Infrastruktur Kunci Keberhasilan Program Peningkatan Produksi

Infrastruktur Kunci Keberhasilan Program Peningkatan Produksi

BINA MAJU (riaumandiri.co)- Wilayah Pulau Rangsang yang berhadapan langsung dengan Selat Malaka, memiliki kerawanan yang tinggi terjadinya intrusi air laut.

Sementara intrusi air laut akan merusak seluruh tanaman masyarakat. Baik tanaman pertanian maupun perkebunan. Terutama tanaman padi yang sangat rentan terhadap intrusi air laut.

"Sehingga salah satu upaya menyelamatkan program peningkatan produksi pertanian tanaman padi yang dicanangkan pemerintah itu haruslah menjamin tanaman tidak terendam air laut atau air asin,”ungkap Sobiri, warga Dusun II Parit Sayang Desa Bina Maju, kepada Haluan Riau saat ditemui di sawah tadah hujan yang dikelolanya baru-baru ini.

Sobiri mengaku kalau musuh utama yang dihadapi para petani padi di Pulau Rangsang adalah intrusi air laut. Jika tanaman terendam air  laut apalagi dalam jangka panjang, maka tidak ada harapan produksi.

Namun jika intrusi air laut bisa dipastikan tidak masuk hingga ke perladangan atau lahan pertanian tanaman padi tersebut, maka seluruh tanaman padi petani akan berhasil.

Intinya bagaimana meminimalisir intrusi air laut ke lahan pertanian, itulah yang harus diutamakan pemerintah dalam rangka mewujudkan harapan dalam program peningkatan produksi pertanian seperti padi, jagung dan kacanag kedele (PAJALE),”kata Sobiri.

Diakuinya, masyarakat petani atau pemerintah desa tidak akan mampu mengatasi gangguan alam berupa derasnya ombak dan tingginya intrusi air laut itu yang menerobos ke pedalaman.

Yang mampu melaksanakan atau mengantisipasi hal itu adalah pemerintah. Terutama pemerintah pusat maupun provinsi. Sebab untuk menjamin air pasang tidak sampai ke lahan pertanian masyarakat, dibutuhkan berbagai sarana dan prasarana sebagai infrastruktur dasar pertanian itu.

Mulai dari pengadaan bendungan, pintu klep, saluran primer dan saluran tersier serta sarana prasarana lainnya. Sehingga bisa mengendalikan air laut tidak sampai menerobos hingga ke pedalaman.

Menurutnya, pasang keling  yang terjadi akhir tahun, adalah bentuk pasang laut yang  sangat tinggi. Hal itu akan memaksa air laut naik hingga 1 meter dari ketinggian maksimal sebelumnya.

"Pada moment inilah yang sangat ditakuti para petani dan pekebun. Sehingga petani sangat berharap untuk mencapai sukses program peningkatan produksi PAJALE di Meranti, pemerintah harus bisa menjamin air pasang tidak sampai ke lahan pertanian,”sebut warga ini lagi.

Kepala Dinas Pertanian Peternakan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Kepulauan Meranti Yulian Norwis kepada Haluan Riau mengakui pihaknya akan melakukan koordinasi kepada pihak PU untuk bersinergy dalam mendukung program peningkatan produksi PAJALE tersebut.

"Sebab instansi yang menangani pembangunan fisik adalah instansi PU. Dan kita sebelumnya juga telah menyampaikan persoalan infrastruktur pertanian di Meranti  yang menjadi kendala di lapangan. Seperti pembangunan bendungan pintu klep, dan hal lainnya,”sebut Icut panggilan akrab Kadis Pertanian Meranti itu.(jos)