Pintu Air Dibuka Tanpa Pemberitahuan

Masyarakat Sayangkan PLTA Koto Panjang

Masyarakat Sayangkan PLTA Koto Panjang

BANGKINANG (HR)-Masyarakat yang menetap di sepanjang aliran Sungai Kampar, menyayangkan sikap pengelola Bendungan PLTA Koto Panjang, karena tidak melakukan pemberitahuan saat membuka pintu air di waduk itu, Sabtu (16/1). Alhasil, air di Sungai Kampar pun meluap dan menyebabkan ribuan rumah masyarakat terendam dan aktivitas masyarakat jadi lumpuh. 

Tidak hanya itu, masyarakat yang mengelola keramba ikan, juga mengalami kerugian yang tidak sedikit. Pasalnya, banyak keramba yang terlepas dari ikatannya karena tak kuat menahan laju air yang datang dengan volume besar.

Masyarakat
Hingga Minggu (17/1) kemarin, ketinggian luapan air Sungai Kampar, masih menyebabkan sejumlah kawasan masih tertimpa banjir. Sejauh ini, bantuan berupa makanan dan kebutuhan pokok lainnya, sudah mulai disalurkan pemerintah.

Kondisi itu dibenarkan Kepala Desa Tanjung Rambutan, Kecamatan Kampar, Dedi Wahyudi. Dituturkannya, air mulai menggenangi kawasan itu sejak Jumat (14/1) malam sekitar pukul 23.00 WIB.

"Kami tidak tahu kalau air akan dilepaskan. Orang kecamatan (Kecamatan Kampar,red) saja baru tahu informasinya pagi harinya," sesal Dedi.

Tak ayal, hal itu membuat warga tidak sempat mengantisipasi akibat dampal banjir tersebut. Tak heran, banyak harta benda warga yang terendam. Kendati malam ini air di sejumlah tempat sudah mulai surut, namun Dedi tetap mengingatkan warga agar terus waspada.

"Kabarnya, malam ini air akan dilepaskan lagi. Itu kami dapat dari mulut ke mulut saja," tambah pria alumnus  STIE Bangkinang tersebut.

Akibat meluapnya Sungai Kampar itu, tambahnya, dari empat dusun di desa, tiga terendam banjir. Hanya Dusun Koto Jaya yang tidak terkena. "Tiga dusun lagi, yaitu Dusun Bawuoh, Dusun Mudik, dan Dusun Pulau Tengah, itu kena. Bahkan di Dusun Pulau Tengah, hampir seratus persen terendam," ungkapnya.

"Sementara, yang terendam banjir ada sekitar 375 KK. Rata-rata air masuk ke rumah dengan kedalaman 1-2 meter. Bahkan ada yang sampai ke atas atap," lanjut Dedi.

Selain aktifitas masyarakat yang terganggu, sejumlah sarana publik juga lumpuh akibat genangan air. Tercatat, ada dua unit mesjid, dua unit MDA, dua bangunan SD, dua bangunan TK, empat unit surau dan satu bangunan PAUD.

Hal senada juga dilontarkan Doni (35) warga Desa Merangin, Kecamatan Kuok. Menurutnya, luapan air Sungai Kampar itu membuat puluhan kerambah milik warga hanyut. Bahkan tidak sedikit di antaranya yang siap panen.

"Informasinya tak ada. Tahu-tahu air sungai sudah meluap. Harusnya (pintu air,red) bisa dibuka bertahap. Kali yang ini kan tidak, langsung dibuka sekaligus," sesalnya.  

Menurutnya, kerugian juga dialami petani kerambah lainnya di sepanjang pinggiran Sungai Kampar. Mulai dari Kuok, Bangkinang, Kampar hingga Kampar Timur.

Warga lainnya, Yalis  menyebutkan, banyak warga terutama ibu rumah tangga menjerit dan menangis begitu mengetahui kerambah miliknya hanyut setelah dihantam banjir  yang datang tanpa diketahui pemiliknya.

Sementara di lingkungan Tanjung, Kelurahan Pasir Sialang, Kecamatan Bangkinang, warga yang rumahnya terendam banjir tampak sibuk menyelamatkan barang dan perabot mereka ketempat yang lebih tinggi. Tidak itu saja warga sibuk menyelamatkan ternak mereka dari banjir karena sebagian besar warga Tanjung memiliki hewan ternak baik kerbau, kambing, ayam  maupun sapi.

Ketua RW 2 Lingkungan Tanjung Amri, langsung mendata kerugian warganya akibat banjir. "Kerugian warga masih didata, sebagian besar kerugian tanaman padi dan plawija," ujar Amri.

Berdasarkan pantauan dan informasi yang dihimpun Haluan Riau, ketinggian air di beberapa lokasi cukup bervariasi. Mulai dari 30 centimeter higga satu meter. Hingga saat ini belum ada laporan korban jiwa atas peristiwa ini.

Semenatra informasi Badan Penanggulangan Bencana Derah (BPBD) Kabupaten Kampar, daerah terkena banjir yakni Kecamatan Bangkinang Kota sebagai berikut; Kelurahan Langgini 30 KK, Kecamatan Bangkinang Desa Pulau Lawas 50 KK, Kecamatan Kampar Desa Simpang Kubu 200 KK, Desa Batu Belah 273 KK, Desa Tanjung Rambutan 128 KK, Desa Penyasawan 220 KK, Desa Pulau Sarak 50 KK.

Untuk Kecamatan Kampar Utara yang terkena banjir Desa Kampung Panjang 305 KK, Desa Sendayan 137 KK, Desa Sawah 360 KK, Desa Sei Jalau 86 KK serta Kecamatan Rumbio Jaya, Desa Rumbio Jaya, Desa Alam Panjang 160 KK, Desa Pulau.Payung 200 KK, Desa Teratak 50 KK, Desa Sei Petai 50 KK.

Dari Pekanbaru, Kepala BPBD Riau Edwar Sanger mengatakan, pihaknya bersama Dinas Sosial, telah mengirimkan bantuan kemanusiaan bagi korban banjir Sungai Kampar. Bantuan tersebut antara lain beras dan makanan pokok lainnya seperti, Indomie, sarden, selimut, tenda serta peralatan yang dibutuhkan oleh korban banjir.

"Pihak BPBD Kampar telah berkoordinasi dengan kita, bantuan sudah kirimkan dengan mendirikan dapur umum, serta personil untuk membantu korban banjir," ujarnya.

Dijelaskan Edwar Sanger, setiap bencana yang melanda wilayah Riau, BPBD Riau selalu mengirimkan bantuan termasuk bahan makanan. Sejauh ini Kabupaten yang telah mendapatkan bantuan di antaranya, Kabupaten Rokan Hulu, Kampar, Inhil, Rohil, dan Bengkalis. (dod, nur, dom, omi, hms)