Pedagang Tuding Pengelola Lalai PascaKebakaran, Ramayana Mengenaskan

Polisi Temukan Receiver CCTV

Polisi Temukan Receiver CCTV

PEKANBARU (HR)-Petugas Kepolisian dari tim Laboratorium Forensik Medan, akhirnya menemukan receiver CCTV di salah satu lantai Plaza Sukaramai atau Ramayana, yang terbakar pada Selasa kemarin. Dengan penemuan itu, diharapkan bisa menjadi bahan penting untuk menyelidiki penyebab pasti terjadinya kebakaran tersebut.

Barang bukti itu ditemukan setelah aparat Kepolisian dibantu petugas pemadam kebakaran (Damkar) menyisir bangunan yang terbakar selama kurang lebih dua jam, Kamis (10/12).

Sementara itu, kondisi bangunan Ramayana pascakebakaran, sangat mengenaskan. Khususnya di lantai dasar, yang berisi ratusan kios pedagang. Dari pantauan lapangan, kondisi dinding tampak hitam legam akibat terbakar. Barang-barang milik pedagang juga sangat banyak yang masih tergantung. Tidak sedikit di antaranya yang tampak sudah hangus dijilat api. Hal itu menunjukkan mereka tak sempat menyelamatkan barang-barang mereka ketika kebakaran terjadi.  Kondisi serupa juga terjadi di lantai lain. Umumnya, ruangan tampak berantakan dan luluh lantak akibat dilumat si jago merah.

Terkait penemuan receiver CCTV tersebut, Kasubdit Fisika Labfor Medan, AKBP Jon Hutabarat, mengatakan, sebelum ditemukan, pihaknya telah melakukan penyisiran mulai dari lantai dasar hingga lantai 3.

"Kita baru menemukan satu bukti petunjuk berupa sebuah receiver CCTV. Mudah-mudahan temuan tersebut bisa dijadikan sebagai bahan penyelidikan kita," ujarnya, di lokasi kebakaran.

Dikatakan Jon, timnya dibantu anggota Damkar masih akan menyisir kembali bangunan yang terbakar tersebut. Namun ia juga mengakui, pihaknya mengalami kesulitan mencari bahan bukti penting lain, karena di dalam gedung kepulan asap yang berasal dari sisa kebakaran, masih tebal.

"Penyisiran masih akan kita lakukan Sampai semua bahan penyelidikan yang kita butuhkan cukup," ujarnya.

Pengelola Dituding lalai
Sementara itu, ribuan pedagang di Plaza Sukaramai atau Ramayana Pekanbaru yang menjadi korban si jago merah, tak henti-hentinya menyesalkan peristiwa kebakaran yang terjadi sejak Selasa (8/12) sore lalu. Akibat kebakaran itu, mereka mengaku mengalami kerugian yang tidak sedikit. Bahkan ada yang mencapai miliaran rupiah.

Para pedagang juga sangat menyesalkan tindakan pengelola Ramayana, dalam hal ini PT Makmur Papan Permata, karena dinilai lalai dan masih terkesan cuek terhadap nasib para pedagang saat ini.

"Banyak kelalaian dari pengelola (Plaza Sukaramai). Pertama, racun api yang ada di dalam gedung bangunan banyak yang kosong dan tak bisa digunakan. Selain itu, sumur hydrant untuk pemadam kebakaran juga tidak ada. Jadi, pihak pengelola harus bertanggung jawab," tegas Jasrul (47) seorang pedagang pakaian batik yang sudah 15 tahun berjualan di Plaza Sukaramai.

Dituturkan Jasrul, akibat kebakaran itu, dirinya telah mengalami kerugian hingga miliaran rupiah. Hal itu disebabkan 6 toko pakaian miliknya yang berada di dalam gedung Plaza Sukaramai semuanya musnah terbakar.

"Ada enam toko pakaian saya di dalam yang terbakar. Satu hari saja omset saya bisa sampai Rp1,5 milliar. Kalau gini kan rugi banyak," keluhnya.

Hal serupa juga dirasakan Indra, sesama pedagang pakaian yang sudah bertahun-tahun berjualan di lantai dasar Plaza Sukaramai. Menurutnya, selain menyesalkan kelalaian pihak pengelola Plaza Sukaramai, ia dan teman-teman pedagang lainnya juga mengatakan belum mendapatkan kepastian kapan diperbolehkan masuk untuk membersihkan puing-puing dagangan mereka masing-masing. Sementara yang pasti, kerugian besar sudah mereka alami.

"Kami minta pengelola mendirikan posko informasi agar kami bisa dapat kepastian, kapan boleh masuk dan kapan boleh jualan lagi. Kami tak mau kalau cuma menunggu tanpa kepastian karena kami juga butuh makan dan modal untuk berjualan lagi," tegasnya.

Terkait masalah kekesalan para pedagang tersebut, saat ditemui awak media dilokasi kebakaran, Suryanto selaku perwakilan pengelola Plaza Sukaramai enggan berkomentar. Ia lebih banyak bungkam sambil sesekali berpindah tempat saat akan dikonfirmasi. (noem)