FINAL TURNAMEN PIALA JENDERAL SUDIRMAN

Perang Duo Payakumbuh Sumbar

Perang Duo Payakumbuh Sumbar

PEKANBARU (HR)-Keberhasilan Mitra Kukar lolos ke final Piala Jendral Sudirman 2015, mencatat sejarah tersendiri bagi dunia sepakbola Sumatera Barat (Sumbar).

Dengan begitu, dua pelatih dari Ranah Minang, untuk pertama kalinya bertarung di final salah satu turnamen sepakbola bergengsi nasional. Bahkan kalau lebih dipersempit lagi, kedua pelatih tersebut berasal dari kota yang sama, Payakumbuh.

Ya, Jafri Sastra, pelatih Mitra Kukar, dan Nilmaizar (Semen Padang) adalah dua pelatih yang sama-sama kelahiran Payakumbuh, Sumbar. Keduanya pun pernah sama-sama berbaju PSP Padang.

Bedanya, jika Nil pernah mengecap karir pemainnya di tim nasional, Jafri bukanlah pemain terkenal saat bermain. Dia hanya bermain di klub-klub kecil lokal Sumbar. Namun dalam karir kepelatihan, keduanya kini sejajar.

Sebelum melatih Mitra, Jafri sebelumnya adalah pelatih Semen Padang. Sedang Nil, sebelum menangani mantan klubnya (lagi), dia melatih Putra Samarinda. Sebelumnya, Nil sudah melatih Semen Padang sebelum menangani tim nasional di masa sepakbola Indonesia dalam transisi akibat perpecahan di PSSI.

Semen Padang lolos ke final setelah menyingkirkan Pusamania Borneo lewat adu penalti 4-2, setelah dalam dua pertandingan kedua tim memiliki gol agregat 2-2, di Stadion Agus Salim Padang.

Begitu juga dengan Mitra Kukar. Tim asal Tenggarong ini lolos ke final setelah menyingkirkan salah satu favorit juara spesialis turnamen, Arema Malang. Saat bermain di Tenggarong, Mitra menang 2-1. Dan malam ini di Kanjuruhan, Malang, Areman menang 2-1. Agregat 3-3 membuat adu penalti menjadi penentu. Dalam adu penalti tersebut, Mitra unggul  3-2.

Pertandingan final ini merupakan pertemuan ketiga dalam turnamen Piala Jenderal Sudirman ini. Pada dua laga terakhir kedua tim bermain saling mengalahkan. Awalnya Semen Padang dikalahkan skuad Naga Mekes di penyisihan grup B melalui drama adu penalti dengan skor 5-4.

Hasil itu dibalas Nil Maizar di babak delapan besar. Laga kala itu berakhir dengan skor 2-1 untuk kemenangan SPFC di Stadion Manahan, Solo.

Sebelum ke final, kedua pelatih sudah sama-sama berharap bisa bertemu di partai puncak.

“Kalau Allah mengizinkan kami bertemu di final. Namun, saya tak memikirkan itu. Yang penting SP bisa bermain sebaik mungkin dan memberikan yang terbaik kepada publik Sumbar,” kata Nil.

Hal senada juga disampaikan Jafri. “Kami ke Final? Yah, saya hanya melatih tim sebaik mungkin. Harapan itu hanya Tuhan yang tahu. Kalau yang di Atas mengizinkan, maka terjadilah itu,” kata Jafri.

Menarik disimak siapa yang keluar sebagai juara pada final yang menurut rencana digelar 24 Januari mendatang di SUGBK Jakarta.(pep)