Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2015

Program BRK Sejalan dengan Prediksi BI 2016

Program BRK Sejalan dengan Prediksi BI 2016

JAKARTA (HR)-Ajang Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2015 di Assembly Hall, Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, Selasa (24/11) menjadi pedoman arah kebijakan bisnis perbankan nasional tahun 2016 dan sikap BI di tahun 2016.

"Bank Riau Kepri telah mengambil sikap terhadap perlambatan ekonomi dunia dan apa langkah yang diambil tersebut telah sejalan dengan program pemerintah terutama tentang kebijakan ekonomi yang memasuki jilid 6 ersebut," ungkap Dirut Bank Riau Kepri Irvandi Gustari.

Acara istimewa ini dihadiri Wakil Presiden RI Jusuf Kalla, Gubernur BI Agus DW Martowardojo yang memberikan pidato akhir tahun, Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Sofyan Djalil, Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Haddad beserta seluruh Gubernur se-Indonesia, para Dirut Bank se-Indonesia dan Kepala Perwakilan BI di setiap propinsi, termasuk Direktur Utama Bank Riau Kepri Irvandi Gustari.

Pertemuan rutin yang digelar BI setiap tahunnya ini sebelumnya dikenal dengan nama Bankers Dinner yang hanya dihadiri kalangan perbankan dan beberapa kementerian. Untuk tahun ini, Wapres Jusuf Kalla memberikan sambutannya dengan tema Sinergi untuk Percepatan Transformasi.

Lanjutkan Upaya Pendalaman Pasar Wapres berharap, Bank Indonesia tetap akan melanjutkan upaya pendalaman pasar keuangan yang telah dirintis sebagai opsi sumber pembiayaan dan dapat meredam gejolak eksternal yang diproyeksi masih bakal terjadi.

Sejalan itu, Gubernur Bank Indonesia Agus DW Martowardojo mengatakan, ekonomi pada tahun mendatang masih akan ditopang geliat domestik. Pasalnya, meski pertumbuhan ekonomi global akan mulai terlihat pada 2016 sebesar 3,5 persen, tapi kenaikkan tersebut dipandang berpotensi menjadi lebih rendah. Risiko koreksi tersebut, akan terjadi terutama jika pemulihan ekonomi Cina dan negara berkembang tak sesuai harapan.

Di samping itu, normalisasi kebijakan moneter Amerika Serikat pun membuat kewaspadaan arah aliran modal keluar dari negara berkembang kian menguat.

"Sehingga kami memperkirakan sumber ekonomi masih ditopang dari domestik dengan laju 5,2-5,6 persen dan kredit akan sebesar 12- 14 persen," jelas Agus.

Disebutkan, untuk mencapai target tersebut, perlu ada kerja keras dalam pembenahan di sektor riil dan sektor keuangan. Adapun, secara keseluruhan, Agus mengklaim pada tahun depan, bank sentral akan terus memperkuat kebijakan moneter, makroprudensial, serta sistem pembayaran dan pengedaran uang rupiah guna menjaga stabilitas makroekonomi, sekaligus memperkuat stabilitas sistem keuangan.

Sebelumnya Dirut BRK mengatakan, Bank Riau Kepri, Irvandi telah mengambil sikap terhadap perlambatan ekonomi dunia dan apa langkah yang diambil tersebut telah sejalan dengan program pemerintah terutama tentang kebijakan ekonomi yang memasuki jilid 6 tersebut.

Beberapa langkah yang diambil Bank Riau Kepri yaitu 5 pilar telah menunjukkan hasil positif dalam menghadapi perlambatan ekonomi. 5 pilar tesebut yaitu peningkatan penghimpunan dana non pemerintah, peningkatan penyaluran kredit UMKM, peningkatan kualitas SDM berbasiskan kinerja dan kompetensi dan peningkatan ketangguhan operasional & IT, peningkatan Internal Control secara terstruktur dan sistematis.

Menurut Dirut BRK tahun 2016 harus disikapi dalam bentuk optimisme dan penuh kehati-hatian yang disebabkan banyaknya faktor ketidakpastian, namun tentunya untuk Provinsi Riau dan Kepulauan Riau, dalam situasi yang sesulit apapun tetap ada peluang bisnis yang menjanjikan.(rls/mel)