Lima Kepenghuluan Terendam Banjir

Lima Kepenghuluan Terendam Banjir

BANGKO PUSAKO (HR)-Lima Kepeghuuan di Kecamatan Bangko Pusako terendam banjir. Hal ini diduga akibat tersumbatnya saluran air Sungai Bangko yang telah terjadi sejak lama.

Hal ini dikatakan Sinaga, salah satu warga setempat. Lima Kepenghuluan itu di antaranya adalah, Kepenghuluan Bangko Bakti, Bangko Pusaka, Bangko Mas Raya, Bangko Sempurna dan Kepenghuluan Siarang-arang. Untuk itu, masyarakat meminta kepada pihak yang berwenang agar melakukan pembersihan di sepanjang sungai.

Dengan harapan, agar lahan yang telah ditanami dengan kebun sawit itu bisa segera berbuah dan meningkatkan perekonomian. Kondisi serius itu membuat pememukiman warga mengalami banjir dalam perkiraan keberadaan 5.000an hektare lahan warga di lima kepenghuan sekitaran sungai tersebut menjadi terlantar.

"Lahan saya ada dua hektare di pinggir sungai itu, tapi sudah delapan tahun tidak terurus, karena terendam banjir setiap tahun," ungkap Sinaga, Kamis (19/11).

Hal senada juga disampaikan Marian, yang memperkirakan aliran sungai Bangko yang perlu di bersihkan itu sepanjang 30 KM dengan lebar empat meter. Sepanjang aliran sungai itu, telah tertutupi oleh rumput tebal.

 Sehingga, saat musim penghujan, air meluap kelahan warga dan sangat susah untuk surut saat musim kemarau. "Saking tebalnya rumput itu, kita bisa berjalan di atas sungai. Tidak akan tenggelam kita," sebut Marian.

Taufik, warga lainnya, juga menyebutkan hal sama, bahkan diterangkannya, warga Kepenghuluan Bangko Pusaka merasa sudah bosan mengelola lahannya yang ada di pinggir Sungai Bangko, karena sudah berlangganan banjir tiap tahun. "Percuma dikerjakann, kalau musim hujan kita tak bisa kerja di sana," katanya.

Taufik juga sangat menyangkan keberadaan dua perusahaan perkebunan sawit, yakni PT Mas Raya dan PT Tunggal Mitra, yang juga berada di sekitaran wilayah Sungai Bangko, tidak ada perhatiannya terhadap kondisi sungai.

Selama beroperasi di Rohil ini, tanggung jawab perusahaan untuk membersihkan Sungai Bangko itu tidak pernah dilakukannya. Dua perusahaan itu, hanya membersihkan sungai yang berbatasan di lokasinya masing-masing. "Perusahaan yang sejatinya punya program CSR juga tidak berjalan, seharusnya perusahaan itu mau membersihkan Sungai Bangko," jelasnya.

Selain itu, permasalahan pembersihan Sungai Bangko juga sudah sering disampaikan masyarakat melalui proposal dan usulan musrenbang desa kepada Pemerintah Kabupaten Rohil. Namun, hingga sekarang, belum ada tanda-tanda dari pemerintah untuk membersihkannya.

"Sudah pernah diajukan permohonan ke bupati, terahirnya awal 2014 jelang Pileg lalu, tapi juga tidak ada hasil," tandasnya.***