Pertamina

Salurkan 98,2 Persen BBM Bersubsidi 2016

Salurkan 98,2 Persen BBM Bersubsidi 2016

Jakarta (HR)-PT Pertamina (Persero) mendapat tugas menyalurkan bahan bakar minyak bersubsidi jenis solar sebanyak 16,38 juta kiloliter (KL) pada 2016 atau setara dengan 98,2 persen dari total kuota solar bersubsidi sebanyak 16,68 juta KL. Sementara sisanya sebanyak 300 ribu KL disalurkan oleh PT AKR Corporindo Tbk.

Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Andy Noorsaman Sommeng menjelaskan, kedua perusahaan tersebut berhasil memenangkan seleksi Badan Usaha Pelaksana Penyediaan dan Pendistribusian Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu (P3JBT) yang diikuti oleh 23 perusahaan pemilik Izin Usaha Niaga Umum BBM.

Ia menuturkan, dari 23 perusahaan yang diundang untuk mengikuti penjelasan umum BBM PSO 2016, ada tujuh perusahaan yang mengambil dokumen seleksi. Selain Pertamina dan AKR, tujuh perusahaan lainnya adalah PT Puma Energy, PT Bintuni Cipta Lestari, PT Bahari Berkah Madani, PT Petrokam Hugo Oil, dan PT Buma Niaga Perkasa.

"Sampai dengan batas waktu yang telah ditentukan, hanya dua perusahaan yang mengirimkan penawaran yaitu Pertamina dan AKR. Kedua Badan Usaha tersebut selanjutnya dievaluasi yang meliputi administrasi maupun teknis dengan melakukan verifikasi atau kunjungan lapangan,” kata Andy di kantornya, Senin (23/11).

Untuk lokasi penyalur baru pelaksana P3JBT 2016, Andy mengatakan, berada di daerah-daerah yang memang masih memerlukan adanya penyalur baru untuk melayani masyarakat yang sangat membutuhkan.

Sementara Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Teguh Pamudji berharap kedua Badan Usaha tersebut dapat meningkatkan kemampuan penyediaan dan pendistribusian bahan bakar minyak sehingga pelayanan kepada masyarakat yang membutuhkan jenis BBM tertentu dan jenis BBM khusus penugasan akan semakin lebih baik.

"Untuk mencegah adanya kelangkaan BBM Bersubsidi di daerah-daerah, saya harap BPH Migas meningkatkan pengawasan melalui koordinasi dengan pemerintah daerah dan instansi terkait lainnya, bila perlu memberikan sanksi terhadap pelanggaran-pelanggaran dalam pendistribusian BBM Bersubsidi," kata Teguh.

Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang menuturkan, dalam surat penugasan yang ditekennya hari ini, badan usaha milik negara (BUMN) di sektor migas tersebut tidak hanya akan menyalurkan solar bersubsidi namun juga BBM penugasan jenis premium sebanyak 13 juta KL
"Angka kuota premium ini turun dibandingkan tahun ini sebanyak 14,8 juta KL. Ini kecil karena ada Pertamax dan Pertalite yang konsumsinya mulai naik, jadi kami diberikan kuota premium untuk wilayah Non Jawa Madura Bali sebesar itu,” kata Ahmad.

Meski pun kuota penyaluran premium dipangkas, Ahmad mengaku manajemen akan menuruti penugasan tersebut.
"Karena ada kenaikan jumlah konsumen yang membeli Pertamax sebanyak empat kali lipat dibandingkan sebelumnya. Selain itu porsi penjualan Pertalite telah mengambil 11-12 persen dari angka penjualan premium,” jelas Bambang.

Ia menyebut, saat ini rata-rata penjualan Pertalite mencapai 4 juta liter per hari, Pertamax sebanyak 8 juta liter per hari.

“Kalau dulu BBM non subsidi hanya 2,5 juta liter per hari. Lebih banyak yang membeli Premium sampai 80 juta liter per hari, sekarang Premium hanya sebanyak 65 juta liter per hari,” jelasnya.(cnn/mel)