Pariaman Percepat Pembangunan Dermaga Kapal

Pariaman Percepat Pembangunan Dermaga Kapal

Pariaman (HR)-Pemerintah Kota Pariaman, Sumatera Barat, akan mempercepat proses pembangunan dermaga pelabuhan kapal nelayan, guna mendorong peningkatan hasil tangkapan ikan di daerah itu.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) setempat, Yanrileza di Pariaman, Jumat, mengatakan saat ini proses pengerjaan jetti atau batu pemecah ombak di kawasan dermaga sudah mencapai 83 persen.

"Untuk tahap awal pengerjaan jetti sudah hampir rampung, rencananya akan dilanjutkan pada 2016," kata dia.

Ia meneruskan pembangunan jetti di Muaro Pariaman merupakan cikal bakal pembangunan dermaga yang diperkirakan dapat menampung kapal sebanyak 30 gross tonage (GT).

Dalam pembangunan dermaga tersebut, pemerintah setempat dibantu pihak Kementerian Kelautan dan Perikanan sebesar Rp4 miliar untuk pembangunan jetti sepanjang 167 meter.

Pada 2016 kelanjutan pembangunan dermaga juga akan dibantu dana DAK infrastruktur sebesar Rp12,8 miliar, dan mulai ditenderkan pada awal Januari 2016.

Pemerintah setempat menargetkan pada 2017 pembangunan dermaga sudah selesai dengan pagu anggaran sebesar Rp34 miliar.

Dikatakannya, pola pembangunan dermaga akan menggunakan dua jalur jetti atau penahan arus gelombang laut dan pada posisi tengah dijadikan tempat kapal-kapal berlabuh.

"Dengan adanya dua jalur batu pemecah ombak yang dibangun, diperkirakan bisa menahan arus gelombang laut yang mengarah ke dermaga," ucap dia.

Terkait kajian pembangunan tersebut, pemerintah setempat telah menganggarkan dana sebesar Rp150 juta untuk pembuatan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).

Ia mengklaim daerah itu layak untuk dibangun dermaga karena sebelumnya lokasi tersebut bekas pelabuhan.

Sementara itu, Manager PT. Landsano, Fauzan pelaksana proyek mengatakan sejauh ini pembangunan batu pemecah ombak sudah 83 persen dan diperkirakan selesai pada 15 Desember 2015.

Ia mengatakan dalam proses pengerjaannya, terdapat penambahan panjang jetti tiga meter karena ada perubahan volume galian.
Untuk material sendiri diambil dari daerah Sungai Bangek, Gunung Sarik, dan Tandikek Kabupaten Padangpariaman.

"Total 9.000 kubik lebih material sudah diturunkan dari 10.000 kubik jumlah yang ditetapkan," kata dia.

Ia menambahkan proses pengerjaan dimulai 1 September dan berakhir 9 Desember, namun diprediksi akan selesai lebih cepat dari tanggal kontrak yang ditetapkan. (ant/rio)