Kasus Perampokan Warga Pekanbaru di BUkittinggi

Tetangga Korban Ungkap Identitas Pelaku

Tetangga Korban Ungkap Identitas Pelaku

BUKITTINGGI (HR)-Identitas pelaku perampokan dan penganiayaan ibu rumah tangga warga Pekanbaru terkuak. Sejumlah tetangga korban Azizah alias Ijah (50) mengungkap identitas pelaku saat memberi keterangan kepada wartawan di ruangan VVIP Cinduo Mato Rumah Sakit Achmad Mochtar (RSAM) Bukittinggi, Selasa (12/1). Bahkan tetangga korban juga memiliki foto pelaku.

“Nama pelaku adalah Doni, umurnya kami tidak tahu. Setahu kami dia seorang pengangguran. Sementara istrinya adalah seorang guru SD dan mereka telah memiliki tiga anak. Ia tinggal di Perumahan Permata Ratu Blok Y Jalan Parit Indah Kecamatan Bukit Raya Kota Pekanbaru sejak delapan tahun lalu,” ujar Ida (43), salah seorang tetangga korban.

Menurut Ida, sosok pelaku di mata masyarakat yang tinggal di Kompleks Permata Ratu adalah sosok yang kurang bergaul. Meski demikian tingkah laku pelaku menurut Ida sudah dicap jelek oleh masyarakat setempat, lantaran pelaku sering membuat masalah dan banyak meresahkan warga.

“Dia (Doni) sering ngutang sana-sini. Bahkan dia juga sering dicari-cari orang luar kompleks. Gak tau urusannya apa. Yang jelas, banyak warga di kompleks kami yang meminjamkan uang kepada pelaku, namun uang itu tak pernah dikembalikan,” jelas Ida.

Dari keterangan tetangga korban juga diketahui, pelaku telah mencairkan uang di rekening bank milik korban sebesar Rp2,5 juta melalui salah satu mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) di Kota Bukittinggi. Penarikan itu dilakukan sebelum keluarga korban memblokir rekening bank milik korban.

Sementara itu, Rezki (21) yang merupakan anak sulung korban mengatakan, setiap hari Ibunya mengantarkan adiknya yang paling bungsu bernama Alianaswah Ramadhani di SD Al-Azhar Pekanbaru sekitar pukul 06.30 WIB, yang mana antara rumah ke sekolah berjarak sekitar lima kilometer yang ditempuh sekitar 15 hingga 20 menit menggunakan kendaraan.

“Kami tiga bersaudara. Saya anak yang paling tua, kuliah di Bandung, yang nomor dua kuliah di Jogja dan yang paling kecil masih duduk di kelas lima SD. Di rumah, ibu hanya tinggal bersama adik saya yang paling kecil. Kami cemas jika pelaku tidak tertangkap, Ia akan datang dan ngamuk ke rumah kami,” tutur Rezki.

Rezki mengaku, ia baru mengetahui kejadian yang menimpa ibunya sekitar pukul 14.00 WIB. Waktu itu dirinya sedang magang di Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan. Mendapat kabar tersebut, dirinya langsung pulang ke Pekanbaru, lalu bersama tantenya segera bertolak ke Bukittinggi. Ia bersama rombongan keluarga tiba di Bukittinggi pada Senin (11/1) sekitar pukul 20.30 WIB.

Ketika ditanya apakah mengenal pelaku, Rezki menjawab tidak mengenal dan tidak pernah bertemu dengan pelaku, karena waktunya lebih banyak di Bandung untuk kuliah. Kebetulan saat ini dirinya sedang magang di Pangkalan Kerinci, yang mana jarak tempuh Pangkalan Kerinci dengan Pekanbaru hanya sekitar satu jam.

Hingga saat ini, korban masih dirawat di ruangan VVIP Cinduo Mato RSAM Bukittinggi. Meski secara umum kondisi korban mulai membaik, namun korban masih terlihat lelah dan enggan dikunjungi banyak orang, termasuk wartawan.

Terkait kasus ini, Kasat Reskrim Polres Bukittinggi AKP Hendro mengatakan, kasus ini telah ditangani oleh Polres Pekanbaru, karena keluarga korban melaporkan kasus tersebut ke Polres Pekanbaru.

“Penganiayaan dan perampasan itu dilakukan di Kota Pekanbaru, makanya keluarga korban melaporkan kasus tersebut di Pekanbaru. Jadi, kami dari Polres Bukittinggi sifatnya hanya membantu dan saling koordinasi. Korban kami bantu bawa ke rumah sakit dan barang bukti berupa mobil juga kami amankan di Bukittinggi,” jelas Hendro.

Seperti berita sebelumnya, Ijah, umur 50 tahun, ditemukan dalam kondisi bersimbah darah di Jalan Panorama Bukittinggi, tepatnya di depan Hotel Gran Malindo Bukittinggi sekitar pukul 12.30 WIB, Senin (11/1).

Ijah mengalami luka robek pada kepala bagian belakang serta luka robek pada pelipis mata bagian kanan, setelah dipukul oleh pelaku yang belakangan diketahui bernama Doni dengan menggunakan sejenis batu dan besi.

Peristiwa itu bermula saat Ijah akan pulang ke rumah setelah mengantar anaknya ke sekolah sekitar pukul 07.00 WIB, namun tiba-tiba pelaku muncul dan menumpang mobil yang dikendarai korban.

Dalam mobil itu, korban dipukuli oleh pelaku dan pelaku membawa korban hingga tiba di Bukittinggi-Sumbar. Diduga motif penganiayaan itu didasari oleh kekecewaan pelaku yang tidak dipinjamkan uang sebesar Rp1,5 juta.

Dalam kejadian tersebut, pelaku juga mengambil uang tunai milik korban sebesar Rp200 ribu, mengambil satu telepon genggam, serta mengambil selembar kartu ATM yang di dalamnya berisi uang sekitar Rp7 juta. Pelaku itu juga telah mengetahui pin ATM setelah memaksa korban untuk memberitahukannya. (h/wan)