YUAN SEBAGAI MATA UANG DUNIA

BI Respons Positif

BI Respons Positif

Jakarta (HR)-Bank Indonesia menyambut baik keputusan International Monetary Fund memasukkan mata uang Cina, yuan atau renminbi ke dalam keranjang mata uang cadangan internasional.

Gubernur BI Agus DW Martowardojo menilai keputusan IMF tersebut secara otomatis memperkuat kedudukan yuan dalam perdagangan dan investasi global, di mana posisinya menjadi sejajar dengan dolar, euro, poundsterling dan yen.

"Kalau seandainya Renminbi jadi mata uang resmi bagian dari SDR itu justru lebih baik karena tentu akan menjadi mata uang yang dipakai dalam perdagangan internasional, ekspor maupun impor dan mata uang yang free useable currency jadi banyak digunakan untuk bertransaksi untuk investasi maupun lain,” kata Agus di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (1/12).

Dampaknya buat Indonesia, kata Agus, akan lebih positif mengingat yuan selama ini telah menjadi bagian dalam cadangan devisa BI. Menurutnya, keputusan IMF tersebut juga akan membantu Indonesia mewujdkan penggunaan yuan dan rupiah dalam perdagangan antarnegara.

"Nanti kegiatan untuk ekspor-impor dengan menggunakan mata uang renminbi dan rupiah makin dapat diwujudkan tapi perlu sosialisasi yang baik oleh otoritas di Tiongkok yang bertanggung jawab terhadap yuan,” ujarnya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Cina merupakan salah satu mitra dagang terbesar Indonesia. Sepanjang Januari-Oktober 2015, total impor produk non migas China mencapai US$23,82 miliar atau 24,24 persen dari total impor nonmigas US$97,87 miliar.

Sementara itu, total ekspor non migas Indonesia ke Negeri Tirai Bambu mencapai US$11,01 miliar atau 9,88 persen dari total ekspor non migas Indonesia dalam periode yang sama US$111,46 miliar.

IMF, Senin (30/11) waktu Amerika Serikat memutuskan untuk memasukkan yuan ke dalam keranjang mata uang cadangan SDR, melengkapi dolar, euro, poundsterling dan yen yang telah lebih dulu masuk. Hal ini secara tidak langsung merupakan kemenangan bagi upaya Beijing untuk mendapat pengakuan sebagai kekuatan ekonomi global.

Untuk memenuhi persyaratan IMF, Beijing telah melakukan serangkaian reformasi dalam beberapa bulan belakangan seperti akses lebih baik bagi warga asing untuk masuk ke pasar mata uang China dan memperpanjang jam perdagangan yuan.(cnn/mel)