Kualitas Beras Raskin Mengecewakan

Kualitas Beras Raskin Mengecewakan

Warga Siak khususnya di Sabak Permai, baru-baru ini sangat kecewa terhadap kualitas beras Bulog yang diperuntukkan untuk masyarakat miskin (Raskin). Beras yang diterima tak layak dikonsumsi.

"Kami kecewa kepada pemerintah atau pihak Bulog yang menyalurkan raskin kepada kami yang tak layak dikonsumsi manusia. Pasalnya, beras miskin yang kami terima sudahlah berserbuk, bauk, hancur dan juga berbatu. Sehingga masyarakat miskin tidak dapat menikmati bantuan tersebut," kata Mbah Tumiran salah seorang warga, belum lama ini.
Sungguh sangat disayangkan, pihak Bulog yang selama ini dipercaya menyalurkan beras miskin. Namun kepercayaan tersebut seperti dimanfaatkan untuk mengeruk keuntungan yang setinggi-tingginya oleh oknum tertentu.

Sekilas jika dilihat karung atau goni berasnya sangat bersih. Sepertinya tidak ada tanda-tanda beras lama. Namun setelah karung dibuka terlihat beras yang hancur, berserbuk dan tak layak dikonsumsi.
Hal tersebut sering ditemukan di lapangan oleh petugas desa atau Kaur Kesra. Namun karena merasa tidak enak hati dan bekerja dua kali, mereka (Kaur Kesra) terpaksa membagikan beras tersebut kepada masyarakat miskin dengan rasa sedih.

Sebagaimana disampaikan Kaur Kesra Kampung Sabak Permai Hasan, bahwa beras yang diterimanya untuk keluarga miskin rata-rata beserbuk dan tak layak dikonsumsi manusia. Itu bisa dibuktikan ketika raskin tersebut datang setiap 3 atau 4 bulan di kampung tersebut, atau kampung lainnya yang ada di Kabupaten Siak.

"Silakan saja diperiksa di setiap desa atau kampung yang menerima raskin, pasti akan dijumpai beras yang hancur atau yang bau dan bewarna. Kalaulah itu tidak disengaja, mana mungkin semuanya bisa seperti itu," katanya.

Masyarakat berharap kepada pihak terkait termasuk Bulog agar melakukan evaluasi dengan memeriksa terlebih dahulu beras yang akan disalurkan kepada masyarakat miskin. Karena selama ini terkesan ada unsur kesengajaan mencapur beras yang bagus dengan beras yang lama. Diduga ada oknum yang sengaja mencampur beras miskin tersebut dengan pasir atau batu.***