Forum Bersama

Sekda Beberkan Persoalan di Inhu

Sekda Beberkan Persoalan di Inhu
RENGAT(riaumandiri.co)-Pemerintah Kabupaten Indragiri Hulu membeberkan 15 konflik dan persoalan yang terjadi di Bumi Gerbang Sari. Pemaparan tersebut disampaikan Penjabat Sekda Inhu Isdjarwadi dalam forum bersama tim dari Sekretariat Dewan Ketahanan Nasional RI di aula Bappeda.
 
"Sebagian konflik memang sudah terselesaikan, diantaranya tapal batas Inhu dan Inhil, tapal batas Inhu dan Jambi. Namun masih banyak konflik lainnya yang masih terus terjadi dan semuanya merupakan konflik lahan antara perusahaan dengan masyarakat," jelasnya, Rabu (27/1).
 
Beberapa konflik lahan yang belum terselesaikan hingga saat ini, diantaranya antara masyarakat Peranap dengan PT Citra Sumber Sejahtera (CSS), dimana masyarakat belum mendapatkan realisasi janji perusahaan. Perbatasan Inhu dan Kuansing. Konflik lahan antara masyarakat Sungai Lala dengan PTPN V dan lainnya.
 
Hadir dalam pertemuan tersebut Deputi Sistem Nasional Wantannas Mayjend TNI Tahan SL Torua, Brigjend TNI Agus Suharto, Brigjend TNI Afandi Abdullah, Kolonel Lek M Jhonson Lumbantoruan dan Maulana. Tahan mengungkapkan, kehadiran mereka di Indragiri Hulu bertujuan mencari informasi, keterangan tentang situasi di daerah sebanyak-banyaknya, khususnya terkait ketahanan nasional yang di dalamnya meliputi aspek, politik, hukum, ekonomi, sosial budaya, pertahanan, keamanan, dan ketertiban umum.
 
"Ini bagian dari program kerja Setjen Watannas RI dalam bidang pengkajian daerah, khususnya di Inhu," jelasnya. Selain itu dikatakan, tim juga mencari tahu sejauh mana aplikasi aspek tersebut di tengah masyarakat, termasuk aspek ideologi Pancasila.
 
 Secara umum, ia mengakui situasi keamanan di Indragiri Hulu kondusif, meskipun ada beberapa konflik yang belum terselesaikan."Wantannas akan berupakan mencarikan solusi penyelesaian konflik tersebut pada tingkat atas, jika memang tidak bisa diselesaikan pada tingkatan daerah," ucapnya.
 
Ditambahkan, proses penyelesaian konflik ini dan lainnya memang membutuhkan waktu, dan semuanya harus bisa menghargai proses tersebut. Namun yang terpenting, konflik yang terjadi belum lagi mengganggu stabilitas ketahanan nasional. (adv/humas)