Presiden Jokowi Marah Besar

Presiden Jokowi Marah Besar

JAKARTA (HR)-Presiden Joko Widodo mengungkapkan kekecewaannya pada Ketua DPR Setya Novanto, yang diduga mencatut namanya dalam proses renegosiasi kontrak karya PT Freeport. Jokowi tidak terima jika ada yang mempermainkan dan mencatut nama Presiden.

Hal itu diungkapkannya saat memberi pernyataan di Istana Negara Presiden.

Senin (7/12) petang kemarin. Awalnya, Presiden memberi pernyataan mengenai persiapan pelaksanaan Pilkada serentak. Saat itu, Jokowi masih terlihat tenang.

Tapi, raut wajah dan suaranya mendadak berubah ketika ditanya mengenai proses persidangan terhadap Setya Novanto yang berjalan di MKD DPR RI.

Dia juga mengacungkan jari telunjuknya sebagai penegas dari perkataannya. "Saya tidak apa-apa dikatakan Presiden gila, Presiden sarap, Presiden koppig, tidak apa-apa. Tapi kalau sudah menyangkut wibawa, mencatut meminta saham 11 persen itu yang saya tidak mau. Tidak bisa. Ini masalah kepatutan, kepantasan, moralitas. Itu masalah wibawa negara," ungkap Jokowi dengan nada tinggi.

Setelah mengatakan itu, Jokowi langsung meninggalkan wartawan sambil berkata "cukup."

Jokowi menilai bahwa permintaan saham dan pencatutan nama itu adalah soal kepatutan, moralitas, dan wibawa negara. Presiden juga menegaskan, dia tidak terima lembaga kepresidenan dimainkan oleh pihak-pihak tak bertanggung jawab. Apalagi, ada yang berusaha mencari keuntungan dengan menggunakan namanya.

"Proses yang berjalan di MKD harus kita hormati. Tetapi, tapi, tidak boleh yang namanya lembaga negara dipermainkan," tambahnya.

Sementara itu, kata Kepala Staf Presiden, Teten Masduki, mengatakan, Presiden Jokowi meluapkan kemarahannya setelah membaca transkrip pembicaraan secara utuh antara Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Setya Novanto dan pengusaha Riza Chalid saat bertemu dengan Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin. Jokowi sendiri baru sempat membaca transkrip pembicaraan tersebut pada Senin kemarin.

"Presiden dibilang koppig, sudah sering dihina seperti itu, tidak akan marah. Tapi karena dicatut namanya, dibilang minta saham, beliau marah luar biasa," ujarnya.

Teten mengungkapkan, Jokowi sudah menahan marah sejak pagi atau siang hari. Ia menyebut bahwa Jokowi tidak terima dicatut namanya untuk meminta saham kepada Freeport.
"Karena ini terkait moral dan etika pemerintahan," ucap Teten.

Meski demikian, Teten belum dapat memastikan langkah yang akan ditempuh Presiden jika hasil sidang MKD mengecewakan. Menurut dia, urusan penegakan hukum bisa berjalan tanpa perlu laporan atau izin dari Presiden seperti penyelidikan yang tengah dilakukan Kejaksaan Agung.

"Presiden baru baca secara khidmat transkrip lengkap pada hari ini, lengkapnya beliau baca, dan marah sejak pagi, sejak siang sudah marah, tapi menahan diri," pungkas Teten. (bbs/kom/dtc/sis)