jembatan Reteh Dinyatakan Darurat

PL untuk Fungsional

PL untuk Fungsional

KERITANG (HR)-Asisten II Sekda Provinsi Riau Masperi meninjau Jembatan Reteh, Sabtu (7/11). Dinyatakan, putusnya akses jembatan ini sudah masuk kategori darurat.

"Sudah masuk kategori darurat, maka sudah dapat penunjukan langsung (perbaikan jembatan) untuk fungsional, bukan untuk pembangunan langsung (permanen)," ungkap Asisten II Sekda Provinsi Riau Masperi ketika ditemui di lokasi.
"Ini merupakan respons atas pengaduan Bupati Inhil atas kondisi jembatan ini," sebutnya.

Menurut Masperi, dengan status darurat ini, maka segera dapat dialokasikan dana dana tanggap darurat kepada Dinas Bina Marga Provinsi Riau, untuk pembangunan jembatan secara fungsional.


Rombongan tim Asisten II Sekda Provinsi Riau ini terdiri dari Bappeda, Dinas Marga, ULP dan Inspektorat Provinsi Riau.
Sebelumnya, Bupati Inhil HM Wardan menyebutkan, memang sejak ambruknya Jembatan Reteh ini membuat akses transportasi barang dan warga menjadi terhambat.

"Maka, harus segera dibangun agar akses transportasi warga tidak terhambat," ujarnya.
Ambruknya ini juga membuat para pelajar yang akan menuju ke SMA 1 Keritang dari arah Kotabaru terpaksa menggunakan sampan dan pompong.

Sementara itu Wakil Ketua Komisi III DPRD Riau Musyaffak Asikin meminta Pemerintah Provinsi Riau menggesa perbaikan Jembatan Reteh.

Alasannya, menurut politisi Partai Amanat Nasional (PAN) asal Indragiri Hilir, saat ini arus transportasi sangat terganggu dan hanya mengandalkan penyeberangan sampan dan pompong.

"Kami mengharapkan Pemerintah Provinsi Riau segera action, memperbaiki agar jembatan ini dapat difungsikan, menjelang dibangunnya jembatan permanen yang baru tahun 2016 mendatang," ungkap anggota Badan Anggaran (Banggar) ini.

Disebutkan, pengaduan langsung Bupati Inhil HM Wardan kepada Plt Gubri Arsyadjuliandi Rachman, peninjauan Kadis Bina Marga dan Komisi III DPRD Provinsi Riau sudah mendapatkan gambaran bahwa memang ambruknya jembatan ini masuk kategori darurat.
"Kalau memang masuk kategori darurat, maka dapat diperbaiki dan atau dibangun segera melalui dana tanggap darurat," jelasnya.

Diterangkan, makin lambat perbaikannya, maka akses transportasi warga dan kepentingan lainnya makin lama pula terganggu.
"Terutama para pelajar yang harus bersusah payah menyeberang menggunakan sampan dan pompong menuju sekolah. Demikian juga aparat kepolisian dari Polsek Keritang dalam menjalankan tugasnya segera, kalau ada gangguan keamanan di Kotabaru," ujarnya menggambarkan diantara kendala yang dihadapi warga akibat lambannya pembangunan Jembatan Reteh ini.(rtc/yuk)