Wapres Buka Kongres XXIX HMI Sindir Oknum Pembuat Rusuh

JK: Dahulukan Akal, Bukan Amarah

JK: Dahulukan Akal,  Bukan Amarah
PEKANBARU (HR)-Wakil Presiden RI Jusuf Kalla secara resmi membuka Kongres XXIX Himpunan Mahasiswa Islam, Minggu (22/11) di Hotel Labersa, Kampar. Dalam kesempatan itu, Wapres sempat menyindir sejumlah oknum kader organisasi pengkaderan itu, karena telah membuat rusuh dan mengganggu ketenteraman dan ketertiban masyarakat Pekanbaru. 
 
Ketika memberi sambutan dalam kongres yang mengangkat tema "Strategi Kebudayaan Himpunan Mahasiswa Islam untuk Indonesia Berkedaulatan" itu, Jusuf Kalla (JK) mengungkapkan, saat ini Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) telah berusia 68 tahun. Suatu usia yang sudah matang bagi sebuah organisasi, untuk berkiprah dalam kehidupan bernegara.  
 
Ia sendiri sudah bergabung dengan HMI sejak tahun 1960 lalu. "Berarti 55 tahun lalu. Jadi, kita (HMI, red) hadir bagaimana kecintaan dan kebersamaan kita terhadap bangsa ini," ungkap JK.
 
Dalam kesempatan itu, JK juga menjelaskan, tujuan didirikannya HMI adalah sebagai wadah pembentuk dan pencipta serta pengabdian mahasiswa berazaskan Islam. Wapres juga sempat menyindir ulah sejumlah kader HMI yang berbuat rusuh pada Sabtu malam kemarin. 
 
"Jadi, anda berdiri di sini sebagai insan akademis, yang mendahulukan akal, pikiran dan inovasi. Itulah HMI. Bukan mendahulukan kemarahan dan amarah. Dahulukan akal sehat. Tanpa itu, masalah tidak akan selesai," tegasnya. 
 
Menurut JK, saat ini banyak masalah yang muncul di negara-negara Islam, yang seharusnya menjadi perhatian serius bagi seluruh kader dan alumni HMI. Hal itu sangat relevan, mengingat Indonesia adalah negara dengan kaum muslim terbanyak di dunia. 
 
"Saat peringatan Tahun Baru Hijriyah lalu, banyak warga Timur Tengah minta perlindungan ke negara Eropa. Kenapa itu bisa terjadi, hal itu disebabkan pemerintahan di negara Islam itu telah gagal, sehingga negara mereka bisa diserang dihancurkan negara-negara besar," terangnya. 
 
"Pelajaran yang bisa diambil dari sini adalah, negara Islam itu harus menjadi negara kuat, bangsa yang kuat, sehingga tidak bisa diganggu negara lain," imbuhnya.
 
Untuk itu, kata Wapres, untuk memajukan sebuah bangsa, sektor politik ekonomi, dunia usaha dan kebangsaannya harus dibesarkan. "Makanya, bangsa ini tidak boleh gagal, harus bersatu dan maju. Agar kita tidak menjadi malapetaka," tuturnya lagi.
 
Dikatakan, selama ini dirinya selalu berupaya mendamaikan konflik di Indonesia. Sejauh ini, upaya itu bisa berjalan dengan baik, karena Indonesia adalah negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia dan memiliki toleransi yang besar pula. 
 
"Namun, kita kurang memiliki tokoh, pengusaha. Itulah kekurangan yang perlu ditingkatkan kita semua," ingatnya lagi. 
 
HMI Harus Berubah 
 
Sementara terkait internal HMI, Wapres JK mengharapkan pola kepemimpinan di HMI pada masa mendatang, harus diubah. Sehingga ke depannya, apa yang dilakukannya di HMI tidak saja menitikberatkan pada pelatihanan kepemimpinan saja, namun harus dikembangkan seperti menambah porsi pada bidang ekonomi sosial. "Semangat HMI harus membangun dan harus inovatif," ingatnya. 
 
JK kemudian mencontohkan ekonomi Indonesia yang turun sebagai imbas dari turunnya perekonomian dunia. "Seperti harga sawit turun, di mana sektor ini masih menjadi tumpuan masyarakat. Semua ini tidak akan dapat diatasi tanpa inovasi manufacture dan ekonomi keilmuan," terangnya.
 
JK juga mengingatkan betapa di era zaman sekarang, persaingan semakin ketat. Apalagi ketika Indonesia memasuki pasar bebas Asia dan Masyarakat Ekonomi Asia (MEA).
 
"Kalau tidak bekerja keras, maka masyarakat akan memilih barang-barang-barang luar seperti dari vietnam, malaysia. Akibatnya, produk kita sendiri jadi tak berkembang. Begitu juga dengan memperbaiki ilmu, kalau tidak ditingkatkan maka masyarakat akan lebih memilih berobat ke luar negeri seperti negara Malaysia," terang Kalla.
 
Makanya, kata Wapres, generasi muda harus mempersiapkan diri dengan inovasi yang baik. Seperti Mark Zuckerberg yang berinovasi membuat facebook menjadi orang kaya nomor tiga se-Dunia, walaupun dia  tidak tamat kuliah.
 
"Namun, bukan berarti menyuruh anda tidak sekolah, namun bagaimana berinovasi untuk sukses. Sehingga, tidak tamat saja sukses, apalagi kalau tamat tentu lebih sukses. Kita harapkan HMI tambah besar dan menghasilkan pemimpin berkualitas dengan ide-ide yang berkualitas pula," tambahnya. 
 
 
Dalam kesempatan itu, JK juga meminta jajaran HMI lebih kreatif dan inovatif dalam mencari dana untuk keperluan kongres, dengan tidak hanya sibuk membuat dan mengajukan proposal.
 
"Berbeda dengan jaman dulu, kami kalau mau kongres jual apa atau bikin pertunjukan cari dana. Sekarang sibuk bikin proposal cari-cari, tentu harus dibikin inisiatif yang baru. Ini HMI terus mengunjungi dan mencari kalau kongres. Tolong dibikin inisiatif yang lebih berbudaya-lah," tambahnya. 
 
 
Buka Kongres 
Usai memberikan pidato, Wapres JK pun membuka secara resmi Kongres XXIX HMI yang ditandai dengan pemukulan gong. Ikut mendampinginya Plt Gubri Arsyadjuliandi Rachman, Koordinator Presidium Majelis KAHMI, Mahfud MD, Akbar Tanjung, Ketum HMI 
Muhammad Arief Rosyid dan panitia pelaksana kongres. 
 
Kongres kemarin juga dihadiri sejumlah menteri Kabinet Kerja, di antara MenPAN, Yuddy Chrisnandi, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Syofyan Djalil dan Menteri Agraria Fery Mursyidan Baldan.
 
Sementara itu, Ketua Panitia Kongres, Fat Harianto Lisda mengungkapkan, Kota Pekanbaru sudah dua kali menjadi tuan rumah Kongres HMI. Sebelum sekarang ini, kongres juga pernah digelar pada tahun 1992 lalu. 
 
Dalam kesempatan itu, pihaknya berharap pemerintah lebih memperhatikan Riau, khususnya terhadap beberapa permasalahan yang masih mendera Bumi Lancang Kuning. Di antarnaya terkait persoalan asap yang sejak 18 tahun lalu, tak kunjung hilang. "Dalam hal ini, pemerintah bisa bertindak tegas mencabut izin perusahaan yang terlibat Karhutla," ujarnya. 
 
Sedangkan terkait internal HMI, pihaknya berharap pada periode mendatang, akan lebih banyak pengurus pusat HMI yang berasal dari Riau. Sejauh ini, hanya ada tiga pengurus yang berasal dari Riau. 
 
Sementara itu, Ketua Umum PB HMI, Muhammad Arief Rosyid berharap kongres tidak berjalan lama. Seperti yang dialami saat pemilihan dirinya, yang memakan waktu hingga sebulan. 
 
Senada dengan Fat Harianto, pihaknya juga memberikan apresiasi yang sebesar-besarnya terhadap Pemprov Riau, atas dukungan terhadap pelaksanaan kongres kali ini. Ia juga menyinggung perihal kabut asap, dan meminta pemerintah pusat lebih memperhatikan Riau. 
 
Sedangkan untuk kepengurusan HMI berikutnya, ia berharap pengurus ke depan bisa berjalan lebih baik. Khususnya mengembalikan HMI sebagai lembaga yang bermarwah dan intelektual. "Alhamdulillah, kita periode ini berhasil melakukan penelitian, pengangguran banyak di pemuda, pemuda tidak lagi sebagai objek tapi sebagai subjek," ujarnya. 
"Saat ini, ada 24 calon dalam kongres ini. Semoga kongres bisa memilih pemimpin yang berintegritas," pungkas Muhammad.
 
Sementara itu, Plt Gubri Arsyadjuliandi Rachman mengatakan, sejak lahir HMI sudah  menorehkan sejarah karena telah banyak melahirkan tokoh bangsa. "Salah satunya, Wapres Jusuf Kalla. Di masa akan datang, diharapkan kader HMI bisa menakhodai bangsa ini," ujarnya. 
 
Dalam kesempatan itu, Plt Gubri juga mengharapkan pemerintah pusat segera menuntaskan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Riau. Karena, dengan belum selesainya RTRW tersebut, membuat pembangunan di Riau jadi terhambat. 
"Baik dalam peningkatan infrastruktur jalan, pelabuhan dan lain sebagainya. Ini semua sangat tergantung pada RTRW Riau," ujar Plt Gubri. (rud)