Nasib Bandara Pinang Kampai Makin tak Jelas

Nasib Bandara Pinang Kampai Makin tak Jelas

DUMAI (HR)-Pemerintah Kota Dumai melalui Dinas Perhubungan sudah bertahun-tahun mengelola Bandara Pinang Kampai, namun statusnya hingga 2016 belum jelas. Apakah akan diambil alih atau dihibahkan oleh PT Pertamina RU II ke Pemkota Dumai.

Kepala Bandara Pinang Kampai, Catur Hargowo, mengatakan, sangat disayangkan hingga sekarang status bandara belum berpindah tangan ke Pemko Dumai. Akibatnya, banyak peluang yang terpaksa batal masuk untuk pengembangan bandara, salah satunya bantuan dari Pusat.

"Hingga kini, saya selalu berfikir entah dimana kendalanya, padahal berbagai upaya dan perjuangan dari Pemko sudah dilakukan menuju proses hibah. Apalagi upaya untuk ambil alih sudah dilakukan hingga ke Pemerintah Pusat," ujarnya, kepada awak media.

Akibat ketidakjelaskan status ini, kata dia, sulit bagi Pemko Dumai melakukan pengembangan fasilitas dan lainnya. Apalagi sekarang ini, jumlah maskapai penerbangan yang menjalin kerjasama berkurang. Sebelumnya, jurusan Dumai-Batam tersedia, kini tidak ada lagi.

Sehingga, kini tinggal jurusan penerbangan Dumai-Jakarta saja. Menurutnya, untuk pengembangan sebenarnya butuh dorongan dari berbagai pihak. Khususnya masalah hibah ini, pihaknya butuh dorongan dari DPRD Kota Dumai.

"Bagaimana cara memperjuangkan agar Dumai memilki bandara sendiri tanpa berstatus pinjam pakai. Jika dorongan tidak ada usaha yang dilakukan Dishub akan sia-sia saja. Lihat saja, tidak banyak perubahan sarana dan prasarana dari tahun ketahun," katanya.

Meski begitu, lanjutnya, sudah banyak maskapai penerbangan yang hendak menjalin kerjasama dengan Pemerintah Kota Dumai, namun setelah melihat ketersediaan fasilitas dianggap tidak memadai terpaksa dipending. Menurut Catur, Dumai sudah sangat layak memiliki Bandara Udara sendiri.

"Ini terlihat dari jumlah penumpang yang menggunakan transportasi Udara setiap harinya. Bayangkan, dari jurusan Dumai Jakarta jumlah penumpang hampir 80-90 persen / hari, begitu pula jurusan Dumai - Batam sekitar 70 persen/hari. Ini menandakan bahwa masyarakat umum sangat membutuhkan transportasi udara," pungkasnya.(zul)