ANCAMAN KARLAHUT

Demokrat Soroti Kesiapan Pemerintah

Demokrat Soroti Kesiapan Pemerintah

SELATPANJANG (HR)- Partai Demokrat Kabupaten Kepulauan Meranti menyoroti kesiapan pemerintah daerah dalam menghadapi ancaman musibah kebakaran lahan dan hutan. Menurut partai berlambang Mersi tersebut mengungkapkan kejadian tahun 2014 silam harus menjadi pengalaman berharga buat pemerintah daerah.

Dimana pada tahun tersebut Kepulauan Meranti mengalami musibah kebakaran yang luar biasa. Kebakaran lahan dan hutan tersebut bahkan sempat menyengsarakan kehidupan masyarakat desa.

Betapa tidak, kebun sagu dan kebun karet warga dalam tempo singkat ludes terbakar, bak jerami kering yang anti terhadap api.

"Kemudian tanah tempat bertumpu pokok karet dan sagu itu juga ikut terbakar. Karena tanaman tua dan keras tersebut hanya ditopang oleh tanah yang bergambut tebal dan kering oleh musim panas yang berkepanjangan,”ungkap Muzamil, Ketua DPC Partai Demokrat Kepulauan Meranti kepada Haluan Riau di sela-sela mengikuti rapat pleno KPU di Selatpanjang Rabu kemarin.

Muzamil mengungkapkan, bagaimana kondisi kala itu api dengan mudahnya merambat ke segala arah, seiring dengan arah angin berhembus.

Dan umumnya  warga di desa hanya bisa menangis menyaksikan adegan yang memilukan itu. Menangisi kebun mereka yang tiba-tiba lenyap ditelan bara.

Menangis karena tidak ada yang bisa dilakukan untuk menyelamatkan harta dan yang menjadi sumber nafkah harian keluarga tersebut. Air sangat sulit apalagi karena saat itu memang mengalami musim kemarau berkepanjangan.

Dan pasca kebakaran akhirnya ribuan KK kehilangan mata pencaharian. Sebab umumnya masyarakat di pedesaan rata-rata hanya memiliki sebidang kebun karet yang tidak begitu luas untuk disadap setiap harinya sebagai sumber nafkah keluarga.

"Itulah arti kebun karet bagi masyarakat Meranti, dimana getah yang dihasilkan itu setiap harinya  akan digantikan dengan beras, ikan asin dan barang sembako dari para tauke,”kata dia.

Tapi seketika lanjut dia, di luar dugaan harta yang berharga milik warga itu harus lenyap yang hanya menyisakan ranggas.
Pemerintah daerah mulai dari desa hingga kecamatan saat itu,  bahkan di tingkat kabupaten tercengang dan terperanjak menyaksikan luasnya hutan dan lebarnya kebunan masyarakat yang ludes dilahap si jago merah itu.

Langkah penyelamatan yang dilakukan pemerintah daerah memang cukup maksimal namun hanya dengan peralatan apa adanya saja.
Seperti pompa air beberapa unit dan selang apa adanya saja. Karena sebelumnya memang tidak diperhitungkan musibah akan menimpa  secara tiba-tiba itu.

Baik dari segi kesiapan personil, maupun peralatan, juga anggaran pendanaan tidak ada persiapan. Bahkan bukan hanya daerah yang terkesan terkejut dengan kejadian itu, namun provinsi-pun bahkan juga pusat terkesima dengan musibah kebakaran lahan gambut yang terjadi.

Tidak urung helicopter terpaksa harus diterjunkan bolak balik untuk ngebom api dengan air, tapi tampaknya juga kurang efektif, sebab pemadaman di tanah bergambut seperti bumi Meranti memang membutuhkan strategi dan pola penanganan berbeda.

“Masalah inilah yang kita soroti dari Partai Demokrat di DPRD Kepulauan Meranti, agar dalam penyusunan anggaran APBD 2016 pemerintah daerah membuat persiapan yang matang. Mulai dari antisipasi, mengatasi dan pendanaan.

Sehingga jika musibah itu muncul kembali maka sudah ada senjata perlawanan sekaligus ongkos perlawanan yang dibutuhkan,”ujar Muzamil yang juga wakil Ketua DPRD Kepulauan Meranti tersebut.***