SEMUKUT (HR)-Isu lingkungan bukan merupakan isu baru dalam hidup masyarakat, khususnya di Kabupaten Kepulauan Meranti.
Kondisi cuaca global yang kadang ekstrim saat ini, memiliki dampak negatif bagi peradaban manusia.

Perubahan iklim senantiasa mempengaruhi musim dan cuaca, yang terkadang harus merugikan semua pihak. Hal itu harus disikapi dengan tindakan nyata, sehingga dampak perubahan iklim tersebut dapat diminimalisir.

Seperti intensitas curah hujan yang terjadi beberapa minggu terakhir ini juga membuat sejumlah tempat dan lokasi pemukiman masyarakat mengalami kebajiran. Di berbagai ruas jalan juga banyak tergenang air yang menggaggu aktifitas masyarakat tersebut.

Fenomena alam ini terus berulang setiap tahun, untuk itu diharapkan ada tindakan yang nyata guna mencari solusi untuk mengatasi berbagai persoalan yang berkaitan dengan musim tersebut.

Persoalan ketinggian air pasang akhir-akhir ini harus menjadi perhatian serius bagi pemerintah daerah. Sehingga ketinggian pasang tersebut dapat diimbangi terhdap badan jalan, ketinggian dermaga atau jetty yang ada di berbagai pelabuhan yang ada.

Demikian disampaikan Sodikun, warga Desa Semukut Kecamatan Pulau Merbau kepada Haluan Riau Kamis kemarin, terkait fenomena alam yang membuat kendala terhadap aktivitas masyarakat.
Dikatakannya, beberapa tahun sebelumnya, ketinggian pasang laut yang dilihat dari tingginya dermaga di Semukut misalnya cukup membuat masyarakat tercengang.

Sebab sebelumnya pasang yang terjadi tidak sampai melampaui ketinggian dermaga itu. Namun belakangan ini tingginya pasang telah menenggelamkan seluruh dermaga. Bahkan juga jembatan menuju pelabuhan itupun turut terendam. Tentu saja hal ini menyulitkan masyarakat dan saat kapal yang akan merapat di dermaga tersebut.

Dikatakannya, pemerintah harus mampu mengatasi persoalan tersebut, melalui kajian dan tindakan yang tepat. Sehingga bangunan jalan dan dermaga maupun jetty yang akan dibangun di berbagai lokasi di Meranti, dapat dilakukan penyesuaian terhadap ketinggian air pasang.(jos)