Syamsuar, Suparman, Amril dan Suyatno tak tergoyahkan

Alot, 4 KPU Tuntaskan Pleno

Alot, 4 KPU Tuntaskan Pleno

PEKANBARU (HR)-Empat Komisi Pemilihan Umum kabupaten di Riau, akhirnya menuntaskan rapat pleno rekapitulasi perhitungan suara dalam Pilkada serentak, Kamis (17/12) kemarin. Keempat KPU tersebut adalah Rokan Hulu, Siak, Rokan Hilir dan Bengkalis.

Hasil rekapitulasi suara di keempat KPU tersebut hampir sama dengan hasil pleno di tingkat Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK). Empat pasangan calon kepala daerah, masing Syamsuar-Alfedri di Siak, Suparman-Sukiman (Rokan Hulu), Suyatno-Jami-ludin (Rokan Hilir) dan pasangan Amril Mukminin-Muhammad di Bengkalis, tetap tidak tergoyahkan dan berhasil meraih  suara terbanyak.

Sama dengan lima daerah lain yang sudah terlebih dahulu menggelar pleno, juga diwarnai aksi penolakan hasil rekapitulasi. Kondisi ini terjadi di Rokan Hulu dan Siak. Sedangkan di Kabupaten Rohil, pleno KPU setempat memutuskan untuk menghitung ulang perolehan suara untuk seluruh tempat pemungutan suara (TPS) yang berada di dua kecamatan, yakni Kecamatan Kubu dan Pekaitan. Satu-satunya pleno yang berjalan tanpa riak, terjadi di Kabupaten Bengkalis. Di Negeri Junjungan ini, proses pleno KPU berjalan lancar dan tidak ada penolakan dari peserta Pilkada.

Meski demikian, masing-masing KPU tetap melanjutkan hasil penghitungan dan telah menentukan pasangan peserta Pilkada yang memperoleh suara terbanyak. (Selengkapnya lihat tabel, red).

Dari Rokan Hulu, rapat pleno KPU Rohul yang digelar di Hotel Sapadia Pasir Pengaraian,  berlangsung alot. Selain seluruh komisioner KPU Rohul, rapat itu juga dihadiri unsur terkait seperti Bupati Rohul, KPU Riau, Kapolres dan Kajari Rohul. Sedangkan dari masing-masing pasangan peserta Pilkada diwakili dua orang saksi.

Saking alotnya perdebatan, Panwaslu Rohul sempat mengeluarkan rekomendasi untuk membuka C plano untuk dilakukan penghitungan kembali.
Terkait hal itu, Ketua KPU Rohul, mengatakan, ada beberapa kesalahan terkait administrasi. Namun ia menjamin tidak perubahan terkait perolehan suara dari masing-masing pasangan peserta Pilkada Rohul. Hanya mungkin salah penjumlahan pemilih baik yang ikut menggunakan DPT maupun yang menggunakan DPTb-2.

“Inilah yang mungkin menjadi kecurigaan karena ada DPTb yang jumlahnya mungkin besar. Akan tetapi perlu dipahami bahwa DPTB-2 itu orang-orang yang memiliki identitas kependudukan Rokan Hulu yang tinggal di desa tersebut. Hak pilih harus kita jaga," ujarnya.

Meski demikian, saksi dari pasangan nomor urut 1 Hafith-Nasrul, Tasmid, akhirnya menyatakan penolakan terhadap rekapitulasi tersebut. Hal itu disebabkan, ada sejumlah laporan tentang dugaan kecurangan Pilkada yang telah dilaporkan pihaknya, namun belum direspon instansi terkait.

Dikatakannya, dari awal pihaknya sudah menyatakan keberatan. Namun sejauh ini, hal itu belum kunjung direspon. Sedangkan untuk rencana mengguggat ke Mahkamah Konstitusi (MK) sejauh ini belum dipastikan. Hal itu akan dibahas lagi dalam internal tim sukses pasangan Hafith-Nasrul.

“Memang ada beberapa poin yang menjadi catatan kami. Dan yang menjadi gugatan atau keberatan kami terhadap Panwaslu. Dan sampai hari ini hasil dari keberatan itu belum kami terima. Jadi untuk menggugat ke MK masih mikir-mikir. Yang pasti, ini belum hasil tapi penetapan hasil rekapitulasi. Penetapan calon nanti kan ada. Justru itu hal ini akan bicarakan ke tim. Kenapa? sisa yang kita masukan ke Panwaslu itu belum dibicarakan sama sekali sesuai yang kami ajukan,” ujarnya.

Sementara itu, Nono Patria Pratama didampingi Jalalus selaku saksi pasangan nomor urut 2 Suparman-Sukiman, mengatakan pihaknya merasa bersyukur atas hasil pleno rekapitulasi tersebut. Hal itu setelah pasangan Suparman-Sukiman unggul dari pasangan nomor urut satu dengan selisih 1.364 suara.

“Meski demikian tentu kita tunggulah penetapan KPU nantinya. Apapun hasilnya hari ini, ini adalah kemenangan bersama dan keinginan bersama rakyat Rokan Hulu untuk membangun Rokan Hulu ke arah yang lebih baik,” ujarnya.

Dari Kabupaten Siak, rapat pleno KPU juga diwarnai dengan sikap saksi pasangan Suhartono-Syahrul, yang menolak menandatangani hasil rekapitulasi tersebut. Sementara dalam rapat kemarin, pasangan nomor urut 1 Syamsuar-Alfedri dinyatakan mendulang suara sebanyak 98.826 atau 59,60 persen dari total suara sah. Sedangkan pasangan lainnya, Suhartono-Syahrul, memperoleh 66.977 suara atau 40,40 persen dari total suara sah.

Dalam keterangannya, Ketua KPU Siak H Agus Salim mengakui partisipasi pemilih belum maksimal, yakni sekitar 59,60 persen. Menurutnya, banyak faktor yang menyebabkan kondisi ini terjadi. Di antaranya, masih ada data pemilih ganda, pemilih terdaftar meski sudah meninggal dan faktor lain.

Selain itu, Agus Salim juga mengakui ada kelemahan dari panitia PPS dalam penyebaran C6 atau surat pemberitahuan kepada warga yang memiliki hak pilih. Namun demikian Agus Salim menjelaskan KPU sudah melakukan sosialisasi kepada PPS.

Sementara itu, saksi pasangan Suhartono-Syahrul, Sabar Sinaga, tidak mau menandatangani keputusan pleno. "Memang kesepakan kami dari tim kemenangan Kabupaten, mengambil sikap tidak menandatangani hasil pleno ini. Tugas saya sebagai saksi, menyaksikan jalannya pleno, mengambil berkas dan dibawa ke tim," urainya.

Lebih jauh, ia menjelaskan bahwa tim sukses Suhartono-Syahrul menilai dalam rangkaian sebelum pemilu banyak dugaan penyalahgunaan wewenang yang dilakukan lawan politiknya. "Dugaan keterlibatan aparat pemerintah saat kampanye, dalam undang-undang PKPU itu bisa membatalkan, dan itu terjadi saat rangkaian sebelum Pilkada. Hal itu yang membuat kami tidak menerima putusan akhir pleno ini. Secara umum hasil pleno ini sama dengan hasil perhitungan suara di TPS," kata Sabar Sinaga.

Ia mengaku tim Suhartono-Syahrul sudah melaporkan dugaan keterlibatan aparat pemerintah itu ke pihak Panwas, Kepolisian, bahkan sudah dilaporkan ke Pengadilan Tata Usaha Negara. "Untuk lebih lengkapnya silakan tanya langsung ke kuasa hukum Pak Suhartono," ujarnya.

Dihitung ulang
Sementara itu, pleno KPU Rokan Hilir, sempat berlangsung lebih lama. Hal itu disebabkan adanya penghitungan ulang untuk seluruh TPS di dua kecamatan, yakni Kubu dan Pekaitan. Namun hingga tadi malam, proses penghitungan ulang itu telah selesai dilaksanakan. Hasilnya, pasangan Suyatno-Jamiluddin, ditetapkan sebagai peraih suara terbanyak.

Penghitungan suara ulang untuk Kecamatan Kubu, karena ditemukan kotak suara tidak bersegel dan tidak terdapat lembar rekapitulasi di dalamnya. Sedangkan untuk kecamatan Pekaitan, ditemukan kesalahan pengisian jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT).

Menurut Ketua KPUD Rohil, Agus Salim, hilangnya rekapitulasi surat suara calon didalam kotak suara PPK kecamatan Kubu merupakan kelalaian, dan PPK akan menjelaskanya.

Namun, Ketua Panwas Rohil Jaka Abdillah, meminta PPK menjelaskan kronologis persoalan dan memintanya bertanggung jawab karena lalai. Begitu juga saksi paslon nomor urut 4 yang menyampaikan keberatan dan meminta keadilan lantaran paslonnya merasa dirugikan baik waktu maupun hasil rekap.

Lancar
Satu-satunya rapat pleno rekapitulasi yang berjalan lancar, terjadi di Kabupaten Bengkalis.  Rapat yang dipusatkan di Gedung Cikpuan Jalan Hangtuah Bengkalis itu, dipimpin langsung Ketua KPU Bengkalis, Defitri Akbar.

Hasilnya, pasangan nomor urut 1, Amril Mukminim- Muhammad ditetapkan sebagai peraih suara terbanyak dengan 99.213 suara, disusul pasangan nomor urut 3 Sulaiman Zakaria-Noor Charis Putra sebanyak 59.097 suaram dan pasangan nomor urut 2 Herliyan Saleh- Riza Pahlefi dengan 58.061 suara.

Rapat pleno dihadiri Penjabat Bupati Bengkalis Ahmad Syah Harrofie, Sekda H Burhanuddin Kapolres Bengkalis AKBP Aloysius Supriyadi, Kasdim, Kasi Intel Kejari Rully dan Kepala Pengadilan Agama Bengkalis. Pleno juga dihadiri saksi dari 3 paslon dan Panwas Kabupaten Bengkalis. Rapat pleno yang dimulai sekitar pukul 09.00 WIB dijaga ketat Polisi dan TNI.

Terkait perhitungan itu, Amril mukhminin mengaku bersyukur atas jalannya pesta demokrasi di Kabupaten Bengkalis yang berlangsung aman, tertib dan penuh semangat kekeluargaan.

Menurutnya, dengan telah ditetapkan dirinya bersama Muhammad sebagai cawabup terpilih karena dukungan rakyat dan ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk kembali bersatu, menyatukan langkah untuk Negeri Junjungan yang lebih baik ke depannya. Perbedaan pandangan pada proses demokrasi yang terjadi kemarin dipandangnya adalah sebuah dinamika politik yang sangat wajar terjadi.

"Untuk itu saya mengajak semua elemen masyarakat kembali bersatu dan bekerja untuk kemajuan Bengkalis kedepan,” ungkap Amril via seluler.

(gus, lam, zmi, man)