Pj Wako: Tutup Salon Plus

Pj Wako: Tutup Salon Plus

Dumai (HR)- Penjabat (Pj) Walikota Dumai, Arlizman Agus menegaskan agar SKPD terkait segara menertibkan keberadaan salon yang menyalahi izin usaha. Terutama salon yang menawarkan minuman keras atau alkohol. Lalu menawarkan jasa karaoke.

Pasalnya mereka sudah menyalani perizinan usaha yang diberikan. Bahkan pekan lalu pada giat cipta kondisi yang digelar Polres Dumai, satu salon didapati menjual minuman beralkohol. Kemudian menyediakan jasa karaoke bagi pelanggannya.

"Para pengelola hanya diberi izin untuk usaha salon. Bukannya membuka usaha menjual minuman keras, apalagi karaoke. Jika itu ditemukan saya minta kepada instansi terkait untuk segera melakukan tindakan tegas dan bila perlu cabut izin usahannya," tegas Arlizman.

Seperti diwartakan, oknum Pimpinan DPRD Dumai terlibat dalam perdagangan minuman beralkohol di lokasi salon plus milik bersangkutan. Hal itu dibuktikan saat usaha salon dan karaoke milik Ketua DPRD Dumai dilakukan razia oleh petugas yang melakukan operasi Cipta Karya jelang Tahun baru 2016.

Tidak terima karena usaha Salon plus karaoke miliknya di razia oleh tim Cipta Kondisi (Cipkon) Polres Dumai. Pimpinan DPRD Dumai, Gusri effendi dan Istri meradang. Bahkan ironisnya mereka melakukan interpensi kepada salah seorang wartawan yang sedang melakukan peliputan kegiatan Razia Cipkon pada Senin (28/12) malam tersebut.

Kejadian berlangsung sekitar pukul 22.00 WIB, tepatnya pada Salon Ria milik ketua DPRD Dumai yang berada di Jalan Merdeka Lama Kelurahan Bintan Kecamatan Dumai Kota, pada saat operasi tersebut petugas melakukan penyitaan minuman beralkohol yang diduga tidak memiliki izin dari salon-karaoke tersebut.

Kasat Binmas Polres Dumai AKP Agung Triady SIK yang bertindak memimpin operasi malam itu sontak menjawab bahwa kegiatan ini adalah razia Cipta Kondisi dalam rangka menjelang perayaan Tahun baru 2016.

Pihak kepolisian tetap berupaya berkomunikasi dengan baik. Namun oknum DPRD Dumai bersama sang istri tersulut emosi, bahkan sejumlah pekerja salon juga turut ikut meluapkan rasa emosi dengan memarahi wartawan yang mengabadikan foto saat razia cipkon tersebut berlangsung.

Di kesempatan yang sama, di tengah kondisi emosi istri ketua DPRD Dumai menginterpensi engan meminta pewarta untuk menghapuskan foto yang terekam saat dilakukannya razia di tempat usaha mereka. Ironisnya, ucapan istri ketua wakil rakyat saat itu sangat tidak layak untuk diucapkan.***