Tradisi Silat Pangean

Nan tak Lekang di Panas, tak Lapuk di Hujan

Nan tak Lekang di Panas, tak Lapuk di Hujan

Tradisi yang satu ini sudah berumur ratusan tahun. Hingga kini secara turun-temurun tetap diwarisi kepada anak kemenakan dalam Suku Petalangan di Kabupaten Pelalawan. Mesti, boleh dibilang tanpa ada pembinaan oleh banyak pihak, tradisi dan kesenian ini masih tetap eksis menepis glamournya seni dan hiburan sekarang ini.
 
 Silat Pangean, salah satu kesenian dan atraksi bela diri yang masih langgeng di Kabupaten Pelalawan ini, menjadi hiburan khas yang wajib ditampilkan saat helat besar digelar. Dengan liukan yang khas namun mematikan, silat pangean menjadi kesenian bela diri yang tak terlupakan.

"Silat Pangean ini menjadi budaya khas Petalangan. Konon, silat ini berasal dari negeri Pangean, INHU sana. Karena, secarta pertalian adat, suku asli melayu Rengat amat erat berkaitan dengan suku asli Pelalawan, yakni Suku Petalangan. Maka kesenian bela diri ini pun sudah menjadi tradisi tersendiri oleh masyarakat Suku Petalangan," ungkap Pemangku Adat Petalangan bergelar Batin Bunut, Arifin, Rabu (20/1).

Saban ada helat nikah kawin dalam tatanan anak kemenakan Suku Petalangan hingga menyambut para pembesar negeri, maka para pendekar silat pangean ini unjuk kebolehan. Prosesi ini bisanya dilakoni saat mengarak pengantin atau mempelai laki-laki menuju tempat mempelai perempuan. Maka, di pihak pengantin laki-laki akan mempertontonkan keahlian bela diri ini dan diladeni pula oleh jawara dari pihak mempelai perempuan. Biasanya, atraksi bela diri ini disuguhkan hanya untuk tontonan saja. Meski, kedua jawara terlibat adu fisik, tapi tidak membahayakan.

"Meski dengan liukan lemah gemulai mengikuti irama gondang dan tetawak, tapi pukulan dan tangkisan silat pangean ini amat mematikan. Dan kesenian ini tidak sembarang orang, mesti duduk berguru menuntut ilmu silat pangean ini, barulah aksi bisa dipertontonkan. Namun, kita amat menyayangkan, kesenian yang tak pernah lekang oleh panas dan lapuk oleh hujan ini, seolah tak mendapat pembinaan, baik dari Pemkab Pelalawan hingga Lembaga Adat Petalangan (LAP) sebagai wadah pelestarian adat dan budaya Suku Petalangan," ungkap Batin Bunut, yang juga ahli bersilat pangean ini.

Meski tak mendapat tempat atau di bina secara berkesenambungan, tradisi pencak silat pangean ini tetap tumbuh dengan sendirinya. Hingga kini, di setiap kampung masih banyak pelaku silat yang mahir melakoninya. Mestinya, kearifan lokal yang tak mendapat pembinaan ini, sudah menjadi domain Lembaga Adat Petalangan (LAP) membina para jawara berikut memberikan pakaian kebesarannya hingga membangun gelanggang silat diberbagai daerah.

"Meski tak dibina secara profesional oleh LAP. Tradisi ini tumbuh terus secara alami?. Silat pangean terus ditampilkan saat pesta adat nikah kawin hingga menyambut para pembesar negeri yang datang berkunjung," pungkasnya. ***