Gelanggang Remaja Jadi Arena Tawuran

Kongres HMI Rusuh Lagi

Kongres HMI Rusuh Lagi

PEKANBARU (HR)-Cerita tak elok kembali menghiasi perjalanan Kongres XXIX Himpunan Mahasiswa Islam di Gelanggang Remaja, Jalan Jenderal Sudirman Pekanbaru. Untuk kesekian kalinya, rusuh antarpeserta kongres kembali terjadi. Buntutnya, situasi di areal gedung Gelanggang Remaja pun berubah menjadi tempat tawuran. Peristiwa itu terjadi Jumat (4/12) dinihari.

Sayangnya, kerusuhan terus meluas hingga ke luar arena kongres. Alhasil, sejumlah warga yang sempat melintasi tempat kejadian, jadi ketakutan. Areal sekitar Gelanggang Remaja pun mencekam. Sejumlah fasilitas gedung seperti kursi, meja menjadi rusak. Begitu juga sejumlah kaca jendela gedung dan pintu, juga ikut hancur. Aksi bahkan sempat meluas dengan aksi saling lempar batu di luar gedung.

Situasi baru pulih beberapa saat kemudian, setelah aparat keamanan turun tangan. Sebelumnya, petugas bahkan harus beberapa kali melepaskan tembakan peringatan ke udara, agar peserta kongres segera mengakhiri tawuran.

Kongres
Tak ayal, kondisi itu pun mendapat perhatian serius dari pemerintah. Pemprov pun langsung bereaksi. Kongres pun dibatasi hingga hari ini (sabtu, 5/12, red) pukul 12.00 WIB. Bila hingga batas waktu tersebut kongres belum selesai, maka kongres akan dibubarkan paksa oleh pihak keamanan.


"Kami kembali memberikan tolerasi kepada panitia hingga besok (hari ini red) untuk menyelesaikan Kongres. Jika tidak, silakan rapatkan kembali mau dipindahkan atau bagaimana," ujar Plt Gubri, Arsyadjuliandi Rachman, usai rapat bersama Danrem 031/WB dan Polda Riau, di Kantor Gubernur Riau, Jumat kemarin.

Dijelaskan Plt, seluruh peserta kongres harus segera meninggalkan Riau. Pasalnya, pada tanggal 9 Desember 2015 mendatang, seluruh aparat keamanan akan difokuskan untuk pengamanan Pilkada serentak di Bumi Lancang. Dengan waktu 19 jam yang tersisa terhitung tadi malam, panitia dan peserta kongres harus mengosongkan Riau, dan tidak ada lagi kegiatan HMI.

"Kita akan fokus Pilkada yang tinggal beberapa hari lagi, jadi waktu yang ada ini manfaatkan. Seluruh aparat keamanan akan difokuskan di Pilkada," tegas Plt Gubri.
Sementara itu Danrem 031/WB, Brigjen TNI Nurendi, menyayangkan bentrok tersebut. Akibatnya banyak yang dirugikan baik masyarakat maupun peserta kongres sendiri.
"Kita sayangkan aksi bentrok, tapi Alhamdulillah bisa di redam oleh aparat keamanan. Kami memberikan batas waktu hingga Sabtu, puul 12.00 WIB siang," tegas Danrem.

Interupsi tak Digubris
Informasi di lapangan, rusuh bermula ketika interupsi yang disampaikan sejumlah peserta kongres, karena tak terima ketetapan rapat Pleno III. Namun interupsi tersebut tak diterima pimpinan sidang.

Buntutnya, puluhan peserta kongres langsung menyerbu para pimpinan sidang yang duduk di depan. Mayoritas massa yang melakukan penyerangan ini, adalah peserta dari Sulawesi. Merekapun melempar kursi dan meja ke arah pimpinan sidang, yang selanjutnya dibalas dengan lemparan kursi dari pihak pengamanan sidang.

Akibatnya, ada beberapa peserta yang terkena lemparan kursi yang mayoritas terbuat dari besi. Ada yang berhasil menyelamatkan diri, namun ada pula yang menjadi bulan-bulanan akibat tertimpa benda-benda tumpul.

Aksi bahkan kian memanas, saat massa yang menyaksikan turut menyerang. Tak pelak, suasana sangat gaduh dan perang kursi dan besi tak bisa dihindarkan. Tragisnya, peserta wanita terkurung diantara kericuhan tersebut. Sebagian menangis, dan ada juga yang berteriak histeris, lantaran rak tahu harus berbuat apa.

Karena kalah jumlah, pihak pengamanan kongres akhirnya menggiring pimpinan sidang ke ruang evakuasi dan menutup pintu. Melihat itu, massa kian beringas dan melempari apa saja benda yang didapat, agar pintu terbuka. Namun tetap saja tak bisa dijebol. Lalu massa merangsek keluar dari pintu alternatif dan mengejar sampai keluar.

Namun rusuh tak sampai di situ. Pasalnya sejumlah peserta kongres yang diduga dari Maluku, memblokade akses jalan keluar presidium sidang dan massa asal Makassar. Mereka
tersinggung oleh perkataan salah satu kader asal Makassar yang mengatakan Maluku tidak mengerti kongres.

BUntutnya, massa HMI asal dua daerah itu pun terlibat bentrok. Perang baru terjadi di sepanjang Jalan Sudirman, tempat kongres digelar. Meski polisi sempat melepaskan tembakan peringatan, namun emosi peserta kongres belum padam.

Saat subuh menjelang, rusuh baru mereda. Hal itu setelah petugas keamanan membubarkan paksa massa yang sampai merusak fasilitas umum untuk dijadikan senjata tawuran itu. Aparat Kepolisian akhirnya berhasil memukul mundur massa dengan berbaris dan membentuk pagar hidup dan memukul mundur massa dari dua arah sekaligus.

Sayangnya, aksi ini kembali membuat warga menjadi dirugikan. Para penjual jajanan yang mangkal di pinggir jalan dekat arena kongres, juga menjadi korban amukan massa. Begitu juga dengan kendaraan polisi, nyaris saja jadi korban amukan kedua kubu itu.

Begitu pula warga pengguna jalan, seperti para penjual di pasar yang berangkat subuh, juga tampak ketakukan. Mereka tak tahu harus berbuat apa, lantaran tanpa sengaja terkepung di antara kerumunan massa yang bertikai. Beruntung polisi cepat bertindak dan mengevakuasi mereka.

Namn tak ayal, seorang wanita yang mengaku karyawati Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, mengalami luka-luka usai terseret beberapa meter di aspal jalan. Wanita yang tidak diketahui namanya tersebut terjatuh dari sepeda motor matic miliknya, setelah melindas bongkahan batu, yang sebelumnya digunakan ratusan massa pada saat bentrokan terjadi.

Tak ayal, kejadian itu pun disesalkan Kapolda Riau, Brigjen Pol Dolly Bambang Hermawan. "Saya imbau kepada Pemda, harus ada batasan waktu. Kapan itu (Gelanggang Remaja Pekanbaru,red) digunakan mereka (HMI,red). Termasuk fasilitasnya," ujarnya.

Hal tersebut, kata Kapolda Riau, karena Gelanggang Remaja Pekanbaru tersebut merupakan aset daerah dan milik masyarakat. Sejauh ini, banyak fasilitas publik tersebut yang hilang dan rusak.

"Kita (polisi,red) bertugas mengamankan. Itu (Gelanggang Remaja Pekanbaru,red) milik publik. Milik masyarakat semua," lanjut Dolly.

"Kita dukung supaya kongres secepatnya diselesaikan. Karena kita masih banyak agenda lagi," terangnya seraya menyebut agenda terdekat yang akan dilakukan yaitu pengamanan Pilkada serentak di 9 kabupaten/kota se-Riau.

Untuk itu, Kapolda Riau menyebut kalau instansi terkait harus meninjau ulang waktu pelaksanaan kongres. "Kita akan tinjau ulang, termasuk memastikan terkait penyelesaian cepat kongres. Jika malam ini tak selesai, rekomendasikan ditutup saja, saya mintanya begitu," pungkas Dolly. (nur, nom, dod, bbs, grc)