Utang dan Kemiskinan

Utang dan Kemiskinan

Meskipun sudah lewat hari ulang tahun (HUT) Universitas Islam  Riau (UIR) yang ke 53 yang persisnya adalah 4  September 2015 namun saya  menganggap tema ini masih relevan.Yaitu UIR dibangun awalnya  dengan gagasan  berutang. Karena utang itu baik (debt is good) dan utang tidak identik dengan kemisakinan, Bahkan dengan utang dapat membangun.

Sesungguhnya memang benar  Pak Zaini Kunin menjadi tokoh penggagas awal atau visioner dalam membangun UIR dengan motivasi demikian’ yaitu, hanya dengan utang bisa membangun. Sebaliknya tanpa berutang tidak mungkin untuk membangun. Tentu saja  tidak semua kalangan Pegurus Yayasan Lembaga Pendidikan Islam (YLPI) yang mengelola UIR  sependapat. Sebab kalau berutang dengan apa dibayar. Namun  gagasan pak Zaini Kunin tetap dilanjutkan.

Argumen pak Zaini- demikian selalu nama panggilan beliau- gagasan yang baik pasti ada yang akan menolong. Yaitu masyarakat sendiri. Karena utang bukan kepentingan pribadi.

“Jangan takut berutang. Negara juga berutang” ungkapan yang sering  beliau ungkapkan.
Maksudnya tidak boleh ada ketakutan pada utang. Apalagi secara berlebihan. Ini memastikan padangan pak Zaini Kunin yang amat penting. Lantaran gagasan tanpa takut pada utang inilah menjadikan UIR seperti sekarang ini, perguruan tinggi swasta terkemuka di Sumatera saat ini menarik. Pak Zaini bukan orang akademisi ekonom. Tapi luar biasa.

Sebab baru belakangan ada pembenaran secara populer teori dari Paul Krugman (62)  dia sebut International Trade Teory. Ia meraih  hadiah nobel ekonomi politik berkebangsaan Amerika (2008). Paul Krugman  yang juga kolumnis tetap harian New York Times itu  menolak pendapat ketakutan berlebihan pada utang dalam pembangunan ekonomi. Agaknya dia benar. Penjelasannya sebagai berikut.

Pertama, persoalannya bagi Paul Krugman pandangan takut berlebihan pada utang adalah keliru. Karena membayangkan debt atau utang identik dengan kemiskinan. Karena orang berutang adalah  orang yang kekurangan.

Kedua, pandangannya yang bertolak belakang dengan pandangan  poin di atas. Takut berlebihan pada utang. Ditolaknya dengan  mengatakan bahwa  debts is good (utang  itu adalah baik)  tulis P Krugman dalam kolomnya di New York Times 15, Agustus2015. Yaitu orang berutang tidak identik orang miskin.

Tidak benarnya bisa dibuktikan yakni yang berutang sekarang pada umumnya orang kaya. Hanya utangnya adalah bentuk investasi. Utang yang dapat dipertanggungjawabkan secara ratio ekonomi.

Terhadap awal pembangunan UIR pandangan inilah yang dianut pak Zaini Kunin. Tiada jalan kecuali berutang. Karena UIR memerlukan pembiayaan. Terhadap Pak Zaini ada juga pimpinan YLPI kurang setuju. Alasan menganggap terlalu berani.
Misalnya kelompok yang menentang, mereka mantan administor birokrasi pemerintahan dalam YLPI. Namun dominasi pak Zaini lebih kuat dengan tripartiet, Zaini ketua Chadidjah Aly, bendahara, Zakir/Mukni sekretaris dalam YLPI. Maka berutanglah UIR ke mana mana.

Pandangan pak Zaini, tanpa utang (masa itu) UIR tidak bisa dibangun. Tanpa pembangunan tidak ada kemajuan. Maka UIR mencari pinjaman.

Prinsipnya utang bukan harus ditakuti. Maka muncullah ucapan pak Zaini yang visioner itu dengan membandingkan negara saja berutang. Kita buktikan pemikiran pak Zaini Kunin, UIR yang maju pada masa sekarang adalah pandangan jauh ke depan (visioner).

Rasanya jasa pak Zaini Kunin tidak bisa kita lupakan. Saya yang pernah dekat dengan beliau pada masa tahun 70-an karena menjadi staf pribadi, Ibu Chadidjah Aly bendahara. Pak Zaini Kunin amat dekat dengan Ibu Chadidjah Aly. Kemudain saya juga kuliah di Fakultas Hukum 1968 hingga 1972. Kedekatan saya dengan pak Zaini itupun berlanjut meskipun saya sudah di Jakarta, ketika di Jakarta saya selalu mendampingi beliau dalam urusan UIR. Secara kebetulan juga sama melaksanakan  haji l986.

Karena ikut meyaksikan dan memahami masa awal pembangunan UIR, dengan berutang ke mana mana. Saya memiliki keinginan kuat untuk melihat kemajuan UIR masa depan, yang merupakan amal pak Zaini Kunin dengan Visi strategisnya bersama teman pengurus YLPI. Dan merupakan warisan tempat mengabdi generasi pelanjut dibelakangnya. Insya Allah.***
Doktor, dosen Univeritas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (UHAMKA) Jakarta. Asal Serosah Talukkuntan.