Banjir Hantam Riau

PEKANBARU (riaumandiri.co)-Curah hujan yang tinggi sejak beberapa hari belakangan ini, membuat sejumlah daerah di Riau dihantam banjir, Senin (8/2). Ada tiga kabupaten yang mengalami banjir cukup parah. yakni Kabupaten Kampar, Rokan Hulu dan Kuantan Singingi. Banjir di Kampar bahkan telah menimbulkan korban jiwa satu orang.

Banjir di tiga kabupaten itu mengakibatkan ribuan rumah masyarakat terendam air dan membuat aktivitas masyarakat lumpuh. Sementara itu, arus lalu lintas Riau-Sumatera Barat juga terputus total. Hal itu disebabkan banjir yang menimpa kawasan Pangkalan, Sumatera Barat, yang merupakan jalur vital arus transportasi antara dua provinsi ini

Banjir
Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Edwar Sanger, meluapnya sejumlah sungai di tiga kabupaten itu, juga tidak terlepas akibat tingginya curuh hujan yang turun di Sumatera Barat. "Sebab banyak sungai yang meluap saat ini, hulunya ada di kawasan Sumbar," terangnya, Senin (8/2).

Untuk Kabupaten Kampar, banjir menghantam sejumlah kawasan, seperti di daerah Kampar Hulu dan Kampar Kiri Hulu. Banjir di dua kawasan ini bahkan nyaris membuat badan jalan terputus. Buntutnya, hampir 2 ribu KK menjadi korban banjir.

Diterangkan Edwar, di Kampar Kiri, desa yang dilanda banjir di antaranya, Desa Domo sebanyak 60 Kepala Keluarga (KK), Pulau Sawah 320 KK, Sei Liti 15 KK, Kuntu 902 KK, Kuntu Darussalam 8 JJ, Teluk Paman 132 KK, Lipat Kain Selatan 45 KK, Lipat Kain 29 KK, Lipat Kain Utara 25 KK dan Ponpes Kuntu Darussalam 211 jiwa.

Menurutnya, untuk banjir di Kampar, selain akibat meluapnya air sungai kiriman dari Sumatera Barat, juga disebabkan dibukanya lima pintu bendungan di PLTA Koto Panjang. Pintu air terpaksa dibuka, karena debit air di danau itu sudah melebih ambang batas. Hal ini juga ikut memicu naiknya air Sungai Kampar dan menggenangi sejumlah daerah di daerah Serambi Makkah ini.

Keterangan itu juga dibenarkan Kepala BPBD Kampar, Santoso. Dikatakan, akibat meningkatnya debit air di waduk PLTA Koto Panjang, terhitung sejak Senin kemarin, pukul 09.00 WIB,  lima pintu spill way bendungan terpaksa dibuka dengan ketinggian mencapai lebih kurang satu meter.
Dampaknya, diperkirakan debit air sungai Kampar akan naik antara 60 sampai 120 cm. "Sepertinya akan terjadi banjir lagi di hilir Sungai Kampar," katanya.

Pihaknya telah menyampaikan informasi tersebut kepada para camat untuk diteruskan kepada jajaran di bawahnya. "Kita harapkan masyarakat yang bermukim di sepanjang Sungai Kampar, bersiap menghadapi kemungkinan akibat dibukanya pintu air ini," ujarnya.

Dari pantauan Haluan Riau di Kecamatan Bangkinang dan Bangkinang Kota, permukaan air Sungai Kampar mulai naik sejak Senin siang. Permukaan air naik begitu cepat. Hanya dalam hitungan jam, rumah warga mulai terendam.

Warga berupaya menyelamatkan harta benda seperti ternak dan perabot rumah ke tempat yang lebih tinggi. Banjir menggenangi persawahan dan merendam tanaman padi dan palawija. Padahal, umumnya padi dan palawija sudah mulai berbuah.

Hingga malam tadi warga masih diliputi kerisauan karena permukaan air semakin tinggi. Warga kesulitan untuk menyelamatkan ternak karena permukaan tanah sudah tenggelam.

Menurut salah seorang warga Bangkinang Syafri (50), banjir kali ini adalah yang terbesar sejak tahun 1994 atau sejak PLTA beroperasi. "Ini banjir yang terbesar sejak PLTA ada," ujarnya.

Satu Nyawa
Banjir kali ini  juga telah memakan korban jiwa. Salah seorang warga Desa Ranah Kecamatan Kampar Marzuki (50) meninggal dunia Senin (8/2) sekitar pukul 17.00. WIB. Korban tewas saat hendak memperbaiki dan menyelamatkan kerambah dari derasnya air sungai Kampar.

Korban meninggal karena kelelahan sehingga tidak sadarkan diri dan akhirnya meninggal dunia. Korban meninggalkan tiga orang anak dan satu orang istri bernama Migawati.

Mantan anggota DPRD Kampar Zulhendri Zainur kepada Haluan Riau mengaku prihatin melihat kondisi warga yang terkena banjir. "Kondisi sekarang sudah darurat banjir karena banjir kali ini luar biasa", ujarnya.

Ia mengharapkan Pemerintah Pusat harus segera turun tangan menangani ini karena ini sudah dalam kondisi darurat. "Pemerintah pusat hingga pemerintahan terendah dan seluruh pihak terkait  harus bersama-sama menangani ini," ujar Zulhendri.

Rohul Terendam
Tidak hanya di Kabupaten Kampar, banjir yang cukup parah juga melanda sejumlah kawasan di Rokan Hulu, termasuk ibukota Pasir Pengaraian. Hal ini disebabkan meluapnya air dari Sungai Batang Lubuh. Tak ayal, ratusan rumah di kawasan itu tepatnya di Kecamatan Rambah, tergenang air.

Dari pantauan lapangan, ketinggian air mencapai satu meter. Sedangkan di ruas jalan, air tergenang hingga selutut orang dewasa. Oleh sebagian warga, kondisi itu malah dimanfaatkan dengan bermain-main menggunakan pelampung.

Menurut Purwandi (31) warga Desa Babusalam, air mulai naik sekitar pukul 07.00 WIB. Namun warga sudah mengantisipasi dengan mengemasi barang-barang mereka.


Selain Pasir Pengaraian, banjir parah juga terjadi di Kecamatan Rokan IV Koto. Banjir membuat jembatan Sei Mentawai di Desa Cipang Kiri, putus karena terseret air yang naik hingga 3 meter. Menurut Kepala BPBD Rohul, Aceng Herdiana, hal itu terjadi akibat meluapnya Sungai Mentawai.

Akibat rusaknya jembatan, empat di desa di kawasan itu pun jadi terisolir. Sebab jembatan itu merupakan akses utama penghubung antara Kelurahan Rokan IV Koto dan sejumlah Desa, antara lain Desa Cipang Kiri Hilir, Cipang Kiri Hulu, Desa Tibawan dan Desa Mubang Buaya.

Pihaknya terus mengupayakan menyalurkan bantuan, khususnya untuk sarana transportasi. Namun petugas di lapangan mengalami kendala, karena akses jalan menuju lokasi banyak yang terkikis air ditambah pendakian yang licin.

Sedangkan warga yang bermukim di Desa Rokan Timur, Kelurahan Rokan, dan Desa Rokan Koto Ruang, Kecamatan Rokan IV Koto, terpaksa mengungsi di kawasan hutan dekat perusahaan karena rumah mereka direndam banjir sedalam 2 meter.   

Banjir di daerah ini mencapai puncaknya sekitar pukul 15.00 WIB. dan banjir kali ini merupakan banjir terbesar dibanding banjir pada tahun sebelumnya.

“Jika dibandingkan dari banjir sebelumnya, banjir kali ini merupakan banjir yang debit airnya besar. Dan yang terparah terjadi di dusun Rantau upik, Desa Rokan Timur. Di sana ketinggian air hampir mencapai 3 meter. Saat ini sebagian warga terpaksa mengungsi didataran tinggi dan sebagiannya mengungsi di kawasan hutan dekat perusahaan,” terang H.Rosidi, yang juga mantan anggota DPRD Rohul.

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigras Herry Ilsami, melalui  Kasi Bantuan dan Jaminan Sosial, Aris, mengatakan stok bantuan pasca banjir sudah siaga di gudang. Pihaknya masih menunggu rekomendasi jumlah korban banjir dari Kantor BPBD Rohul.

Terpisah, Humas BNPB Sutop Purwo Nugroho mengatakan, pihaknya mencatat setidaknya sudah 1.050 rumah penduduk terendam banjir di Rohul.

Dikatakan, banjir tersebut disebabkan meluapnya empat sungai besar. Yakni Sungai Rokan, Sungai Muara Bandar, Sungai Palis dan Sungai Batang Lubuh.

Banjir juga berdampak terhadap 3.696 jiwa, lantaran rumah mereka turut terendam air. Daerah paling parah adalah Desa Babussalam, Desa Koto Tinggi, dan Desa Pamatang Berangan. "BPBD Rohul, TNI, Polri, PMI, Basarnas dan relawan sudah diterjunkan ke sana memberikan bantuan kepada korban banjir," ujarnya.

Terkait banjir di Rohul, Edwar Sanger mengatakan, pihaknya terus melakukan koordinasi dengan BPBD Rohul, khususnya dalam penyaluran bantuan seperti perahu karet, tenda penampungan dan peralatan lain yang dibutuhkan.

Sungai Kuantan Meluap
Kondisi serupa juga menghantam sejumlah kawasan di Kabupaten Kuantan Singingi. Akibat meluapnya Sungai Kuantan, sejumlah desa yang berada di sepanjang aliran sungai mulai terendam.

Menurut Fajri, warga Hulu Kuantan, banjir mulai merendam pemukiman warga sejak Minggu malam kemarin.

Tidak saja di Hulu Kuantan, banjir juga merendam Kuantan Mudik dan Pangean. Sehingga warga di daerah itu mulai mengungsikan barang berharga dan hewan ternak.

Menurut Deden, salah seorang warga Pembatang Pangean, luapan Sungai Kuantan terjadi sejak Senin pagi. "Meski belum terlalu dalam, tapi kita sangat khawatir dengan banjir susulan. Biasanya, kalau di daerah hulu sungai masih banjir, akan sulit untuk surut di sini," urai Deden.

Tidak hanya rumah warga, banjir juga mulai merendam kawasan persawahan di tiga daerah itu. Hal itu membuat warga jadi khawatir padi mereka terancam rusak. Adapun kecamatan yang berada di daerah aliran sungai Kuantan yakni, Hulu Kuantan, Kuantan Mudik, Gunung Toar, Kuantan Tengah, Benai, Pangean, Kuantan Hilir, Kuantan Hilir Seberang, Inuman dan Cerenti.

Plt Gubri Tinjau Banjir
Sementara itu, Plt Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman, langsung meninjau banjir di desa Gama, Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Kabupaten Kampar.

"Ini kan tadi rencana saya dengan dinas pariwisata mau ke air terjun batu dinding. Tapi tau-taunya jalan menuju air terjun, di mulai dari Desa Teluk Paman ini banjir. Saya batalkan ke sana langsung ninjau banjir ini," ujar Plt Gubri.

Dikatakan Plt Gubri, banjir ini merupakan luapan sungai Sebayang yang hulunya berada di sekitar Bukit Barisan. Curah hujan dalam beberapa hari ini cukup tinggi dan menyebabkan meluapnya air sungai.

"Luapan air sungai Sebayang ini sudah mengenang sampai ke jalan aspal Desa Gema. Tadi ada beberapa titik yang sudah kelajan, bahkan ada yang sudah ada setinggi dada," kata Plt Gubri.

Selanjutnya Pemprov Riau, kata Plt Gubri, ia telah berkoordinasi dengan Dinas Sosial, BPBD untuk turun kelokasi banjir. Membantu korban banjir dengan menyiapkan berbgai keperluan warga. Banjir tahun ini merupaka banjir yang paling parah melanda wilayah Riau dalam beberapa tahun terakhir ini.

"Insya Allah, tim kita akan turun ke lokasi dan membawa kebutuhan bahan pokok. Tenda-tenda selimut dan obat-obatan juga harus disiapkan," ujarnya. (nur, dom, oni, gus, bbs, grc, sis)