GUNA MENINGKATKAN AKSES TERHADAP PANGAN

Agro Industri Pangan Lokal Gerakkan Ekonomi Masyarakat

Agro Industri Pangan Lokal Gerakkan Ekonomi Masyarakat

Akses ekonomi terhadap pangan tidak dapat dilepaskan dari belitan masalah ekonomi. Dalam konteks ilmu ekonomi, daya beli berhubungan berat dengan pendapatan masyarakat dan pendapatan ini timbul karena adanya aktivitas ekonomi yang dilakukan oleh masyarakat.

Perspektif ketahanan pangan Undang-undang No.18 tahun 2012 telah mengamanatkan bahwa upaya mewujudkan ketahanan pangan merupakan tanggung jawab bersama antara pihak dan masyarakat. Strategi utama untuk mencapai hal tersebut diformulasikan dengan sangat baik dalam pernyataan berikut.

"Mengembangkan sistim ketahanan pangan yang berbasis pada keragaman sumber daya pangan, kelembagaan dan budaya lokal dalam rangka menjamin tersedianya pangan dan gizi, baik jumlah maupun mutu yang dibutuhkan pada harga yang terjangkau, dengan memperhatikan peningkatan pendapatan petani/nelayan serta produksi yang diatur dengan Undang- undang".

Dalam perspektif inilah masyarakat bisnis turut bertanggung jawab dalam membangun ketahanan termasuk di dalamnya penumbuhan kegiatan ekonomi yang menimbulkan pendapatan dan meningkatkan akses ekonomi terhadap pangan.

Peran serta masyarakat termasuk industri dan bisnis menjadi lebih penting lagi dalam era otonomi daerah dengan segala variasi yang ada. Harus diakui bahwa keragaman ekologi, biodiversitas, budaya dan sosial belum berhasil digunakan secara optimal dalam menggerakkan ekonomi masyarakat lokal. Basis inilah yang harus digunakan dalam mengembangkan agroindustri pangan lokal agar dapat menggerakkan kegiatan ekonomi dan menciptakan pendapatan pada satu sisi serta sebagai wahana diversifikasi pangan pada sisi yang lain.

Penumbuhan industri penghasil nilai tambah dengan berbasiskan kepada potensi lokal merupakan strategi jitu untuk menggerakkan ekonomi daerah berdasarkan potensi yang dimilkinya. Nilai tambah yang didapat inilah yang diharapkan dapat menumbuhkan lapangan kerja dan pendapatan bagi masyarakat setempat. Era ekonomi daerah dan keragaman potensi di Indonesia makin membuka peluang dilaksanakannya strategi ini. khususnya di Provinsi Riau.

Kerangka pikir di atas lah yang seyogianya mendasari pengembangan Agroindustri Pangan Lokal. Dengan demikian, seluruh potensi lokal diramu sedemikian rupa sehingga menguatkan agroindustri yang dibangun di daerah. Seluruh sumber daya lokal/indigenous resources dioptimalkan untuk (1) menggerakkan ekonomi masyarakat dalam rangka meningkat akses ekonomi melalui penciptaan lapangan kerja dan pendapatan, serta (2) meningkatkan keragaman konsumsi melalui berbagai menu yang dikembangkan dari bahan tersebut.

Nilai Tambah sebagai Penghela
Nilai tambah dapat digunakan sebagai penghela tumbuhnya agroindustri pangan lokal yang dapat menggerakkan ekonomi masyarakat dan diversifikasi pangan secara stimultan. Nilai tambah yang diciptakan harus dapat menimbulkan tarikan teknologi untuk menumbuhkan kegiatan ekonomi yang mengakar kepada potensi yang ada. Untuk itu, inovasi yang terus menerus yang selaras dengan tuntutan pasar dan kebutuhan konsumen merupakan kunci sukses pendekatan ini.

Hanya dengan cara inilah tuntutan pasar akan berjalan seiring dengan kamjuan produsen dan memberikan manfaat yang mal untuk seluruh pihak. Introduksi teknologi dalam pengembangan produk-produk bernilai tambah diharapkan dapat memperluas pilihan pemenuhan bahan pangan masyarakat Indonesia pada satu sisi dan dapat menumbuhkan kegiatan ekonomi lokal pada sisi yang lain.

Helaan nilai tambah terhadap tumbuhnya agroindustri pangan lokal diwujudkan dalam dua bentuk, yaitu teknologi proses dan penggandaan skala skala serta strategi bisnis yang relevan. Kedua hal ini merupakan muara dari proses-proses penelitian dan kajian yang dilakukan oleh para peneliti, baik dilembaga pemerintah maupun swasta. Dengan kata lain, pada ranah inilah para peneliti berperan dalam pengembangan agroindustri pangan lokal.

Aspek lokal dalam pengembangan agroindustri pangan lokal diwujudkan dalam bentuk bahan baku lokal sebagai sebagai hasil dari proses produksi pertanian dan pengolahan primer. Spesifikasi produk sebagai hasil dari kajian dalam aspek gizi dan kebiasaan makan, serta situasi kondusif dalam bentuk lingkungan strategis sebagai hasil dari kajian dalam bidang kebijakan dan dukungan pemerintah. Perpaduan berbagai aspek dalam dimensi nilai tambah dan kelokalan inilah yang berperan dalam menggerakkan ekonomi masyarakat dan diversifikasi pangan.

Untuk mencapai kedua tujuan tersebut di atas, diperlukan keterpaduan sejak perencanaan hingga implementasi. Keterpadauan hulu- hilir berawal sejak proses- proses di on-farm, di pengelolaan hingga tingkat konsumsi. Butir penting dari strategi ini adalah terdapatnya satu kesatuan manajemen disepanjang rantai nilai manajemen. (adv)***