Dukung Swasembada Pangan Mandiri

Pemkab Kembangkan Inovasi Beras Analog

Pemkab Kembangkan Inovasi Beras Analog

SELATPANJANG(HR)-Bupati Kepulauan Meranti H Irwan Nasir mengungkapkan Pemkab akan terus berupaya dengan maksimal untuk mengembangkan pangan lokal. Terutama sagu yang mempunyai peluang besar untuk dijadikan sebagai pangan nasional sebagai pengganti beras.
"Program diversifikasi pangan belum dapat berhasil sepenuhnya karena keterikatan masyarakat yang sangat kuat dengan konsumsi beras. Sehingga muncul sebuah istilah beras analog yang dibuat dengan harapan dapat mendekati bentuk beras asli sehingga psikologi masyarakat yang mengonsumsinya merasa mengonsumsi beras" kata Irwan saat menyampaikan sambutannya pada acara peringatan HPS ke-34 beberapa waktu lalu di Selatpanjang.
Oleh karena itu, sekarang mari dimulai mengkomsumsi sagu karena selain Meranti merupakan penghasil sagu terbaik di Indonesia, sagu juga memiliki gizi yang lebih baik dan kadar gulanya juga lebih rendah jika dibandingkan dengan beras.
"Pemerintah terus berupaya mendorong dan mendukung swasembada pangan mandiri dan ketahan pangan melalui kebijakan-kebijakan nasional," ujar Bupati
Pada Meranti Expo tahun ini ada yang berbeda dari tahun sebelumnya, Dinas Kehutanan dan Perkebunan Meranti menampilkan inovasi terbaru yakni beras analog jika beras dihasilkan dari tanaman padi lain halnya dengan beras analog bahan baku yang digunakan berasal dari tepung sagu yang diproses menggunakan teknologi mesin ekstruder dari badan pengkajian dan penerapan teknologi BPPT pusat.
Bupati menambahkan, ke depan teknologi ini akan dikembangkan di Kabupaten Kepulauan Meranti. Selain potensial sebagai sumber karbohidrat, beras yang dibuat dari sagu ini kaya akan serat sehingga sangat bagus untuk kesehatan.
Tidak hanya beras analog melalui teknologi ini juga bisa menghasilkan jenis makanan lain seperti mie makaroni sehingga ke depan pengembangan teknologi ini diharapkan mampu menjadi peluang usaha untuk membangkitkan perekonomian masyarakat.
"Peningkatan jumlah penduduk setiap harinya terus bertambah, sementara lahan pengembangan sektor petanian terus berkurang, sehingga akan menjadi ancaman bagi ketahan pangan di masa datang,” sebutnya.(ali)