Puluhan Buruh Muat WSN Terkatung-katung

Puluhan Buruh Muat WSN Terkatung-katung

TELUK KUANTAN (HR)-Puluhan buruh muat PT Wana Sari Nusantara masih melakukan aksi mogok kerja sebagai bentuk protes belum dipenuhinya tuntutan. Selain mogok kerja, beberapa kali unjuk rasa agar perusahaan menaikkan upah.

"Sudah lebih seminggu, belum ada tanggapan perusahaan. Bahkan, kami juga telah menyurati Dinas Sosial, dan belum ada titik terangnya," ujar Ketua Serikat Buruh Muat PT WSN Presno, Selasa (27/1) di Kantor Dissosnaker.

Kehadiran di Dissosnaker menindak lanjuti surat yang dimasukkan minggu lalu. "Orang perusahaan diam-diam saja sekarang, seperti tak ada masalah," lanjut Presno.

Kecilnya upah yang dibayarkan PT WSN tidak bisa diterima. Pasalnya, upah muat di perusahaan lain lebih tinggi. "Kalau di PT MAS, buruh muat dibayar lebih Rp10 per Kg," kata Presno.

Sementara itu, PT WSN mengaku pernah menawarkan para buruh muat untuk dijadikan karyawan. Dimana, karyawan akan mendapatkan berbagai macam fasilitas, mulai dari asuransi hingga jaminan kesehatan.

"Tapi, buruh ini dipengaruhi SPSI-nya, sehingga mereka menolak dijadikan karyawan. Padahal, kami sudah mau menjadikan mereka karyawan," ujar Humas PT WSN, Nurhendro saat dihubungi secara terpisah.

"Kalau buruh jadi karyawan, tentu tak ada setoran ke SPSI-nya. Nah, ini yang ditakutkan pengurus SPSI itu, makanya mereka menghasut para buruh," lanjut Hendro.

Disinggung upah perusahaan yang masih satu payung, Hendro mengaku pekerjaan buruh disana jauh lebih berat dengan buruh di WSN. "Kalau di WSN, kerja buruh tidak terlalu sulit.

"Intinya, pemberian upah sesuai beban kerja. Pada dasarnya, perusahaan hanya mampu membayar upah dengan nilai segitu dan buruh setuju, makanya bekerja," ulas Hendro.

Terkait tawaran menjadi karyawan, Presno tidak menyangkal adanya pembicaraan tersebut. "Kami takut, setelah diangkat menjadi karyawan, perusahaan seenaknya membuang kami," katanya.

Presno membantah dirinya mempengaruhi buruh supaya tidak bergabung menjadi karyawan PT WSN. Ia mengembalikan sepenuhnya kepada buruh, menerima tawaran tersebut atau tidak. "Tak ada kami menginterpensi, kami mempersilahkan kawan-kawan untuk memilih," tegasnya. (mg2)