Ratusan Rumah Warga Terendam

Akses ke Ibukota Rohul Lumpuh

Akses ke Ibukota Rohul Lumpuh

PASIR PENGARAIAN (HR)-Ratusan rumah masyarakat di Ibukota Rokan Hulu, Pasir Pengaraian, terendam akibat Sungai Batang Lubuh meluap, Jumat (11/12). Banjir juga membuat akses lalu lintas menuju kota itu menjadi lumpuh hingga Jumat sore kemarin.

Banjir terjadi menyusul hujan deras yang turun terus menerus di Rohul, sejak Kamis malam. Ratusan rumah warga yang terendam berada di dua Kecamatan, yakni Rambah dan Rambah Hilir. Banjir besar ini merupakan yang kedua kalinya terjadi, setelah banjir serupa pada November lalu.

Saking derasnya air, sebuah warung milik Ucok, warga Desa Rambah Tengah Utara,

Akses
bahkan sempat  hanyut terseret arus hingga ke badan jalan raya Ibukota Pasir Pengaraian. Beruntung bagi Ucok, saat kejadian warga setempat langsung memberikan pertolongan dengan membongkar dinding pada bagian belakang warung lalu mendorongnya kembali ke pinggir jalan.  "Saat banjir saya ke belakang melihat rumah yang tergenang banjir. Sekembalinya ke warung nampak warung mulai terapung dan hanyut,” ungkapnya.

Menurut warga, banjir mulai terjadi sekitar pukul 06.00 WIB dan terus meluas. Hingga pukul 16.00 WIB Jumat kemarin, air belum kunjung surut. Banjir mengakibatkan ruas jalan yang menghubungkan Kota Pasir Pengaraian dengan daerah lainnya menjadi lumpuh karena tidak bisa dilalui kendaraan roda dua maupun kendaraan roda empat.

Kedalaman air yang menggenangi ruas jalan Pasir Pengaraian tepatnya di Desa Babussalam mencapai sedada orang dewasa. Sedangkan di jalan lingkar Desa Pematang Berangan, air mencapai sepinggang orang dewasa. Untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan, akses jalan menuju Ibukota Pasir Pengaraian pun ditutup. Sedangkan untuk menghindari kemacetan, pihak Polres Rohul menurunkan petugas di dua jalan utama tersebut.

Terkait hal itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Rohul, Aceng Hardiana, mengatakan, pihaknya masih mendata kerugian yang muncu akibat banjir tersebut.


“Sejauh ini, jumlah korban banjir belum bisa disimpulkan karena jumlahnya terus bertambah. Nanti kalau data sudah lengkap akan kami sampaikan. Tapi yang jelas, di Kecamatan Rambah ada dua daerah korban banjir, Desa Babussalam dan Kelurahan Pasir Pengaraian. Kemudian di Kumu (Kecamatan Rambah Hilir) juga ada korban banjir. Namun jumlahnya belum bisa disimpulkan,” ujarnya.

Terpisah, Camat Rambah Kabupaten Rohul, Ari Gunadie mengakui banjir tersebut merupakan musibah rutin yang selalu berulang setiap tahun. Namun demikian, pihaknya tetap mengharapkan bantuan dari pemerintah. "Sebab saat banjir, kita tidak bisa mencari nafkah, makanya kita
berharap supaya ada bantuan dari pemerintah," ujarnya.

Terendam Sebulan Lebih

Tidak hanya di Pasir Pengaraian, kawasan lain di Rohul, hingga kini masih juga terendam banjir. Bahkan, kondisi ini sudah berlangsung sebulan lebih. Salah satunya terjadi di beberapa desa di Kecamatan Bonai Darussalam. Selain merendam rumah warga, banjir di daerah ini juga telah membuat akses jalan lintas Provinsi Riau menuju Kota Duri, Kabupaten Bengkalis, terputus total.

Hingga saat ini, ketinggian air yang merendam kawasan itu masih berkisar satu meter. Tak ayal, masyarakat pun mengeluhkan kondisi itu. Pasalnya, aktivitas mereka jadi lumpuh total. Selain tidak bisa bepergian ke Kota Duri, mereka juga tidak bisa mengangkut hasil perkebunannya, seperti Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit.

Kondisi itu diungkapkan salah seorang warga sontang, H Sitorus, Kamis (10/12) malam kemarin. Dikatakan, hingga saat ini banjir terparah masih terjadi di Desa Sontang dan Bonai. Namun ia mengakui sudah ada bantuan dari pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Rohul.

"Alhamdulillah, pihak BPBD Rohul sudah memberikan bantuan berupa tenda dan sembako, namun dengan kondisi itu masyarakat tidak bekerja, karena air tak surut-surut," ujarnya.

Akibat banjir tersebut, aktivitas masyarakat juga lumpuh total. Bahkan hanya untuk sekedar berbelanja ke pasar, masyarakat sangat kesulitan. Sebab genangan air masih saja tinggi. Menurutnya, kemungkinan besar ketinggian air akan naik lagi. Apalagi jika jia banjir juga terjadi di lima kecamatan yang kondisinya lebih tinggi dari kawasan itu. (gus, yus)