Bank Siapkan Belanja Teknologi Informasi

Bank Siapkan Belanja Teknologi Informasi

JAKARTA (HR)-Musim perlambatan kredit tidak meredam rencana perbankan mempercantik layanan teknologi informasi. Sama seperti tahun sebelumnya, bank masih rela merogoh kocek jumbo untuk berbelanja kebutuhan TI.

Coba tengok rencana bisnis Bank Central Asia (BCA). Bank milik Grup Djarum ini menganggarkan belanja modal TI sebesar Rp2 triliun di 2016. Belanja modal TI ini lebih tinggi dibandingkan tahun ini yang sekitar Rp1,2 triliun hingga Rp1,3 triliun.
Bank Mandiri juga menyiapkan bujet besar. Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, pihaknya mengalokasikan  dana sebesar US$ 100 juta untuk belanja TI.

Bujet ini lebih rendah ketimbang tahun ini yang sebesar US$ 180 juta.  Tapi, belanja TI bank berlogo pita emas itu masih lebih tinggi ketimbang pengeluaran untuk non-TI yang dibanderol Rp400 miliar pada tahun depan.

Tak mau ketinggalan, CIMB Niaga merogoh kocek hingga sebesar Rp2 triliun untuk pos TI. Direktur Utama Bank CIMB Niaga Tigor Siahaan menyatakan, investasi jumbo ini untuk menggenjot transaksi elektronik.

ATM dan EDC
Transaksi perbankan elektronik (e-banking) yang kian mendominasi menjadi salah satu fokus perbankan menggelontorkan belanja TI yang jumbo. Direktur Utama BCA Jahja Setiaatmadja menyatakan, belanja modal TI BCA itu akan digunakan untuk mengembangkan kartu digital BCA Sakuku, pembelian software, hardware, dan keamanan sistem layanan perbankan BCA.

BCA juga bakal mengganti sebagian mesin anjungan tunai mandiri (ATM) konvensional dengan mesin ATM recycling atau mesin yang bisa digunakan untuk menarik sekaligus menyetor duit.

Harga ATM recycling tiga kali lipat lebih mahal ATM biasa atau sekitar US$ 20.000 per unit. Namun, ATM jenis ini menekan biaya operasional BCA, khususnya dana menyuplai uang.

Per September 2015, BCA  memiliki ATM sebanyak 16.783 unit. "Tahun depan, BCA akan menambah sekitar 1.500 sampai 2.000 unit ATM," ujar Jahja.

Kartika menambahkan, sebagian belanja modal TI bakal terserap untuk ekspansi mesin ATM dan alat gesek (EDC). “Belanja modal itu akan kami gunakan untuk mengganti sistem mandiri  internet banking dan mobile banking dengan tampilan yang lebih mudah,” imbuh Kartika.

CIMB Niaga juga menganggarkan dana besar untuk meningkatkan investasi berkelanjutan di teknologi informasi. "Secara berkala akan kami tingkatkan ke depannya karena masa depan perbankan terletak pada transactional banking," ujar Tigor.
Tahun depan, perbankan tetap menyediakan belanja modal TI  yang besar. Anggaran itu tak terpangkas oleh anggaran lain, seperti dana akuisisi.

Sederet bank besar lain pun sudah merencanakan belanja modal besar untuk TI. Ada Bank Negara Indonesia (BNI) yang bakal merogoh belanja Rp1,5 triliun untuk mengembangkan mobile banking.

Sementara, Bank Rakyat Indonesia (BRI) menyiapkan belanja modal sebesar Rp4 triliun hingga Rp 5 triliun tahun depan. Setengah dari belanja modal itu untuk pengembangan TI BRI. Sebagian lain untuk sejumlah pos, termasuk akuisisi.(kcm/mel)