Syamsuar Harapkan Atlet Indonesia Bangkit

Pebalap Malaysia Rajai Etape I Tour de Siak 2015

Pebalap Malaysia Rajai Etape I Tour de Siak 2015

SIAK (HR)-Pebalap sepeda asal Malaysia, tampil dominan dalam balap sepeda Tour de Siak 2015 etape pertama, Rabu (25/11). Tanpa basa-basi, tiga tempat pertama direbut pebalap asal negara jiran tersebut.

Etape pertama kemarin menempuh jarak sepanjang 154,18 kilometer antara Siak-Dayun.Hasilnya, posisi pertama direbut Muhammad Azwan bin Zulkifli (25) dari National Sports Council Of Malaysia (NSC).

Ia berhasil finish pertama dengan catatan waktu 3 jam 27 menit empat detik. Posisi kedua diraih Che Ku Mohammad Syamil bin Che Ku (20) dari tim Persatuan Basikal Trengganu dan posisi ketiga direbut Syofian Nabil Omar (22) asal NSC Malaysia dan posisi keempat diraih Nelson Martin asal CEBU Philipines di posisi keempat.

Pembalap yang berhasil merebut juara 2,3 dan 4 itu menembus garis finis dengan catatan waktu yakni sama, 3 jam 29 menit empat 4 detik.

Sementara itu, atlet balap sepeda Indonesia hanya mampu menjadi juara sprint pertama Yang dinilai di KM 51 tepatnya di depan Toko Jotun Siak. Ketika itu, tempat pertama diraih M Nur Fathoni dari Indonesia National Team Jakarta, disusul Bambang Suyadi dari tim JTM Indonesia, Iman Suparman dari tim ISSI DKI dan Marcelo Felipe dari Pilipina.

Sementara saat sprint kedua di KM 104, posisi pertama direbut Che Ku Mohammad Syami dari Malaysia disusul Sofian Nabil Omar. Sedangkan tempat ketiga diriah atlet tuan rumah tim BSP Didik Permana Sidik dan Rheno Yudo Sansaka dari tim ISSI DKI.

Ketika ditemui, ketiga jawara etape pertama asal Malaysia tersebut mengakui, meski beda tim, namun mereka kompak, berupaya mendobrak gerombolan besar dan mengatur strategi untuk mendahulukan rekan mereka.
"Kami bekerja sama, agar bisa memimpin lomba. Ini semua hasil kerja sama tim, untuk stage selanjutnya kami tetap memakai strategi ini," ujar Muhammad Azwan.

Hal senada juga dikatakan Che Ku Mohammad Syami. "Saya memilih memimpin gerombolan dan melepas Muhammad Azwan dari gerombolan pembalap, karena dia berpotensi menjadi juara," ujarnya atlet Malaysia yang pernah meraih prestasi di TdS 2014 lalu.

Dikatakan Che Ku, strategi ini akan dipakai untuk menjalai etape selanjutnya. Siapa pebalap yang satu negara dengannya dan berpotensi juara akan diupayakan untuk menang, kekompakan itu dilakukan sebagai bukti rasa nasionalis yang tinggi.

Dibalik keberhasilannya, Mohammad Syami mengakui banyak tantangan di balapan TdS ini, panjangnya tanjakan jembatan Tengku Agung Sultanah Latifah yang harus dilalui sebanyak 6 kali menguras energinya, berkat keyakinan dan kegigihanya ia berhasil menaklukkan tinggi dan panjangnya tanjakan jembatan itu.

"Tantangannya banyak, anginnya kencang, jalannya bergelombang dan berat melewati jembatan," kata Mohammad Syami.

Sementara itu, Bupati Siak H Syamsuar berharap mulai pada etape kedua yang digelar hari ini,  tim asal Indonesia bisa kompak, sehingga bisa menyingkirkan ketangguhan pebalap asing.

Menurutnya,, etape kedua jaraknya lebih panjang, sehingga atlet butuh stamina yang baik. Etape kedua akan leintasi Jembatan Tengku Agung Sultanah Latifah Siak dan Jembatan Sultan Syarif Hasyim Maredan.  

"Harapan saya sama dengan dengan harapan PB ISSI, atlit Indonesia bisa kompak untuk menang," kata Syamsuar.

Rice Direktur TdS Erwin Anwar yang juga pengurus PB ISSI menjelaskan bahwa sebenarnya banyak atlet handal yang mengikuti TdS kali ini, namun kekompakan atlet Malaysia berhasil meredam kemampuan atlet lain.

"Tim Indonesia juga memiliki atlet handal, Projo Waseso dan M Nur Fathoni, Philis juga punya dua atlit handal, namun kalah kompak dengan Malaysia," kata Erwin Anwar.

Erwin mengakui bahwa keegoan tujuh tim Indonesia yang mengikuti TdS sangat tinggi, mereka berjuang untuk timnya masing-masing, sehingga persaingan yang tercipta sesama Indonesia. Sementara tim Malaysia memiliki strategi yang beda, maka wajar kalau pemenangnya Malaysia.

Ia berharap pada etape selanjutnya para pembalap dri tim Indoesia bisa merubah strategi, kompak untuk mendahulukan atlit Indonesia, dengan cara ini diyakini atlit nasional bisa menang. "Untuk menang kita harus kompak, tidak bisa mendahuluka ego tim," kata Erwin Anwar. (lam)