PANGKALAN KURAS (HR)-Proyek jalan lintas Timur dengan sistem rigid dengan dua arah baru saja selesai dibangun di jantung Kota Bidadari, Kelurahan Sorek Satu, Kecamatan Pangkalan Kuras, sepanjang 0,8 kilometer.

Namun, banyak pihak yang memprediksi, jalintin sistem rigid yang dibiayai oleh APBN hingga puluhan miliar rupiah itu tidak akan berumur panjang. Pasalnya, saat hujan tercurah dari langit membasahi bumi Sorek Satu, air pun menggenang hingga merendam badan jalan. Akibat dari perencanaan pembangunan yang tak matang.

Semestinya, proyek drainase atau pembuangan air turut dibangun untuk mengurai air yang saban hujan menggenangi hingga ke badan jalan tersebut.

Adalah, Andi Sulaiman, Wakil Ketua Himpunan Pelajar dan Mahasiswa Pelalawan (HIPMAWAN) yang juga masyarakat Kota Bidadari ini memprediksi proyek jalintim dua arah sitem rigid tak berumur panjang.

Ia mengatakan hal tersebut didukung oleh analisa dan bukti nyata di lapangan. Saat ini, badan jalan yang digenangi oleh air terlihat terkikis pelan-pelan dan menghasilkan gerusan hingga berlobang.

"Karena, air selalu tergenang, lama-kelamaan air akan menggerus badan jalan. Amat disayangkan proyek pusat ini tanpa perencanaan yang matang. Seharusnya, di kiri dan kanan jalintim ini wajib dibangun pembuangan air, agar hasil pembangunan menggunakan uang rakyat ini bisa bertahan lama," ungkapnya, Rabu (20/1).

Namun, pihak pelaksana kegiatan proyek pusat ini, PT Mekar Abadi Mandiri (MAM), melalui perwakilan perusahaannya baru-baru ini dikonfirmasi wartawan menyebutkan, bahwa di dalam RAB pengerjaan rigid lintas timur Sorek Satu dengan panjang 0,8 kilometer, tak ada item pengerjaan drainase tersebut.

"Memang seharusnya kondisi jalan di Sorek Satu ini mesti ada pembuangan air. Jika tidak, maka bila diguyur hujan, badan jalan akan terendam. Namun, pengerjaan itu tidak menjadi tanggung jawab perusahaan kita, karena tidak ada tercantum di RAB," ujar Rommel, manajemen PT MAM, perusahaan pemborong jalan sistem rigid.(zol)