banjir Mulai Rambah Pelalawan

4 Desa di Kampar Kiri Masih Terisolasi

4 Desa di Kampar Kiri Masih Terisolasi

PEKANBARU (HR)-Hingga Jumat kemarin, ratusan kepala keluarga yang berada di empat desa di Kecamatan Kampar Kiri, Kabupaten Kampar, masih terisolasi. Hal itu disebabkan banjir serta longsor yang menghantam kawasan itu, sejak beberapa waktu lalu.

Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Edwar Sanger, Jumat (18/12), empat desa yang terisolir tersebut adalah Desa Lubuk Bigau, Tanjung Karang, Kebun Tinggi dan Desa Tanjung. Diperkirakan ada sebanyak 440 Kepala Keluarga warga di empat desa itu yang tidak bisa berbuat apa-apa, karena desa mereka terendam banjir.

Tidak hanya itu, akses jalan darat menuju empat desa itu juga terputus, karena tertutup longsor. Begitu pula jembatan kayu yang selama ini menjadi fasilitas penghubung ke kawasan itu, saat ini juga sudah terputus akibat dihantam banjir.

"Kondisi daerahnya diapit bukit dan jalannya sudah tertimbun akibat longsor dan banjir. Jembatan kayunya juga terputus," terangnya.

Terkait hal itu, sejauh ini pihaknya memberikan bantuan berupa satu ton beras. Bantuan diberikan dengan menggunakan helikopter milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). "Kita tidak ingin kebutuhan masyarakat di sana terganggu. Kita kita kirimkan bantuan hingga semuanya terkendali lagi," terangnya.
   
Ditambahkan Kabid Organisasi KONI Riau ini, pihaknya telah melaporkan kondisi di empat desa tersebut ke Dinas Bina Marga Riau. Dalam hal ini pihaknya juga memberikan masukan kepada instansi tersebut untuk segera melakukan perbaikan jalan.

"Kita juga sudah koordinasi dengan BPBD Kampar agar juga bisa memberikan bantuan. Kita sudah dua kali memberikan bantuan dengan menggunakan heli," tambahnya.

Menanggapi hal itu, Plt Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman, mengatakan ia akan meninjau langsung kondisi banjir dan longsor di Kabupaten Kampar dan Rohul. "Rencananya Sabtu ini kita akan tinjau langsung. Nanti kita akan cek langsung kondisinya di lapangan. Kalau memang butuh bantuan dari pusat, akan kita mintakan secepatnya," ujarnya.

Terpisah, Kepala Dinas kesehatan Riau, Andra Syafril, mengatakan pihaknya telah menyalurkan berbagai bantuan untuk masyarakat yang terkena banjir. Khususnya di dua kabupaten terparah yakni Kampar dan Rohul. Bantuan yang dikirim berupa suplemen untuk daya tahan tubuh, biskuit dan perlengkapan untuk ibu-ibu hamil, menyusui, pelajar dan balita.

"Obat-obatan juga ada, kita juga mengirimkan penjernih air. Kita juga sediakan pasokan atau buffer stock untuk penangan kesehatan. Jika daerah memerlukan bantuan, Diskes Riau siap salurkan kapan saja," jelasnya.

Mulai Rambah Pelalawan
Sementara itu, banjir saat ini dikabarkan sudah mulai merambah sejumlah daerah di Pelalawan, khususnya yang berada di bantaran Sungai Kampar, seperti di Kecamatan Langgam. Kondisi ini terjadi akibat meluapnya aliran Sungai Kampar.

Informasi dari Rino, warga setempat, Kelurahan Langgam memang selalu menjadi langgan banjir setiap tahun. Hal itu disebabkan posisinya yang berada di bantaran Sungai Kampar. Saat ini, beberapa rumah warga yang berada di sekitar Anjungan Ranah Tanjung Bunga, Kelurahan Langgam, sudah terendam banjir.

"Ketinggian air sudah mencapai setinggi lutut orang dewasa. Kalau hujan terus turun bisa dipastikan air akan semakin meninggi," ujarnya.

Ditambahkannya, selain merendam rumah warga, banjir juga membuat jalan utama di Kelurahan Langgam jadi terendam, sehingga mengganggu aktivitas masyarakat di kawasan itu. "Yang pasti, saat ini akses jalan utama ke Langgam sudah terendam," ujarnya.

Selain di Langgam, banjir juga melanda Desa Rantau Baru, Kecamatan Pangkalan Kerinci. Akibatnya, saat ini desa itu menjadi terisolir. Satu-satunya akses jalan menuju desa tersebut putus total, terendam oleh luapan air Sungai Kampar setinggi 1,5 meter.

Sepekan lebih, jalan desa tersebut putus total. Untuk keluar masuk kampung masyarakat harus menggunakan sampan. Sejauh ini, belum ada tanda-tanda debit air Sungai Kampar akan menyurut. (nur, grc)