Meski Sederhana, Perayaan Imlek Meriah

Meski Sederhana, Perayaan Imlek Meriah

PEKANBARU (riaumandiri.co)-Perayaan Tahun Baru Imlek di Kota Pekanbaru kali ini, berjalan sederhana. Namun hal itu tak mengurangi kemeriahan dan antusias warga yang menyaksikan perayaannya. Untuk Kota Pekanbaru, perayaan dipusatkan di Kampung Pecinan Jalan Karet, Kecamatan Senapelan.

Dari pantauan lapangan, suasana meriah tampak saat kembang api dilontarkan ke udara, Senin (8/2) dini hari kemarin.


Meski
Tidak hanya warga keturunan Tionghoa, masyarakat Pekanbaru juga banyak yang berdatangan untuk menyaksikan ritual tersebut.

Terkait perayaan Tahun Baru Imlek tersebut, Ketua Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Provinsi Riau, Peng Suyoto, mengakui perayaan kali ini dilakukan secara sederhana.

Menurutnya, hal ini menyesuaikan dengan kondisi ekonomi masyarakat Indonesia yang sedang lesu saat ini. "Tidak ada acara khusus selain ritual khusus dan doa-doa termasuk mendoakan bangsa dan negara agar terhindar dari bencana. Agar perekonomian lebih baik lagi," imbuhnya.

Dari pengamatan di lapangan, pada pintu gerbang kampung Tionghoa Pekanbaru, dibentangkan spanduk berukuran sedang bertuliskan "Gong Xi Fa Choy". Diteras bangunan utama lampion-lampion merah bergelantungan. Sehingga menambah semaraknya suasana penyambutan tahun baru Imlek

Meskipun perayaan Imlek kali ini tidak sebesar tahun lalu, namun warga Tionghoa di Pekanbaru dan umumnya di Provinsi Riau, tetap memasang pernak-pernik Imlek, terutama lampion.

Shio MOnyet
Sementara itu, Panitia Imlek Bersama Pekanbaru, Tamin, menerangkan, penanggalan tahun baru Tionghoa atau Imlek memasuki tahun 2567 pada Senin kemarin, dengan Shio monyet dan unsur api. Diperkirakan tahun ini akan banyak perubahan dalam perekonomian dan politik Indonesia ke arah yang lebih baik.

Diterangkannya, monyet merupakan hewan pintar, cerdik dan banyak akal, namun monyet memiliki sifat serakah yang melebihi binatang lainnya. "Walau mulut penuh makanan, tangan mencengkram pisang, tetapi kaki juga masih mau mencengkram pisang," katanya.

Kendati begitu, jika diartikan dalam berbangsa dan bernegara, maka tingkat perekonomian di Indonesia tidak menurun. Malah meningkat, tapi perlu kesabaran dan ketekunan menghadapi masalah yang dihadapi nanti.

"Jadi itu serakahnya monyet. Di tahun ini kegiatan ekonomi terdapat banyak kendala, tapi kita semua harus bekerja keras," ungkapnya.

"Kendati begitu, di dalam menghadapi kehidupan demikian prihatin dan sabar menghadapi situasi demikian. Ketika bisa menahan emosi dan sabar ada jalannya. Jadi bukan menurun tapi agak kesulitan," tambahnya. (bbs, slr, hlr, rri, sis)