KPAID Dihadapi Minimnya Anggaran Operasional

KPAID Dihadapi Minimnya Anggaran Operasional

TELUK KUANTAN (HR)-Kasus yang menimpa kalangan anak di awal 2016 meningkat, namun usaha Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) terkendala minimnya anggaran.

"Kita prihatin dengan kasus-kasus yang menimpa kalangan anak-anak,hingga pertengahan januari 2016 sudah ada empat kasus, yangpaling heboh pembunuhan bocah 3,5 tahun di Desa Serosah Hulu Kuantan," ujar Ketua KPAID Suburman, Jumat (15/1).

Tiga kasus lainnya di Kari dan Sumber Datar. Sebagai lembaga yang bertugas menangani tindak kekerasan terhadap anak, KPAID saat ini tengah dihadang masalah dana operasional.

 "Kita harus ke TKP, kadang lebih dua kali, mencari data, mengunjungi anak yang jadi korban, kadang mengundang KPAI Pusat sebagai supervisi penanganan kasus," ujarnya.

Menurutnya, tahun lalu, ada 16 kasus anak yang dilaporkan warga ke KPAID, namun tidak dapat dituntaskan maksimal. "Karena tahun 2015, KPAID tidak mendapatkan dana APBD Kuansing," ujarnya.

Tahun 2016 ini, KPAID Kuansing mengusulkan Rp250 juta. "Kita harapkan dana tersebut teralokasi dan dapat segera dicairkan," ujarnya.

Sebab dana tersebut selain untuk pengungkapan kasus juga untuk sosialisasi kepada masyarakat termasuk perusahaan untuk mencegah terjadi kasus-kasus kekerasan terhadap anak.

"Kalau dibiarkan akan semakin banyak anak-anak yang menjadi korban kekerasan, mereka berada dalam posisi yang rentan karena tidak bisa melawan dan sebagainya, "pungkasnya. (rob)