Giliran Sungai Singingi Meluap

Pekanbaru-Kuansing Putus Total

Pekanbaru-Kuansing Putus Total

SINGINGI HILIR (riaumandiri.co)-Musibah banjir belum kunjung berhenti melanda Kabupaten Kuantan Singingi. Pada Jumat (29/1), giliran Sungai Singingi yang meluap.

Banjir membuat jalan nasional yang berada di Desa Tanjung Pauh, Kecamatan Singingi Hilir, digenangi air hingga setinggi 1,5 meter. Akibatnya, arus transportasi lintas Pekanbaru-Kuansing pun lumpuh total.

Banjir kali ini merupakan yang kedua kali terjadi dalam sepekan belakangan ini. Sebelumnya, hal serupa juga terjadi di Desa Petai, Kecamatan Singingi Hilir. Ketika itu, banjir mengakibatkan pangkal jembatan


Pekanbaru sungai Bawang di desa itu, amblas terbawa arus sungai. Namun untuk sementara ini, kendala transportasi di Desa Petai bisa diatasi dengan adanya jalur alternatif.

Tidak hanya itu, banjir bandang juga merendam puluhan rumah di dua desa, yakni Mudik Ulo dan Tanjung Medang, Kecamatan Hulu Kuantan. Banjir bandang ini terjadi akibat meluapnya Sungai Ulo. (berita terkait hal 12).

Informasi di lapangan menyebutkan, meluapnya air Sungai Singigi tersebut terjadi sekitar pukul 04.00 WIB. Warga Desa Tanjung Pauh, dikejutkan dengan air yang tiba-tiba masuk dan menggenangi rumah mereka. Sedikitnya, ada 40 rumah warga Desa Tanjung Pauh yang terendam banjir.

Selain rumah warga, banjir juga merendam badan jalan nasional yang melintasi desa itu. Ketinggian air di badan jalan bahkan mencapai 1,5 meter. Akibatnya, kendaraan yang datang dari Kuansing menuju Pekanbaru atau sebaliknya, tidak bisa melintas. Antrean panjang kendaraan pun terjadi.

Beberapa kendaraan besar seperti truk, ada yang memberanikan diri menerobos genangan air. Begitu pula beberapa pengendara sepeda motor. Namun aksi pengendara tersebut akhirnya sia-sia, karena kendaraan mereka malah mogok.

Menurut Andri, warga Tanjung Pauh, banjir terjadi setelah daerah Singingi Hilir dan sekitarnya, terus menerus dilanda hujan sejak beberapa hari belakangan ini. Akibatnya, air Sungai Singingi jadi meluap.

"Air mulai masuk ke dalam rumah sekitar pukul 04.00 WIB, ketika warga sedang tertidur," terangnya.

Hingga sore kemarin, genangan air di badan jalan nasional sudah mulai menurun. Namun baru kendaraan besar yang bisa melintas. "Kita khawatir hujan datang lagi, karena langit sudah mulai gelap," katanya.

Terancam Hancur
Sementara itu, arus lalu lintas di Desa Petai, pasca amblasnya badan jalan nasional di pangkal jembatan Sungai Bawang, saat ini mulai lancar. Kendaraan yang datang dari arah Pekanbaru menuju Kuansing atau sebaliknya, diarahkan melintasi jalur alternatif yang merupakan ruas jalan kabupaten.

Jalan tersebut bisa dimasuk dari Simpang Petai dan keluar ke Koto Baru, yang berjarak lebih kurang 20 kilometer. Sementara bila melintasi jalur normal, jaraknya hanya sekitar 5 kilometer.

Namun hal ini juga memiliki konsekuensi. Karena kendaraan bertonase besar juga ikut melintas, saat ini jalur alternatif tersebut terancam hancur.

Seperti diketahui, amblasnya jembatan Sungai Bawang, terjadi Kamis (28/1) sore sekitar pukul 16.45 WIB.

"Sekarang tidak macet lagi, semua mobil melintas di jalan alternatif yang merupakan jalan kabupaten baik mobil kecil maupun besar," ujar Camat Singingi Hilir, Zulkaneri.

Namun Zulkaneri mengakui, saat ini badan jalan alternatif itu terancam hancur, karena dilintasi kendaraan bertonase berat.
"Kalau dibiarkan mobil berat yang masuk ke jalan kabupaten tentu akan hancur, kalau bus atau mobil kecil lain mungkin tidak ada masalah,"kata Zulkaneri.

Pihaknya berharap, pemerintah pusat segera turun tangan untuk memperbaiki jalan nasional yang rusak tersebut. "Tadi sudah ada kontraktor jalan nasional yang melihat, tapi apakah akan segera diperbaiki kita juga belum tahu," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Bina Marga SDA Kuansing, Azwan mengatakan, pihaknya sudah melarang mobil berat melintasi jalur alternatif tersebut. "Kalau ada yang membolehkan dan jalan jadi rusak, kita tidak akan memperbaikinya," tegasnya.

Pihaknya sudah melaporkan kerusakan badan jalan nasional tersebut ke Balai Jalan dan Jembatan yang merupakan perpanjangan tangan pemerintah pusat di Pekanbaru. " Ini menjadi kewenangan P2JN untuk memperbaiki secepatnya, karena ini menjadi kewenangan mereka, dan kita sudah laporkan,"katanya.

Sedikitnya ada lebih kurang lima meter panjang antara jalan kebagian ujung jembatan amblas. "Kalau sudah datang alat, paling tidak lama dan pangkal jembatan yang amblas ini harus ditimbun, baru bisa dilewati kendaraan," tambahnya.***