Kapolres Meranti Promosikan Destinasi Pariwisata

Kapolres Meranti Promosikan Destinasi Pariwisata

SELATPANJANG (HR)-Kapolres Kepulauan Meranti, AKBP Z Pandra Arsyad bertekad akan terus mempromosikan sejumlah destinasi wisata yang ada di Kabupaten Kepulauan Meranti. Baik untuk tingkat nasional, maupun di tingkat international.

Salah satu obyek wisata yang dilakukannya yakni 'perang air'. Tradisi masyarakat yang sudah lama dilakukan di Kepulauan Meranti ini diperkenalkan Pandra pada ajang pemilihan Putri Pariwisata Indonesia 2015, yang digelar Senin (16/11) lalu.

Bukan hanya tradisi “perang air” yang diperkenalkan dalam momen pembekalan pada peserta finalis putri Indonesia 2015 itu. Tapi juga permainan rakyat Meranti lainnya yang tidak ada duanya bahkan untuk tingkat dunia seperti “lari di atas tual sagu”.

"Sehubungan saya juga diminta oleh Yayasan El John yang bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata RI untuk memberikan pembekalan kepada para finalis Putri Pariwisata di Gedung Sapta Pesona, Jakarta. Dalam kesempatan itulah  saya promosikan destinasi wisata yang banyak dari Meranti," ujar Pandra.

Antara lain  tradisi perang air, permainan gasing, lari di atas tual sagu, sampan layar (jung) dan mendongkah serta berbagai tradisi lainnya," ungkap Pandra yang mantan Abang None Jakarta itu, Selasa (17/11) kemarin.

Dikatakan Pandra, potensi wisata di Kepulauan Meranti cukup banyak dan unik-unik. Dan tidak dimiliki oleh daerah lain di Indonesia.

Untuk itu potensi pariwisata di Meranti cukup besar untuk dikembangkan di masa datang. Pandra juga menyebutkan, selain bentuk permainan rakyat yang akan menjadi daya tarik bagi industri pariwisata di Meranti, ternyata daerah itu juga memiliki puluhan situs budaya dan situs atau peinggalan benda sejarah yang bernilai relegius yang saat ini baru sebatas inventarisasi.

Seperti makam Tengkoe Soeloeng yang terletak di pusat Kota Selatpanjang. Demikian juga makam dan situs-situs bersejarah lainnya yang tentunya menyimpan berbagai catatan perjalanan dan peradaban masyarakat Meranti, puluhan bahkan ratusan tahun lalu.

Semua itu menjadi potensi destinasi yang sangat menjanjikan bagi masa depan Meranti. "Untuk itu kita juga berharap kepada masyarakat yang mengetahui adanya benda-benda bersejarah hendaknya  dilindungi dan dilaporkan kepada pemerintah setempat," tambahnya.

Dikatakan Pandra, kalau saat ini keberadaan berbagai situs purbakala peninggalan nenek moyang belum bermanfaat langsung bagi masyarakat. Tapi di masa depan, hal itu akan menjadi sebuah kebanggaan bagi seluruh masyarakat Meranti.

Sebagai penegak hukum, Pandra berharap agar seluruh masyarakat turut melindungi situs atau apapun bentuk peninggalan sejarah yang terdapat di Meranti.

"Jangan dirusak apalagi diperjualbelikan. Sehingga anak cucu kita kelak akan mudah mengerti tentang bagaimana sebuah sejarah terukir pada benda-benda bersejarah itu. Jika itu terawat dengan baik, dan dikelelo secara profesional, maka kunjungan wisatapun akan  mengalir ke Meranti,”sebut Pandra optimis.(jos)