Semangat Bambu Runcing KONI Riau

Semangat Bambu Runcing KONI Riau

Menghadapi Pekan Olahraga Nasional 2016 Jawa Barat, bagi Komite Olahraga Nasional Indonesia bagaikan menghadapi ‘perang’. Maklum, disinilah marwah Riau di sektor olahraga nasional dipertaruhkan.

Iven empat tahunan itu merupakan kejuaraan multiiven tertinggi di Indonesia. Semua atlet berlomba-lomba menjadi yang terbaik. Semua daerah di Indonesia juga berlomba-lomba mempersiapkan atletnya supaya bisa menjadi yang terbaik.

Namun perang yang dihadapi KONI Riau dipastikan tanpa amunisi yang cukup. KONI Riau semula mengajukan anggaran Rp70 miliar di tahun 2016 itu untuk menghadapi PON 2016 Jabar tersebut. Kemudian diajukan penambahan Rp40 miliar mengingat jumlah atlet yang lolos melonjak drastis.

Anggaran Rp70 miliar dibuat dengan perkiraan atlet lolos hanya 150 orang. Namun kenyataan di lapangan, atlet yang lolos lebih dari 350 orang. Dengan demikian, KONI Riau mengajukan tambahan Rp40 miliar lagi.

Nyatanya, bukan mendapatkan tambahan namun anggaran Rp70 miliar semula hanya disetujui Rp40 miliar saja. KONI Riau melalui Ketua Umumnya Emrizal Pakis mengaku tidak kecewa namun hanya sedih.

Bukan hanya Emrizal Pakis saja yang sedih, namun semua insan olahraga di Riau juga bersedih. Bagaimana pun juga di tengah euforia keberhasilan Riau mencatat sejarah untuk pertama kalinya menjadi juara umum di Porwil Sumatera 2015 di Bangka Belitung, harusnya Pemprov Riau sebagai eksekutif dan DPRD Riau sebagai legislatif mendukung sektor olahraga Riau.

Timbul pertanyaan, Apakah sebegitu tidak adanya perhatian pemerintah dan legislatif terhadap olahraga Riau? apakah tidak boleh olahraga Riau bangkit dan berjaya di pentas nasional?

Sangat tidak fair sekali sebab saat Gubernur Riau, Rusli Zainal menjabat sudah terlihat begitu getolnya pemerintah ingin memajukan marwah Riau di sektor olahraga ini. Riau menjadi tuan rumah PON 2012 dan semua venue olahraga dibangun di Riau. Tujuannya sudah jelas yaitu ingin Riau berjaya di bidang olahraga.

Tapi sudahlah, semuanya sudah terjadi. Anggaran Rp40 miliar toh tidak bisa ditambah oleh Pemprov Riau dan DPRD Riau karena sudah ketok palu. KONI Riau pun dipastikan harus bisa memanfaatkan anggaran yang ada sebaik mungkin.

Ibarat perang, KONI Riau tinggal memanfaatkan semangat juang yang ada. Peralatan canggih yang sudah disiapkan daerah-daerah lain siap membombardir atlet-atlet Riau. Namun, dengan semangat bambu runcing tentunya, atlet Riau tidak patah semangat. Ketua Umum KONI Riau, sebagai pemimpin di garda paling depan tentu sudah mengobarkan semangat pasukannya sambil berharap semoga pulang tidak dengan wajah tertunduk lesu.***