Uang Belum Cukup Lunasi Biaya Berobat Anaknya, Bantah Tahan Pasien

Warga Kampar Tertahan di RSUD

Warga Kampar Tertahan di RSUD

PEKANBARU (HR)-Reni, warga Kampar, hanya bisa tertunduk lesu sambil menggendong anaknya, Putri Ramadani yang baru berumur enam bulan, di Rumah Sakit Arifin Achmad Pekanbaru, Rabu (20/1). Pasalnya, pihak RSUD Arifin Achmad belum memperbolehkan Reni membawa pulang putrinya karena belum melunasi biaya berobat sebesar Rp17 juta.

Meskipun sekarang ini, kondisi anaknya sudah membaik, namun ibu muda asal Desa Jawi-jawi, Kabupaten Kampar ini harus mengurungkan niatnya untuk pulang ke rumahnya.

"Sebenarnya dari semalam sudah bisa pulang, tapi karena biaya rumah sakit belum dibayar jadi tidak dibolehkan pulang. Biayanya Rp17 juta, sampai sekarang uang kami belum cukup," terangnya.

Putri Ramadani, anak pasangan Reni (20) dan Tri (21) sudah menjalani perawatan di Rumah Sakit Arifin Achmad sejak hari, Senin lalu (11/1) di kamar II.1, Ruang Cendrawasih.

Menurut Reni anaknya sempat mengalami masa-masa kritis usai dioperasi.
"Sudah sekitar 10 hari anak saya dirawat, hari, Senin datang, keesokan harinya jam 10 anak saya dioperasi, setelah itu anak saya mengalami kejang-kejang dan sempat di ruang ICU selama tiga hari,"ungkapnya lirih.

Perempuan yang hanya menamatkan bangku SMP ini juga bercerita perihal penyakit anaknya.

Warga
"Awalnya ada bintik-bintik merah di sekujur tubuh anak saya, kemudian ada benjolan sebesar bisul di dadanya yang lama-kelamaan semakin membesar dan bernanah. Menurut dokter, penyakit anak saya karena infeksi kuman," tambahnya.

Saat ditanya soal BPJS, Reni mengaku belum mengurusnya."Rencananya nanti diurus sama ayah saya setelah pulang dari rumah sakit," tutupnya.

Sementara itu, Anggota DPRD Riau dapil Kampar, Masnur menyayangkan masih adanya masyarakat yang kurang mampu yang belum mengurus BPJS.

"Itu kan hak mereka, kenapa tidak diurus, seharusnya pemerintah setempat harus lebih giat lagi mensosialisasikan tentang BPJS, agar masyarakat kurang mampu tidak susah untuk berobat," ujar Politisi Partai Golkar ini.

Sementara itu Pihak Rumah Sakit Arifin Ahcmad membantah tudingan adanya pasien yang tidak dibolehkan pulang karena administrasi."Tidak mungkinlah kita menahan pasien, sementara kamar juga dibutuhkan oleh pasien lain, kita akan bikin surat perjanjian dengan pasien. Kita pasti mencari jalan keluar yang terbaik untuk pasien," Ujar Yati, Staf Instalasi dan Pengaduan Masyarakat Rumah Sakit Arifin Achmad Pekanbaru.

Bantah Tahan Pasien
Sementara itu, ketika dikonfirmasi kepada Direktur RSUD Arifin Achmad,  dr H Nuzelly Husnedi, MARS mengaku belum mendapat laporan."Saya belum ada terima laporan terkait permasalahan itu. Hanya saja saya menegaskan secara mekanisme, pihak RSUD tidak bisa menahan pasien lantaran masih tersandung biaya pengobatan," ujar Nuzelly.

NUzelly juga membantah pihak rumah sakit menahan pasien."Kalau benar saya minta data lengkap pasien itu, yang jelas tidak benar RSUD menahan pasien. Besok (hari ini,red) saya akan lihat apa sebenarnya yang terjadi. Bisa saja ini salah persepsi, RSUD hanya melayani pasien untuk berobat, mengenai biaya itu urusan lain, sudah ada perjanjian awal tentang siapa yang akan membayar," imbuhnya.(her/cr2)