Waspada!

El-Nino Kuat Serang sampai Maret 2016

El-Nino Kuat Serang sampai Maret 2016

Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan pemerintah waspada El-Nino masih kuat dan mulai turun pada April 2016. Kondisi ini, bisa memicu titik api yang berpotensi menyebabkan kebakaran hutan dan lahan.

“Dampak El-Nino di Indonesia masih akan terasa sampai Maret tahun ini, hingga potensi titik api mengindikasikan kebakaran hutan dan lahan di beberapa daerah,” kata Kepala Pusat Meteorologi Publikasi BMKG Mulyono R Prabowo saat rapat bersama jajaran Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan di Manggala Wanabakti Jakarta, beberapa waktu lalu.

El-Nino, katanya, mulai terjadi April dan puncak Desember 2014. Kala itu, indeks El-Nino mencapai 2,40. Kini, terpantau 2,20 yang menunjukkan El-Nino kuat dan diprediksi bertahan hingga beberapa minggu ke depan kemudian secara gradual meluruh. El-Nino, katanya, mulai meluruh April hingga berangsur-angsur menemukan kondisi netral.

“El-Nino masih cukup kuat. Keadaan ini sangat dipengaruhi karena masih ada warm pool di Pasifik Tengah. Juga massa air terhalang di kawasan itu masih tebal.”

Belakangan turun hujan di berbagai wilayah tetapi Prabowo mengingatkan, bukan berarti dampak El-Nino berakhir. Dampak hanya sedikit tertutupi karena turun hujan belakangan ini.

“Beberapa wilayah mudah kebakaran seperti Riau, Kaltim, Sulteng, dan Papua bagian selatan,” katanya.
Secara karakteristik katanya, Riau akan mengalami dua kali puncak musim hujan. Pada November-Desember, nanti muncul Mei.

“Januari-Februari, kayak musim paruh pertama, nanti Maret-April hujan lagi. Setelah itu Juni turun lagi. Kebetulan lokasi Riau ada ketidak untungan karena letak di Semenanjung Malaysia. Bukan berarti menyalahkan itu. Kita tak bisa mngubah apa-apa.”

Ketika hujan datang dari arah barat, sampai di Riau, sudah kering. Misal Padang, hujan, ketika lewat Riau, sudah kering. Posisi Riau tidak menguntungkan seperti hanya menerima sisa.

Musim hujan pendek
Untuk prediksi La Nina, meskipun eskalasi naik tetapi karakteristik dua musim hujan masih muncul. “Hanya kalau ada La-Nina hujan bertambah daerah kering naik. Waktu-waktu kerin menjadi basah. itu akan mengurangi potensi hotspot,” katanya.

Musim hujan juga diprediksi tidak terjadi merata di seluruh Indonesia. Di bagian barat, relatif terjadi awal dan akhir tahun. Tengah tahun umumnya kemarau.

“Januari-Februari, barat selatan ekuator berbeda kondisi di daerah lain. Musim hujan kita, Maluku kemarau. itu tidak merata. Merambat di Sumatera Lampung, Jawa Barat. Kemarau dari timur dulu. Dari NTB, Jatim, Jateng, Jabar, jadi hujan mundur.”

BMKG memprediksi,  kemarau mundur hingga musim hujan lebih pendek. Monitoring BMKG memperlihatkan, baru 60,2% wilayah Indonesia masuk musim hujan, seperti Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali dan NTB. Sedang 39,8% belum musim hujan, seperti Kaltim, Sulteng, NTT dan Papua bagian timur. Puncak penghujan di Jawa, diprediksi Januari hingga Februari.

Prediksi BMKG juga memperlihatkan beberapa daerah berpotensi banjir seperti Sumbar dan Sumut (skala rendah), sebagian besar Indonesia (skala menengah), Papua wilayah barat dan timur (tinggi).

Antisipasi pemerintah
Meski dipercaya El-Nino tahun ini tak separah 2014, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya, tak mau kecolongan. Berbagai langkah antisipasi meminimalisir dampak kebakaran hutan dan lahan mulai dilakukan.

Terlebih, dari pantauan, meski masuk penghujan, titik api mulai terlihat di beberapa daerah. Berdasarkan pemantauan beberapa hari belakangan, titik api muncul di Pelalawan (Riau) dan Papua.

“Saya sudah diperintahkan persiapan Januari ini. Gubernur dan bupati terbakar akan diberikan pengarahan langsung Presiden. Sekaligus juga saya dapat arahan Wapres bahwa akan menjelaskan tentang operasional Badan Restorasi Gambut dan apa-apa yang harus dilakukan.”

Koordinasi dengan daerah terus dilakukan. KLHK juga sedang menyiapkan waktu untuk pertemuan kepala daerah bersama Presiden dan Wapres.

KLHK, katanya, akan operasi lapangan di provinsi rawan kebakaran seperti Riau, Kalbar, Jambi, Sumsel, dan Kalteng.
“Operasi bersama dilakukan bulan ini juga.”

Sementara ini, kata Siti, operasi bersama fokus lima provinsi utama. Jika memungkinkan bersinergi dengan Badan Restorasi Gambut. Kala wilayah operasi mencakup Papua, KLHK akan operasi gabungan.

“KLHK akan tertolong dengan Badan Restorasi Gambut. Badan itu konteks utama menyelamatkan, istilahnya pemulihan ekosistem. Kedua pencegahan kebakaran hutan dan lahan. Jika relevan, sekaligus ada upaya early warning system, keterlibatan masyarakat, cara-cara interaksi di masyarakat,” katanya,

Langkah lain terus dijalankan seperti membentuk Remaja Peduli Api di berbagai SMA rawan kebakaran. Kini, sudah ada di 50 kabupaten dan 179 kecamatan.

“Di Riau dan Kalbar itu 157 desa. Yang lain sedang diidentifikasi. Di sekolah yang memungkinkan terutama ada adiwiyata, dekat hutan nanti kita bangun generasi lingkungan.”

Rafles Panjaitan, Direktur Jenderal Pengendalian Kebakaran Hutan KLHK menambahkan, mengantisipasi kebakaran 2016, sudah menambah prasarana di beberapa wilayah rawan.

KLHK, sudah menambah aparatur pemadam kebakaran 500 orang, 300 motor, 1.000 unit Jet Shooter, serta 400 mobil lapangan dilengkapi selang air 200 meter.

“Prasarana kita sebarkan, rencana operasi terpadu melibatkan BPBD, polisi, Manggala agni, masyarakat peduli api, kepala desa dan masyarakat.”***