Baru Dibangun, Rigit Jalan Soeta Rp37,4 Miliar Retak

Baru Dibangun, Rigit Jalan Soeta Rp37,4 Miliar Retak

Pekanbaru (HR)-Proyek rekonstruksi Jalan Soekarno-Hatta Ujung simpang Jalan Kaharuddin Nasution, senilai Rp37,4 miliar dana APBN tahun 2015 pada Satker Pelaksanaan Jalan Nasional Provinsi Riau Wilayah II, yang baru selesai dibangun, sudah retak, patah dan berlobang.

Pantauan di lapangan, Rabu (4/11), setidaknya terdapat 17 kolom yang retak atau patah pada jalan rigit beton yang dikerjakan oleh Kontraktor Pelaksana, PT Virajaya Riau Putra tersebut. Sekitar 5 kolom lagi terlihat mulai berlubang dan mengelupas.

Menanggapi hal ini, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 5, Satker Pelaksana Jalan Nasional Provinsi Riau Wilayah II, Rukun Sitepu, bukan meminta kontraktor pelaksana untuk memperbaiki kerusakan tersebut, malah menyalahkan pengendara yang melewati jalan tersebut.
Dikatakannya, jalan tersebut retak akibat getaran kendaraan yang lewat disamping pekerjaan jalan tersebut. "Ketika pengecoran mungkin tidak ada masalah getaran tersebut malah memadatkan. Tetapi ketika pendinginan akan menyebabkan keretakan. Hal ini memang tidak bisa diatasi selagi kendaraan berat lewat disekitar jalan tersebut," ujarnya.
Ketika disebutkan apakah pihaknya tidak meminta bantuan dari instansi terkait seperti Satuan lalu Lintas atau Dinas Perhubungan untuk mengalihkan sementara arus kendaraan berat dari jalan tersebut, hingga jalan benar-benar aman, Rukun Sitepu, mengaku belum melakukan koordinasi.

"Tapi jalan sudah kita tutup dengan rambu-tambu pun masih dibuka oleh warga agar bisa lewat. Ini juga menjadi salah satu penyebab," ujarnya.
Sementara Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Asosiasi Kontraktor Konstruksi Indonesia, Syakirman, mempertanyakan kualitas dari proyek tersebut. Ia menduga, Satker Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah II sengaja membuat pekerjaan tersebut tidak berkualitas, agar tetap ada proyek. "Kita lihat saja, yang mereka kerjakan itu-itu saja. Belum tuntas sampai yang ujung satu sudah rusak di pangkal. Kita menduga pekerjaan tersebut sengaja dibuat tidak berkualitas, agar Pelaksanaan jalan Nasional Wilayah II tetap mempunyai proyek setiap tahunnnya," ujarnya.(hendra)