Diminati Pasar Regional

Sabut Kelapa Meranti Mulai Diolah

Sabut Kelapa Meranti Mulai Diolah

SELATPANJANG (HR)-Kabar baik bagi petani kelapa di Kepulauan Meranti. Hasil perkebunan mereka yang telah sekian lama lesu akibatnya murahnya harga kelapa, kini telah mulai bisa diolah menjadi barang bernilai ekonomis.

Syaiful, warga Desa Kedaburapat Kecamatan Rangsang Pesisir, berkat pengalamannya bekerja di Malaysia beberapa tahun silam, ia berhasil mengolah sabut kelapa menjadi bahan baku dalam bentuk serat (cocofiber) dan serbuk (cocopeat).
 
Bahan baku inilah yang dicari pasar dalam jumlah besar, untuk diolah menjadi berbagai produk seperti bahan baku jok mobil, furniture, geotekstil dan lain sebagainya.

"Saya sedih di tempat orang (Malaysia, red) sabut laku dijual. Di tempat kita sabut berserakan tak berguna," ucap Syaiful, belum lama ini.

Berangkat dari keprihatinan tersebut dan sedikit pengalaman di negeri orang, Syaiful memberanikan diri untuk mencoba mengolah sabut-sabut tak berguna hasil perkebunan masyarakat petani kelapa di kampungnya.

"Harus ada yang duluan mencoba dan memberikan contoh kepada masyarakat," katanya.
Proposal untuk meminta mesin pengolahan sabut kelapapun diajukan ke Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kepulauan Meranti.

Namun karena harga mesin yang diajukan lumayan mahal, dia direkomendasikan untuk memasukkan ke Dinas Perindustrian Provinsi Riau.

"Gayung bersambut, provinsi bantu anggaran 4 mesin untuk 4 desa," ujar lelaki 38 tahun itu.
Dari 4 unit mesin tersebut, satu unitnya telah mulai beroperasi di Desa Kedabu Rapat. Untuk kilang ini, Syaiful mempekerjakan 20 orang warga tempatan."Target ekspor perdana kita sebanyak 50 ton serat untuk satu sekali pengiriman," jelasnya.

Lebih jauh dikatakan, pasar Malaysia menghargai serat sabut kelapa Rp4.000 per kilogramnya dan untuk serbuk yang dijadikan bahan baku fiber ini dihargai Rp3.000 per kilogram.

Sedangkan di tingkat petani di Pulau Rangsang, harga sabut kelapa dapat dijual dengan harga Rp100 per kilogramnya kepada para pengumpul.

"Untuk Desa Kedabu Rapat Kecamatan Rangsang Pesisir saja, dalam satu bulan mencapai 400 ribu buah. Jenis kelapa kita cukup bagus dibanding kelapa daerah lain yang berbeda jenis," katanya lagi.(ali)