Masyarakat Medan Apatis Sambut Pilkada

Masyarakat Medan Apatis Sambut Pilkada

MEDAN (HR)-Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Medan hanya tinggal sepekan. Namun geliat masyarakat untuk menyambut pesta lima tahunan ini sepertinya tidak menunjukkan kegembiraan.

Pasalnya, masyarakat sudah apatis dengan pemimpin yang hanya mampu mengumbar janji saat berkampanye. Ketika seorang pemimpin tersebut sudah mendapatkan apa yang diinginkan, janji saat berkampanye pun urung untuk di wujudkan.

Setidaknya, seperi itulah ungkapan hati Sirait, salah seorang warga Medan Sunggal yang merasa Pilkada Medan ini tidak memberikan dampak berarti baginya.

Dikatakan Sirait, setiap Wali Kota Medan jika sudah duduk, terus disibukkan dengan mengatur strategi pembagian jatah ‘kue’ untuk para pendukungnya. Sehingga lupa dengan program-program yang mereka publikasikan saat berkampanye di depan masyarakat.

“Biasanya kalau sudah duduk, lupa dengan janji. Itu sudah menjadi rahasia umum. Itulah alasannya mengapa masyarakat sekarang apatis dengan para pemimpin. Karena masyarakat sekarang tidak mudah dibodohi lagi. Masyarakat sudah pintar.

Kalaupun mereka menyebutkan mendukung, itu ada motif lain di balik kata dukungan tersebut,” ungkapnya, Rabu (2/12).
Hal senada juga disampaikan Siregar, warga Medan Marelan.

Kawasan Medan Utara yang meliputi empat Kecamatan Medan Marelan, Medan Labuhan, Medan Deli dan Medan Belawan, selalu menjadi objek kampanye setiap calon Wali Kota Medan yang hendak merebut kursi Medan 1. Karena, empat kecamatan tersebut sangat jauh tertinggal dari sisi pembangunan. Pemko Medan lebih mengutamakan pembangunan di inti kota ataupun kawasan Medan Selatan.

“Penyumbang suara tersebesar itu ada di Medan Utara. Pendidikan terendah juga banyak di Medan Utara. Pendapatan masyarakat yang dibawah rata-rata juga ada di Medan Utara. Jadi Medan Utara itu sangat seksi untuk dijadikan objek kampanye, meraup simpati masyarakat yang dilakukan calon Wali Kota Medan ataupun tim pemenangan mereka. Tapi ketika sudah terpilih, apa yang mereka realisasikan?,” ucapnya sambil melemparkan senyuman sindir.

Seperti diketahui, kedua kandidat calon Wali Kota Medan berulang kali mengunjungi kawasan Medan Utara, guna meyakinkan masyarakat yang bermukim di sana bahwa mereka serius membangun kawasan yang selama ini dianggap sebagai kawasan tertinggal dari sektor pembangunan.

Bentuk kampanyenya pun beragam. Mulai dari pembangunan rumah sakit type c, pembangunan sekolah negeri, nasib guru dan nelayan, pendidikan 12 tahun, membuka lapangan pekerjaan dan lainnya. Akan tetapi, semua itu ditentukan di bilik suara yang berlangsung pada 9 Desember, seperti apa wajah Kota Medan lima tahun mendatang. (wol/rio)