewaspadai aliran sesat seperti Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar).

"Meskipun belum ada warga Kampar yang terindikasi ikut Gafatar, tapi kita harus waspada terhadap berbagai macam aliran sesat lagi menyesatkan tersebut" ujarnnya Jumat (12/2). terkait ajaran sesat yang lain, lanjutnya, embrionya untuk di Kampar tidak ada yang muncul.

"Alhamdulillah, ajaran sesat yang mengatasnamakan Islam tidak ada laporan dari masyarakat, cuma kita sempat mengingatkan kepada kumpulan pengajian untuk poin ajarannya diluruskan," tambahnya.

Untuk mengantisipasi  aliran yang menyesatkan MUI mengimbau masyarakat agar di dalam beragama hasur jelas rujukannya. "Setiap orang yang berbicara persoalan agama, harus dikenali siapa dia, siapa gurunya, apa kitab atau buku pegangannya, jangan sampai tertipu. Kalau ada ajarannya yang aneh cepat sampaikan ke MUI," imbuhnya.

Kepada mubalig atau pendakwah, MUI berharap agar merujuk kepada dakwah Islam itu sendiri. "Dakwah itu harus amar makruf nahi mungkar dan jangan menyampaikan hal-hal yang membuat umat terpecah belah," tutupnya.

Aliran Syiah
Di tempat terpisah Kepala Seksi Bimbingan Masyarakat Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kampar  H Syafrizal Aziz, didampingi Humas Kemenag Kampar Gustika Rahman mengatakan sejauh ini di Kampar belum ada laporan dari masyarakat mengenai adanya penyebaran aliran syiah.

Hal itu dikatakan Syafrizal Aziz saat menerima  kunjungan  anggota Polres Kampar di Kantor Kemenag Kampar, Jumat (12/2).

Kedatangan anggota Polres Kampar ini dalam rangka mengantisipasi penyebaran Syiah di Kampar. Kedatangan anggota Intel Polres Kampar ini guna menanyakan perkembangan Syiah di Kabupaten Kampar.

“Untuk mewujudkan agar Kampar terbebas dari Syiah, kita harus tetap waspada. Jika sampai menyebar di daerah kita, tentunya pembantaian muslim di Suriah, berkemungkinan juga terjadi di daerah kita,” ujar Syafrizal.

Syafrizal mengatakan, sebenarnya, syiah bukanlah bagian dari Islam, karena syahadat dan kitab suci Syiah beda dengan Alquran.

Tidak hanya itu, Syiah juga menghina sahabat nabi dan menganggap sahabat nabi, yaitu Ali Bin Abu Thalib sebagai Tuhan.

“Ajaran Syiah juga memperbolehkan bahkan menganjurkan umatnya untuk nikah mut'ah (nikah kontrak). Bahkan, juga boleh dengan istri orang. Jadi, ajaran Syiah ini harus kita antisipasi,” jelas Syafrizal.(oni)