SEBAGAI DAERAH PRODUSEN

Meranti Layak Miliki Museum Sagu

Meranti Layak Miliki Museum Sagu

SELATPANJANG (HR)-Kepulauan Meranti sebagai wilayah penghasil sagu terbesar di Indonesia, dinilai layak memiliki museum Sagu yang akan berfungsi mengumpulkan, menyajikan dan melestarikan potensi komoditi perkebunan tanaman lokal tersebut.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kepulauan Meranti, M Arif MN, melalui Kepala Seksi Sejarah, Kepurbakalaan dan Permuseuman, Abdullah menjelaskan, keberadaan museum sagu sangat penting.

Karena dapat menjadi sarana pengenalan sagu ke seantero dunia, memberikan pendidikan kepada masyarakat, dan menjadi tujuan referensi penelitian tentang sagu. "Meranti layak punya museum sagu ini. Namun tetap harus memenuhi syarat dan ketentuan sebuah museum," ujar Abdullah, Kamis (17/12).

Dia mengatakan, pemerintah pusat siap membantu penganggaran untuk pembangunan museum lokal tersebut. Menurutnya Pemda harus tetap bersinergi dan menjalin komunikasi secara efektif dengan pemerintah pusat maupun provinsi, serta komitmen dari Pemkab Meranti itu sendiri.

"Jika stakeholder di daerah tak bersatu hati dengan pelestarian dan pengembangan kebudayaan, apapun program akan melalui lika liku luar biasa beratnya. Intinya komitmen bersama. Ini penting sebagai ikon kabupaten sebagai cluster sagu di Indonesia," ucapnya.

Oleh karena itu nantinya dia berharap semua pihak harus menjadikan rencana tersebut sebagai kebijakan bersama, untuk mengajukan usulan. Diantara hal-hal yang harus disiapkan, kata Abdullah, tanah, bangunan, visi misi, sumber daya manusia (kurator, dll), koleksi, story life.

"Risetnya juga hrs jelas, dan terpenting adalah anggaran guna keberlanjutan operasional museum jika sudah berdiri," katanya.

Untuk itu tahapan demi tahapan akan terus dilakukan, termasuk usulan proposal kepada pemerintah pusat. Dia berharap tahun anggaran 2017 sudah bisa dilaksanakan pembangunannya.

"Semoga mimpi kita ini dapat terwujud. Saya akan tetap bangun komunikasi dengan semua pihak termasuk pemegang kebijakan di daerah," tutur Kasi Sejarah, Kerpurbakalaan dan Museum Kepulauan Meranti itu.(jos)